fbpx

Profitabilitas vs Growth, Mana yang Lebih Penting?

Pembicaraan mengenai keuntungan dan pertumbuhan di startup sudah lama menjadi pembahasan yang cukup alot. Agar bisnis dapat terus survive, profitabilitas atau keuntungan dan pertumbuhan sangat penting bagi startup. Bagaimanapun, profitabilitas sangat penting untuk keberadaan perusahaan, sedangkan pertumbuhan juga punya peran besar untuk memainkan kelangsungan hidup jangka panjang.

Dilansir dari bothsidesofthetable.com, supaya dapat tumbuh lebih cepat, bisnis membutuhkan sumber daya hari ini untuk mendanai pertumbuhan yang mungkin tidak akan datang selama 6 bulan hingga satu tahun. Ini semua diwakili dengan staf penjualan.

Misalnya jika kamu mempekerjakan 6 perwakilan penjualan senior di bulan Januari dengan gaji 120 juta / tahun, maka kamu telah mengambil biaya tambahan 60 juta per bulan, namun staf penjualan ini mungkin tidak akan menutup bisnis baru selama 6 bulan. Profitabilitas kamu akan turun selama 2 kuartal sementara di sisi lain, pertumbuhanmu mungkin meningkat secara dramatis di kuartal 3–12. Dari ilustrasi ini, sudahkan kamu memahami perbedaan peran dari profitabilitas dan pertumbuhan?

Pada umumnya, 70–80% dari biaya sebagian besar startup adalah biaya gaji karyawan. Dengan kata lain, apabila perusahaan ada di fase tidak menguntungkan, ada peluang besar di mana mereka mengembangkan staf mereka di atas pendapatan yang diperoleh. Jika ternyata perusahaan tidak punya neraca yang kuat dan tidak dapat mempekerjakan lebih banyak orang, itu bukanlah suatu masalah. Namun konsekuensinya dapat menyebabkan pertumbuhan yang lebih lambat, sehingga profitabilitas perlu lebih dikedepankan.

Ketika mengevaluasi perusahaan, apa yang harus diprioritaskan, profitabilitas atau pertumbuhan? Perusahaan yang berkembang, seperti layaknya banyak startup mungkin belum bisa menghasilkan keuntungan. Di sisi lain, hal itu memberikan peluang investasi yang besar. Sedangkan kurangnya profitabilitas bisa menjadi peringatan bahwa ada sesuatu yang tidak ‘pas’ yang sedang terjadi di perusahaan.

Jadi, mana yang lebih penting?

Pertanyaan ini dapat dijawab dengan mempertimbangkan, “apa tujuanmu dalam perusahaan?”

Misalnya, apakah kamu berencana menjalankan bisnis yang lebih kecil dengan mempertahankan keuntungan yang sehat? Apakah kamu akan ‘menjual’ perusahaan dalam beberapa waktu mendatang? Apakah kamu ingin meningkatkan nilai jual di mata VC dan membangun perusahaan yang tumbuh lebih cepat?

Evaluasi hal-hal yang menjadi penentu tujuan perusahaanmu. Misalnya, jika kamu ingin meningkatkan nilai dan bekerjasama dengan VC, kamu perlu mempertimbangkan ulang bahwa sering kali investor punya kecenderungan untuk memedulikan pertumbuhan daripada keuntungan. Bagaimana pun VC tidak akan pernah mendanai perusahaan yang pertumbuhannya lambat.

Berbicara mengenai pendapatan, ada satu hal menarik yang perlu didalami lebih lanjut. Perhatikanlah ‘kualitas’ pendapatan. Apakah kamu menjual satu atau beberapa lini produk?

Apakah 20% pelanggan menghasilkan 80% pendapatan?

Atau apakah 3 pelanggan yang melakukan pembelian terbesar mewakili 80% pendapatan?

Hal di atas dinamakan konsentrasi pendapatan. Semakin terkonsentrasi pendapatan perusahaanmu, maka risiko penurunan pendapatan di masa depan akan semakin tinggi.

Kemudian, bagaimana cara menyeimbangkan profitabilitas dan pertumbuhan bagi startup?

Dilansir dari usechalkboard.com, baik profitabilitas dan pertumbuhan sangat bergantung pada faktor-faktor seperti:

-Produk atau layanan

-Pasar tempat bisnismu berada

-Apakah kamu termasuk pemain pertama

-Model bisnis

-Biaya akuisisi pelanggan

-Pendapatan per pelanggan

-Arus kas

Berdasarkan faktor tersebut, kamu dapat mengambil langkah berikut untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan profitabilitas:

-Pastikan bahwa kamu memiliki cukup uang tunai untuk mengelola pengeluaran selama enam bulan.

-Mengurangi penjualan atau siklus konversi tunai.

-Investasi dalam pertumbuhan seharusnya hanya terjadi setelah kamu melampaui target keuntungan.

-Bersedia mengubah produk atau layanan dan harganya untuk mendapatkan kecocokan pasar yang tepat.

-Pahami nilai setiap pelanggan dan fokus pada mereka yang memberimu pendapatan maksimum.

-Fokus pada retensi pelanggan dan dorong pelanggan yang sudah ada untuk merujuk pelanggan baru.

Kesimpulannya, memilih antara kedua hal di atas kembali lagi kepada tujuan perusahaanmu. Namun, jangan lupakan untuk terus mengedepankan kemampuan dalam menyesuaikan strategi saat realita di pasar mulai berubah secara cepat, tidak semata memilih antara profitabilitas atau pertumbuhan saja.

. . .

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini