fbpx

Tak Sekedar Bicara, Kuasai Skill Storytelling yang Lebih Memikat

Seringkali kita mengabaikan pentingnya public speaking. Padahal, apa yang kita bicarakan bisa sangat berdampak bagi banyak orang, terutama bagi bisnis kita. Ada nilai tambah bagi mereka yang mampu menjual gagasan maupun produk secara persuasif. Bagi para perintis startup di tahap awal, mari tingkatkan kemampuan public speakingmu, dengan kekuatan storytelling.

Konsep Kenal Pasar

Penting bagi seorang public speaker untuk mengenal kepada siapa dan market seperti apa yang akan dia hadapi. Sebelum mulai ‘mempengaruhi’ orang lain, hindari terjebak dalam stigma ‘tukang obat’; pastikan pesanmu dapat dipahami core messagenya oleh para pendengar dan bukanlah gaung kosong semata. Selain itu, kenali juga gaya pembawaan seperti apa yang bisa ‘mengikat’ pasarmu, dan topik seperti apa yang menarik perhatian mereka untuk mendengarkan isi dari pembicaraanmu.

Tentukan terlebih dahulu narasi seperti apa yang ingin kamu sampaikan. Apakah perkenalan produk, identitas perusahaan, ataupun menawarkan kerja sama investasi. Pahami benang merah yang ingin kamu siapkan, dan hindari template. Memiliki sebuah ciri khas memang penting, namun template justru akan membuat kamu terlihat repetitif dan tidak genuine.

Ingat bahwa berbicara kepada konsumen yang segmented, konsumen yang luas, dan berbicara kepada stakeholders merupakan tiga hal yang membutuhkan pendekatan yang berbeda-beda. Petakanlah isi kepalamu dengan baik, dan pastikan kamu kenal betul dengan targetmu.

Dari Diri Sendiri, tapi Tidak Self-Centered

Poin-poin personal dalam narasi yang ingin kamu sampaikan sangatlah penting. Contohnya: pengalaman pribadi, keresahan yang mendorongmu untuk maju, dan hal terpenting dalam perjalananmu saat ini. Ada garis tipis yang harus kamu perhatikan dalam narasi personal sehingga kamu terhindar dari egosentrisme yang membahas keakuan di setiap cerita. Pendengarmu butuh personality dalam ceritamu, namun pemerannya tidak harus selalu kamu seorang. Bawa juga orang-orang penting dalam perjalananmu, seperti pengguna pertama, karyawan pertama, maupun pengalaman beta testing pertama.

Dalam membawa pengalaman dan perasaan pribadi ke dalam storytellingmu, perhatikan pula bumbu-bumbu personal ini bisa dibawa ke pasar yang spesifik atau umum, dan hindari pengulangan berlebihan, agar pendengarmu bisa merasakan ketulusan dalam kisahmu. Sebagai founder, kamu boleh menjadi pemeran utama, namun jangan biarkan kamu berputar sebagai poros dalam ceritamu. Berilah spotlight yang pantas diterima oleh co-foundermu, karyawan-karyawanmu, peserta beta testermu, user pertamamu, bahkan peran-peran profesional lain yang seringkali terlupakan pada proses pembentukan tahap awal.

Startup, Permasalahan, dan Solusi

Banyak pendiri startup yang ingin menjadikan startupnya sebagai jawaban permasalahan bagi calon usernya dan menjadi pilihan utama bagi masyarakat. Jika kamu menginginkan hal yang sama, kamu bisa mulai mengidentifikasi masalah yang ingin kamu selesaikan dari produkmu. Mengacu kepada poin sebelumnya, kamu bisa mengacu kepada keresahanmu dan alasanmu mendirikan startupmu saat ini.

Gunakan guiding questions ini untuk menjabarkan masalah yang dihadapi oleh startupmu:

  1. Apakah startup kompetitor terbesarmu?
  2. Apa tantangan pasar yang harus kamu selesaikan?
  3. Transformasi apa yang bisa kamu lakukan pada industri yang sedang stagnan?
  4. Kolaborasi seperti apa yang bisa kamu jadikan solusi?

Guiding questions ini akan mempermudah kerangka storytellingmu menjadi lebih tertata dan meyakinkan. Permasalahan yang harus dijawab oleh perusahaanmu akan menggugah kolaborasi dari berbagai pihak, mulai dari karyawan yang lebih produktif dan tertantang, sampai investor baru yang akan sangat menunjang perusahaanmu.

Pertahankan Keaslian dan Kejujuran Ceritamu

Hindari penambahan kalimat-kalimat bombastis, cerita berlebihan, maupun hal-hal yang menghilangkan simpati masyarakat saat mendengar ceritamu. Kamu butuh mempertahankan keaslian cerita demi mendapatkan kepercayaan yang berkelanjutan dari target ceritamu. Hal-hal berlebihan akan sulit dipertahankan secara konsisten, maka jangan persulit dirimu dengan perkara yang tidak bisa kamu pertanggungjawabkan,

Banyak user maupun investor yang menyukai kesederhanaan, down-to-earth dan dekat dengan masyarakat. Maka jangan terlalu khawatir bahwa kisah nyatamu kurang menjual maupun kurang keren, sebab perusahaan yang settled akan menemukan investor terbaiknya. Brand identity yang diiringi storytelling yang kental akan memudahkan masyarakat untuk percaya dan memahami masalah, pengembangan, dan solusi yang kamu tawarkan.

Latihlah terus kerangka storytelling yang kamu buatCiptakan cerita menjual yang genuine dan memikat hati target pasarmu. Tidak ada hasil yang baik tanpa latihan yang rutin. Semangat selalu, founders!

Bagikan artikel ini