fbpx

Tahapan Saat Startup PDKT ke Investor

Investor mencari startup yang tepat untuk bisa diajak kerja sama. Lantas, apakah startup yang tepat itu adalah milikmu?

Berikut ini adalah tahapan yang pada umumnya dilakukan investor saat melakukan PDKT atau pendekatan ke startup. Cek terlebih dahulu agar kamu semakin siap, ya!


1. Buat daftar investor yang relevan dengan startupmu

Cari tahu investor mana saja yang memenuhi syarat untuk startupmu. Alasannya, tidak semua investor cocok untuk mendanai sebuah startup. Untuk itu, kamu harus membuat daftar investor yang sekiranya paling cocok. Mempersempit daftar investor yang relevan sama artinya dengan memperbanyak peluang kecocokan dibandingkan memasukkan semua investor ke dalam daftarmu. Sebagai contohnya, jika kamu mencari investor dari venture capital, kamu dapat mencari website dari venture capital tersebut dan pelajari jenis startup seperti apa sajakah yang mereka pernah danai.

2. Berkenalan lewat e-mail

Selanjutnya, kamu bisa menghubungi investor- investor yang sudah ada dalam daftarmu melalui surat elektronik. Tantangannya adalah, kamu harus bisa membuat investor tertarik untuk mempelajari seluk beluk startupmu. Karena, jika mereka tertarik, maka pada umumnya investor akan segera menghubungimu atau meminta informasi lebih lanjut tentang startupmu. Berikut adalah tips dalam merancang surat elektronik untuk ditujukan pada investor:

3. Investor mulai mengulik info

Sebelum investor menghubungimu, mereka pasti meneliti dan mencari informasi lebih jauh tentang startupmu. Maka, kamu harus menyiapkan situs perusahaan yang memuat informasi lebih lengkap tentang perusahaan, produk, atau layanan yang kamu tawarkan. Oleh karena itu, sebaiknya kamu juga memberikan tautan ke alamat situs perusahaan saat mengirimkan penawaran lewat surat elektronik. Catatan penting lainnya, rapikan

profil diri para founder di internet, seperti media sosial atau blog pribadi, karena ini juga tidak lepas dari pengamatan investor. Umumnya, dalam melihat pengalaman kerja atau bisnis seseorang, investor akan mengevaluasi profil media sosial LinkedIn orang tersebut. Jadi, pastikan kamu memiliki profil LinkedIn yang lengkap dan berkesan profesional, ya.

4. Investor menghubungimu

Ketika investor sudah melabuhkan hatinya di daftar startup yang mereka incar, mereka tidak akan segan untuk menghubungi dan meminta info lebih lanjut. Untuk itu, sebaiknya kamu sudah menyiapkan executive summary dan pitch deck.

Pada intinya, apa yang ada di dalam executive summary dan pitch deck adalah sama. Bedanya, executive summary ditulis dalam bentuk narasi atau dokumen sepanjang 2-3 halaman yang menjelaskan tentang setiap bagian atau bab tentang startup dan produk. Sedangkan pitch deck ditulis dalam format yang berbeda, berupa poin-poin utama dan grafik atau ilustrasi yang menarik ke dalam halaman presentasi. Tuliskan profil singkat para founder dan tim, masalah yang ditemui, solusi, produk yang ditawarkan, ukuran pasar, persaingan di pasar, detail pembiayaan, strategi pemasaran, dan lain-lain secara singkat namun padat.

5. Investor mengatur pertemuan

Saatnya untuk pitching! Di tahap ini, investor akanmenawarkanpertemuanuntukmembahas lebih lengkap dalam sesi presentasi. Mungkin hal ini adalah yang pertama kali akan kamu alami, atau bisa juga jadi kesempatan yang kesekian kalinya. Untuk itu, latihan presentasi dan melakukan simulasi sangat penting untuk mematangkan proses persiapan. Siapkan pitch deck secara cermat dan pastikan semua yang tertulis tidak ada yang keliru. Pitch deck yang baik justru memiliki konten yang tidak terlalu banyak karena presentasi hadir untuk mendorong terciptanya diskusi, bukan untuk menghabiskan waktu membaca slide demi slide di hadapan investor.

6. Investor mengikat kesepakatan

Ini tahapan selangkah menuju proses dealing. Pada umumnya, mereka akan meminta rencana bisnis dengan lebih lengkap yang memuat posisi kompetitor, perincian dari strategi pemasaran, atau bagaimana rencana produk ke depannya.

Selain itu, kamu juga harus menyiapkan laporan keuangan yang menjelaskan penggunaan hasil dan bagaimana caramu menghasilkan uang di masa depan. Ingatlah untuk memasukkan daftar arus pendapatan (revenue stream) dan model bisnis yang digunakan, ya.

Selanjutnya, kamu juga bisa menyiapkan capitalization table atau tabel yang berisi persentase kepemilikan perusahaan. Jangan lupa untuk selalu menyiapkan semuanya dengan cermat dan membaca dengan teliti penawaran dan kontrak dari investor sebelum kamu dan tim menandatangani persetujuan kerja sama lebih lanjut.


Itulah tadi tahapan yang pada umumnya dilakukan investor saat akan melakukan kerja sama dengan startup. Semua tahapan di atas bukan menjadi jaminan bahwa startupmu bisa deal dengan investor. Akan tetapi, dengan adanya persiapan yang matang dan rinci, maka kamu akan punya peluang lebih banyak untuk memenangkan hati para investor.

. . .

Artikel ini telah terbit pada Buku Saku RINTISAN Edisi 10: Ekonomi Biru. Silakan klik link ini  untuk membaca artikel eksklusif lainnya di RINTISAN.

Bagikan artikel ini