fbpx

Tips Membangun Startup Di Masa Krisis

Photo by Markus Winkler on Unsplash

Dalam masa krisis pandemi ini, membangun startup bisa jadi terasa lebih sulit. Namun, jika kamu dapat mengetahui peluang dari permasalahan yang dapat dipecahkan, bisa jadi startupmu akan meroket karena solusinya benar-benar dibutuhkan dalam situasi yang memaksa masyarakat untuk terus beradaptasi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa tips untuk kamu yang memulai startup saat pandemi:

Memperbesar pemasukan, meminimalkan pengeluaran.

Prinsip di atas terdengar sederhana, namun sebenarnya itu akan sangat efektif jika benar-benar diterapkan. Jangan hanya berpikir pada frasa awal “memperbesar pemasukan” karena bagian setelahnya itu penting untuk segera diterapkan. Mengapa? Karena itu adalah faktor yang ada dalam kontrolmu, tidak bergantung pada pihak lain.

Revenue yang besar bisa jadi sebuah tolok ukur yang objektif dalam kinerja sebuah perusahaan. Namun, apakah beban yang dikeluarkan perusahaan kurang dari pendapatan yang diterima? Apakah cashflownya benar-benar menunjukkan angka positif? Karena, kasus yang terjadi, beberapa perusahaan yang mengalami kebocoran revenue diakibatkan tidak mampu dalam mengidentifikasi penyebabnya.

Menjadi hati-hati saat menjalankan strategi dan melakukan evaluasi merupakan cara cermat yang patut dilakukan. Untuk itu, inilah beberapa penyebab yang bisa pelajari agar kamu terhindar dari revenue bocor yang berujung merugi (karena itu adalah hal utama yang ingin kamu hindari saat krisis ini bukan?)

1. Paket Unlimited untuk Early User

Bagi pengguna awal, mendapatkan tawaran paket unlimited seperti mendapatkan rejeki nomplok. Tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mendapatkan layanan yang maksimal. Terlihat legit dan menggiurkan, bukan? Namun, dari sudut pandang founder dan tim startup, menawarkan sesuatu tanpa batas kepada pengguna awal seperti langkah pertama terjerumus dalam malapetaka.

Memang, semakin banyak user yang tertarik untuk menggunakan layananmu, traction yang kamu dapatkan terlihat semakin besar. Akan tetapi, seiring pertumbuhan bisnis, cara tersebut bisa menjadi sumber kebocoran revenue, lho. Karena, pada akhirnya, semakin banyak pengguna, artinya akan semakin banyak permintaan dukungan pelanggan (menambah resource, tambahan kapasitas server, dukungan tim customer service, dan lain sebagainya).

2. Free Trial Terlalu Lama

Kita semua mengerti bahwa sesuatu yang gratis akan banyak menarik minat calon customer. Dalam hal ini, kita berbicara tentang free trial yang diberikan kepada calon buyer, katakanlah dalam rentang waktu 2 bulan. Setelah dilihat hasilnya, misalnya, sebanyak 30% user yang menggunakan free trial tidak melanjutkan subscription berbayar.

Dari sini, kamu bisa mengevaluasi dan menawarkan solusi untuk kasus ini. Contoh penerapannya bisa dengan mengurangi jangka waktu untuk free trial. Atau kamu bisa lebih fokus untuk menawarkan bantuan dan fitur-fitur yang aplikatif pada paket free trial sehingga customer merasa terbantu dan membutuhkan layanan berbayar. Ini karena produkmu bisa menjadi solusi dari permasalahan mereka. Kemudian, saat mereka sudah memasukkan banyak data ke dalam layananmu, mereka akan merasa sia-sia jika tidak melanjutkan subscription.

3. Tidak Mengoptimalkan Step Pembayaran

Salah satu kasus nyata yang kerap dihadapi startup mengenai bocornya pendapatan adalah calon customer yang gagal melakukan pembayaran. Setelah berbagai macam tahapan yang telah calon customer lalui, mulai dari menaruh perhatian pada layananmu, tertarik dan mencari tahu lebih lanjut, menanyakan paket layanan kepada customer service, hingga mengisi formulir pembayaran, ternyata tahap pembayaran tidak dilalui dengan mulus. Celakanya, kamu kehilangan calon pelanggan potensial.

