fbpx

Startup Culture vs Corporate Culture, Mana yang Cocok Untukmu?

Jika berbicara tentang budaya startup dengan budaya di perusahaan, pada dasarnya mereka punya beberapa kesamaan. Seperti contohnya nilai-nilai yang dianut, tujuan bisnis dan pencapaian kerja, serta etika bisnis. Namun, startup dan perusahaan dalam cakupan lebih luas, ternyata memiliki cara yang berbeda dalam melakukan pekerjaan masing-masing. Beberapa kategori dan perbedaan tentang budaya kerja akan dijabarkan menggunakan ilustrasi
seperti berikut:

Kamu akan cocok dengan budaya di startup jika…

Kamu lebih menyukai suasana kerja yang bergerak cepat.

Di startup, kamu bisa mengerjakan banyak hal, selain di luar tanggung jawab utama. Suasana kerja di startup jauh dari mengerjakan hal yang serba rutin atau mengikuti template. Ini disebabkan karena tantangan yang besar sebagai perusahaan yang baru, sehingga mengharuskan para karyawan serta tim untuk bisa beradaptasi dengan cepat. Agility sangat diutamakan dalam budaya kerja di startup, karena jika bekerja dengan lambat, artinya sama dengan memberi kesempatan lebih bagi kompetitor untuk selangkah lebih maju daripada startup milikmu. Di startup, kamu sering kali didorong untuk mengemukakan ide-ide segar dan out of the box.

Bekerja di startup artinya kamu berkomitmen untuk mengambil banyak tanggung jawab.

Maksudnya adalah, kamu tidak hanya menjalankan tugas individu saja, tapi punya peran sangat besar dalam tanggung jawab tim. Ini dikarenakan di startup, biasanya jumlah timnya lebih terbatas daripada di perusahaan, sehingga keputusan sekecil apa pun dampaknya akan sangat terasa. Bekerja dengan tim yang lebih kecil, berarti mau mengambil konsekuensi untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab dan terlibat dengan banyak pekerjaan.

Budaya di startup memungkinkanmu untuk bergerak lebih cepat, sehingga ada peluang maju untuk lebih cepat.

Tidak jarang orang yang bekerja di startup pada level paling bawah, seiring dengan peningkatan kompetensi karena sudah berhasil mengambil tanggung jawab yang banyak, ia bisa dengan cepat naik ke level senior.

Dari segi komunikasi, interaksi antar individu atau lintas tim/divisi bisa dilakukan dengan lebih cepat dan lebih mudah.

Budaya startup cenderung casual sehingga memungkinkan individu untuk melakukan komunikasi dengan atasan, Vice President, bahkan menyampaikan pendapat langsung kepada founder atau C-level.

Karyawan dituntut untuk Go Extra Miles.

Seringkali, dalam merintis bisnis, perusahaan belum bisa meluangkan banyak anggaran dalam pelaksanaan operasional, sehingga karyawan dituntut untuk go extra miles, misalnya saja dengan merangkap banyak jabatan, mengerjakan banyak tugas, dan menyelesaikan tanggung jawab dengan cara yang mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Dengan ini, maka kamu dilatih untuk berkembang dan bekerja dengan kreativitas. Di startup, kompensasi mungkin tidak sebesar seperti jika bekerja di perusahaan. Bisa jadi mendapatkan tunjangan yang minimal. Namun benefit yang bisa didapatkan lebih kepada fleksibilitas waktu, suasana kerja yang casual, snack atau makan siang gratis, hingga akses untuk remote working.

Kamu akan lebih cocok dengan budaya di perusahaan jika…

Kamu lebih menyukai stabilitas dalam bekerja dan merasa enjoy mengerjakan hal-hal yang bersifat rutin.

Dalam lingkungan perusahaan, peran dalam bekerja pada umumnya lebih jelas karena hirarki yang lebih terstruktur. Ini tidak memungkinkanmu untuk eksplorasi lebih jauh tentang pekerjaan lainnya sehingga lebih memudahkanmu untuk fokus dengan apa yang sudah menjadi tanggung jawabmu. Perusahaan dengan cakupan yang lebih besar, biasanya memiliki aturan yang semakin ketat dan tidak rentan terhadap benturan.

Di perusahaan besar, setiap orang punya tanggung jawabnya masing-masing.

Perbedaannya, jika di startup, kamu bisa saja mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi ranahmu asalkan demi kemajuan tim. Namun, di perusahaan besar, peran antar individu ditetapkan dengan jelas. Ini menimbulkan kesan bahwa peran individu menjadi kurang terlihat dibandingkan dengan cakupan perusahaan yang sangat besar. Karena dilibatkan dalam tim yang jumlahnya banyak, kamu jadi bisa lebih efektif dan menyelesaikan apa yang menjadi peran dan tanggung jawabmu.

Budaya perusahaan mencerminkan kestabilan dan juga ritme yang lebih teratur.

Untuk peningkatan karir di perusahaan, pada umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan peningkatan karir di startup. Hal ini bisa terjadi karena jalur serta struktur organisasi di perusahaan lebih kompleks.

Alur komunikasi yang lebih panjang namun memiliki hirarki yang terstruktur karena ada SOP (Standar Operational Procedure) yang mengatur.

Pada umumnya, karyawan dengan level staff akan lebih sulit untuk berkomunikasi langsung dengan manager, founder, atau C-level.

Budaya kerja di perusahaan lebih mencerminkan kemapanan.

Perbedaannya, jika di startup, kamu bisa saja mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi ranahmu asalkan demi kemajuan tim. Namun, di perusahaan besar, peran antar individu ditetapkan dengan jelas. Ini menimbulkan kesan bahwa peran individu menjadi kurang terlihat dibandingkan dengan cakupan perusahaan yang sangat besar. Karena dilibatkan dalam tim yang jumlahnya banyak, kamu jadi bisa lebih efektif dan menyelesaikan apa yang menjadi peran dan tanggung jawabmu.

. . .

Artikel ini telah terbit pada Buku Saku RINTISAN Edisi 5: Budaya Startup. Silakan klik link ini untuk membaca artikel eksklusif lainnya di RINTISAN.

Bagikan artikel ini