Dari ratusan pidato, ditemukan bahwa penyaji yang paling efektif menggunakan teknik yang sama dengan para pendongeng hebat: bercerita dan mengingatkan orang tentang kondisi terkini, kemudian mengungkapkan cara menuju kondisi yang lebih baik dengan analogi konflik yang perlu diselesaikan.
Ketegangan dari konflik tersebut membantu para pencerita membujuk penonton untuk mengadopsi pola pikir baru atau berperilaku berbeda — untuk beralih dari ‘apa yang ada’ menjadi ‘apa yang bisa terjadi’. Dengan mengikuti struktur cerita tiga bagian (awal, tengah, akhir), mereka menciptakan pesan yang mudah dicerna, diingat, dan diceritakan kembali.
Jika divisualisasikan, kira-kira seperti inilah struktur cerita yang bersifat persuasif:
Nah, supaya pitching–my berhasil goal, kamu bisa meramunya seperti cerita; mengalir, memiliki plot twist, mengandung ‘konflik’, dan tentunya dilengkapi solusi untuk menyudahi ‘konflik’ tersebut. Kamu bisa meramu presentasi dengan langkah ini:
1. Rangkai ‘pembukaan’ yang bisa menjadi kenangan para audiens
Mulailah dengan menggambarkan kehidupan seperti yang dirasakan anggota tim. Buatlah mereka mengangguk setuju dengan yang kamu ceritakan. Dalam situasi ini, anggukan anggota tim bisa menjadi salah satu ukuran apa kamu berhasil membawa mereka turut ke dalam suasana yang kamu bangun, serta mengartikulasikan hal yang mereka pahami dan rasakan. Hal ini menciptakan ikatan antara kamu dan mereka, sehingga lebih mudah membuka mereka untuk mendengar ide-ide kamu.
Setelah kamu bercerita tentang apa yang terjadi, perkenalkan visi kamu tentang apa yang bisa terjadi. Kamu bisa menunjukkan perbedaan signifikan terkait kondisi saat ini dan visi yang ingin kamu tawarkan. Contohnya:
What is (apa yang telah terjadi): “kita gagal mencapai sebagian target keuangan Q3 karena kekurangan staf.”
What could be (apa yang bisa terjadi): “namun, kita bisa menyelesaikan masalah ini dengan menggandeng beberapa klien besar.”
Setelah kamu menentukan celah itu, gunakan sisa presentasi untuk menjembataninya.
2. Kembangkan bagian tengah pitching
Setelah anggota tim menyadari bahwa kondisi mereka sedang tidak baik-baik saja, terus mainkan kontras antara apa yang ada dan apa yang bisa terjadi.
Misalnya, kondisi pendapatan startupmu sedang menurun, tetapi kamu ingin memotivasi karyawan untuk terus meningkatkan kinerjanya. Kamu dapat menyusun bagian tengah presentasi seperti ini:
What is: Kita tidak mencapai target Q3 sebesar sekitar 15 persen.
What could be: Performa kita harus lebih baik di Q4 agar kita bisa membayar bonus.
What is: Kita memiliki enam klien baru..
What could be: Dua di antaranya berpotensi menghasilkan lebih banyak pendapatan daripada yang dilakukan klien terbaik kita saat ini.
What is: Klien baru akan meminta kita siapkan teknologi virtual reality untuk mendukung kerjanya di dalam startup ini.
What could be: Kita akan mendatangkan pakar untuk membantu proses implementasi teknologi terbaru yang dibutuhkan.
Saat kamu bergerak bolak-balik antara apa yang ada dan apa yang bisa terjadi, penonton akan lebih terpikat mendengarkan presentasimu hingga akhir.
3. Tutup dengan set goal bersama
Tentu kamu tidak ingin mengakhiri pitching dengan memberi daftar tugas yang memberatkan. Sertakan ajakan bagi para anggota tim untuk bertindak. Buat ajakan tersebut itu menginspirasi sehingga orang ingin betul-betul bergerak dan mengambil tindakan. Jelaskan apa yang disebut dengan ‘kebahagiaan baru’ (new bliss): betapa jauh lebih baik dunia mereka ketika mereka mengadopsi ide-ide kamu.
Jadi, jika misalnya kamu ingin menutup presentasi tentang kondisi Q3 seperti contoh di atas, kamu dapat menutupnya dengan cara ini:
Call to action: Dibutuhkan kerja ekstra dari semua departemen untuk membuat nomor Q4, dan dengan begitu kita dapat mengirimkan produk ke klien baru kita tepat waktu dan tanpa kesalahan.
New bliss: Saya paham kita hampir patah arang — tetapi bertahanlah di sana. Ini adalah kesempatan kita untuk bekerja sama seperti tim juara, dan segalanya akan menjadi lebih mudah jika kita berhasil. Dan apa reward yang bisa kita ambil jika memenuhi target Q4? Tentu saja bonus, ditambah hari libur di akhir tahun.
Dengan menentukan target serta ‘imbalan’ di masa depan, kamu menunjukkan kepada anggota tim bahwa semangat serta peningkatan kinerja mereka akan sepadan dengan usaha mereka. Itu akan memenuhi kebutuhan mereka, bukan hanya kebutuhanmu.
Sebuah pitching atau presentasi memang hanya sebuah alat bantu untuk menyampaikan ide besar kepada para anggota tim. Namun, jika kamu tahu bagaimana cara menyampaikan presentasi yang menginspirasi, tentu alat ini akan membantumu menggerakkan anggota tim mencapai goal bersama. Jadi, selamat menginspirasi lewat presentasi!
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini