fbpx

Step-by-Step Mengisi Business Model Canvas

Apa yang pertama kali kamu pikirkan saat melihat template Business Model Canvas?

Mungkin sebagian diantara teman-teman memikirkan pertanyaan ini,

“Bingung deh, ngisinya gimana, sih?”

“Kok, kotak-kotaknya banyak juga, ya?”

Atau

“Apakah ada urutan pengisiannya?”

Supaya kamu gak garuk-garuk kepala karena bingung tentang bagaimana mengisi Business Model Canvas, yuk, ketahui dulu bagaimana garis besarnya.

Anggap sekarang kamu sedang menghadap kertas Business Model Canvas yang ada di depan. Bayangkan kertasnya dibagi menjadi dua secara vertikal, sehingga bentuknya menjadi seperti ini:

Supaya mudah memahami, bagian mana dahulu yang harus diisi, maka pisahkan antara area kanan dan area kiri seperti pada gambar di bawah ini.

Sekarang, kita fokus dulu ke bagian kanan yang tertulis Front Stage, ya. Bagian ini menjelaskan bagian dari bisnismu yang berhubungan dengan customer.

Kemudian, bagian kiri adalah Back Stage, di mana kamu menjalankan operasional perusahaan, produksi, atau aktivitas di belakang layar seperti pembukuan dan keuangan.

Tips untuk mengisi Business Model Canvas adalah, usahakan kamu tidak mengisi template dari kiri ke kanan, selayaknya biasa menulis di kertas. Akan lebih mudah jika kamu mengisinya dari kanan ke kiri, dari bagian Front Stage ke bagian Back Stage.

Lalu, bagian yang perlu diisi untuk pertama kali adalah Customer Segments kemudian Value Propositions.

Setelah kamu mengisi Customer Segments dan Value Propositions, selanjutnya kamu bisa menyelesaikan bagian Front Stage terlebih dahulu, yaitu mengisi secara berurutan:

1. Channels

2. Customer Relationships

3. Revenue Streams

Sekarang pertanyaannya, kenapa sebaiknya mengisi bagian kanan atau Front Stage terlebih dulu?

Ternyata, pada mayoritas bisnis, tantangan utama yang sering dialami startup founder atau business owner adalah mempertahankan loyalty customer. Faktanya, ternyata effort untuk mendapatkan pelanggan baru atau akuisisi customer lebih mudah dibandingkan mempertahankan loyalty customer. Untuk itulah, saat melakukan mapping menggunakan Business Model Canvas, sebaiknya memang fokus untuk menyelesaikan bagian Front Stage terlebih dahulu.

Lalu, apa yang harus dilakukan jika bagian Front Stage sudah terisi?

Sekarang saatnya move on ke bagian Back Stage, ya!

Kamu dapat mengisi bagian Back Stage dengan urutan seperti ini:

1. Key Resources

2. Key Activities

3. Key Partners

4. Cost Structures

Sebagai catatan, dalam membangun sebuah bisnis, penting untuk memperhatikan faktor lain di luar dari 9 bagian yang ada di Business Model Canvas. Manfaat dalam menyusun Business Model Canvas adalah membantumu untuk tetap fokus dalam memperhatikan poin-poin yang bisa menjadi kerangka penyusun bisnismu. Akan tetapi, tetaplah menaruh perhatian pada faktor lain yang bisa mempengaruhi bisnismu. Contohnya saja regulasi pemerintah, masalah legal, situasi ekonomi global, hingga kompetitor.

Lalu, bagaimana caranya agar saat pengisian Business Model Canvas menjadi lebih nyaman?

Kamu dapat menggunakan sticky notes untuk menuliskan ide yang muncul di 9 bagian aspek Business Model Canvas. Usahakan tidak langsung menulis di kertas Business Model Canvasnya. Mengapa begitu? Karena jika ada yang harus diubah, atau saat mempertimbangkan ide dengan partnermu, kamu tidak kesulitan untuk menghapus ide sebelumnya.

Semuanya bisa ditulis di sticky notes. Satu sticky notes untuk satu poin ide. Jadi, nanti tinggal dipindah dan ditempel di bagian yang kamu inginkan.

Selain itu, karena biasanya saat mengisi Business Model Canvas dikerjakan oleh tim, akan lebih nyaman mengerjakannya jika di print di selembar kertas berukuran besar. Tujuannya untuk menciptakan vibe yang solid dan juga kreativitas di dalam tim. Selamat mengerjakan Business Model Canvas bersama teman-temanmu, ya!

. . .

— Tulisan dibuat oleh Sofy Nito.

Bagikan artikel ini