Bagaimana hal itu bisa terjadi? Banyak sekali penyebabnya. Kamu harus melakukan testing dan melakukan analisa terkait hal ini. Bisa jadi karena alternatif pilihan pembayaran yang tidak lengkap. Bocornya pendapatan bisa sesederhana bank yang dimiliki calon customer tidak sama dengan bank tempat pembayaran yang bisnismu sediakan. Mereka enggan mengeluarkan biaya lebih karena pembayaran yang dilakukan di bank yang berbeda akan dikenakan charge tambahan. Atau ternyata, calon customer tidak punya rekening bank dan layananmu tidak menyediakan pembayaran dengan COD (cash on delivery).

Jika layananmu bisa diakses secara internasional, maka sediakan beberapa alternatif pembayaran, baik itu melalui credit card atau pun bekerja sama dengan vendor payment gateway. Apapun kemungkinan yang bisa membuat calon customer kabur karena merasa kesulitan untuk melengkapi proses pembayaran, kamu dan tim harus bisa mengklasifikasi dan mencoba menyediakan solusi agar mereka semakin mudah dan nyaman dalam menggunakan layananmu.

4. Menjadi Aplikasi yang ‘Sempurna’

Alih-alih merasakan manfaat layaknya toko ‘one stop shopping’ yang menyediakan semua kebutuhan pelanggan dalam satu tempat, memasukkan semua fitur ke dalam aplikasi untuk mengejar ‘kesempurnaan’, adalah hal yang kurang bijak. Di satu sisi, menjadi terlengkap, termudah, dan mungkin “ter” yang lainnya, bisa jadi keunggulan. Tapi, di sisi yang lainnya, tidak semua pelanggan memerlukan banyak fitur untuk memenuhi kebutuhannya.

Contohnya adalah, startup Imagine yang menyediakan jasa photo directory dan editing photo menawarkan paket bundling untuk jutaan foto tanpa copyright, aplikasi editing lewat smartphone, sekaligus ratusan filter foto untuk mempercantik tampilan. Daripada menjual semuanya dalam satu paket, akan lebih baik jika memisahkan fitur ke dalam beberapa produk atau penawaran yang berbeda. Bisa jadi customer A hanya membutuhkan filter saja, sedangkan customer B hanya membutuhkan photo directory dan aplikasi editing foto. Cobalah untuk memaksimalkan pelayanan dan memberikan beberapa alternatif terbaik bagi pelanggan, dan biarkan mereka yang memilihnya.

Buat strategi digital marketing yang baik!

Strategi pemasaran digital yang kuat dapat membantu meningkatkan bisnis baru kamu melalui masa-masa yang tidak pasti. Komunikasi yang transparan dan tetap menjaga konsistensi komunikasi pada brnad Anda secara online adalah dua cara utama untuk membangun loyalitas pelanggan saat pandemi dan seterusnya.

Bangun koneksi dengan user melalui media sosial.

Media sosial adalah cara terbaik untuk mendatangkan pelanggan baru dan berbagi pembaruan dengan pelanggan saat pandemi. Tentu saja kamu ingin mempromosikan produk/jasa startupmu dan kegiatan virtual apa pun yang kamu adakan, tetapi kamu tidak boleh hanya menjual, menjual, menjual. Gunakan akun sosial startupmu untuk benar-benar terlibat dengan usermu dan membuat mereka bersemangat inovasi yang diluncurkan oleh startupmu.

Selalu adaptif dan berpikir positif.

Kemampuan beradaptasi adalah kunci sukses untuk setiap founder dan bisnis mereka. Miliki rencana, tetapi pastikan untuk tetap fleksibel dan adaptif dalam menghadapi perubahan. Di atas segalanya, tetaplah positif. Meskipun meluncurkan startup saat ini memiliki tantangan uniknya sendiri, itu jauh dari tidak mungkin.

. . .

Semoga dari poin-poin di atas dapat dipahami dan segera dicoba dalam startupmu. Selain itu, solusi yang ditawarkan dari beberapa permasalahan di atas juga bisa menjadi bahan evaluasi untuk tim agar ke depannya fitur dan layanan yang diberikan bisa menjadi lebih tepat guna.

Terakhir, dan yang paling penting, pastikan kamu terhubung dengan jejaring para founder yang juga sedang memulai startupnya. Ini akan membuat kamu memiliki lebih banyak motivasi karena merasa adanya teman senasib sepenanggungan. Di mana mencari mereka? Temukan di platform Networking #1000StartupDigital! Kamu akan dapat terhubung dengan para founder dari berbagai kota di Indonesia secara virtual. Jika kamu sudah terdaftar dalam platform 1000startupdigital.id, pastikan untuk mengunjungi laman Networking ini dan segera berjejaring!

Bagikan artikel ini