fbpx

Strategi Menjaga dan Meningkatkan Kepercayaan Konsumen

Data statistik menunjukkan bahwa survei yang dilakukan pada tahun 2021 terhadap 1.000 konsumen menyimpulkan bahwa lebih dari 80% menganggap kepercayaan sebagai faktor penentu dalam keputusan pembelian. Hal tersebut dikutip dari artikel yang dipublikasikan oleh Harvard Business Review yang memberikan rekomendasi tentang strategi pemasaran bagi merek agar berhasil mempertahankan dan menumbuhkan kepercayaan konsumen.

1. Menjadi pemimpin yang dapat dipercaya

Studi yang dilakukan oleh perusahaan PR Edelman, pada tahun 2021, bisnis masih dianggap lebih dapat dipercaya daripada pemerintah, LSM, dan media berita. Hal ini mengharuskan pemimpin perusahaan juga ikut terlibat untuk bisa menjadi orang yang dipercaya. Menurut Barometer Kepercayaan Edelman 2021, 53% responden percaya bahwa pemimpin bisnis memiliki kewajiban untuk mengisi kekosongan informasi yang ditinggalkan oleh media berita. Singkatnya, perusahaan tidak perlu memberikan basa-basi pada publik. Kredibilitas perusahaan jauh lebih mahal harganya daripada keuntungan jangka pendek apa pun.

Contoh yang tidak untuk ditiru datang dari perusahan kosmetik Glossier. Perusahaan tersebut mengkampanyekan anti-rasisme kepada publik, namun ternyata tidak selaras dengan cerita dari mantan karyawan tentang diskriminasi dan toksisitas di tempat kerja. Jadi, pastikan kamu untuk selalu menyelaraskan informasi yang disebarkan untuk publik dengan langkah-langkah aktual. Menjaga ‘pesan’ perusahaan tidak berlebihan sangat membantu dan akan melindungi perusahaan dari potensi kesalahan PR di kemudian hari.

2. Menghindari kebenaran yang setengah-setengah

Dikutip dari artikel Harvard Business Review, jika kita berhadapan dengan pengadilan opini publik, kelalaian sama dengan berbohong. Jika suatu klaim memerlukan penghilangan, maka jangan gunakan itu; dan jika kamu membuat kesalahan, cara terbaik adalah dengan mengakuinya. Kamu mungkin menemukan konsumen yang pemaaf jika kamu menunjukkan penyesalan. Apabila ada kegagalan di masa lalu kemudian kita menunjukkan kejujuran, ini dapat menjadi dasar kepercayaan konsumen, afinitas merek, dan keterlibatan konsumen dalam jangka panjang.

3. Menyesuaikan dengan kondisi konsumen

Untuk dapat menjaga kepercayaan konsumen, bisnis harus terus mengevaluasi keefektifan upaya pemasaran dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut:

Apa sentimen pelanggan kami? Negatif? Positif?

Apa peringkat kesukaan kami? Apakah mereka naik? Atau turun?

Apakah audiens terlibat dengan konten kita?

Dan apakah kita menepati janji pada konsumen?

Jika bisnis secara konsisten dan rutin ‘memeriksa’ konsumen, kamu akan menemukan bahwa bisnis dapat lebih mudah memenuhi bahkan melampaui preferensi mereka yang terus berkembang. Contohnya adalah Bryanna Evans, manajer media sosial pada merek wewangian rumah SECC, memberi tahu Buffer bahwa strategi yang didukung media sosial timnya berfokus pada keterlibatan pelanggan dalam umpan. Tim sosial medianya tidak hanya merespons setiap kali seseorang meninggalkan komentar, tetapi juga memelihara minat konsumen dengan memposting kuis, kontes, dan hadiah secara teratur. Akibatnya, SECC berhasil membangun pasukan loyalis dan meningkatkan pendapatan bulanannya dari $20.000-$30.000 menjadi lebih dari $100.000.

. . .

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini