Jika beberapa dekade silam, kita menyongsong era revolusi industri, maka pada beberapa tahun terakhir, istilah revolusi industri 4.0 gencar untuk dicanangkan. Bahkan Indonesia juga berupaya untuk dapat mengikuti tren industri berbasis 4.0 untuk dapat memenuhi kebutuhan serta memiliki daya saing yang mumpuni. Dalam perjalanan untuk mewujudkan industri 4.0, maka tantangan selalu ada di depan mata. Mari cari tahu bersama rintangan seperti apa yang harus dihadapi para pegiat startup dan solusi yang perlu dibuat bersama.
Bekerja sama dengan Startup4Industry dalam Breakout Session di Ignition Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, acara ini dibawakan oleh moderator Risma Fattahatin Muizzullah (Chief of Startup4Industry Program). Hadir sebagai pembicara yaitu Maulana Wiga (CEO Bepahkupi), Ikhwan Nul Yusuf (CEO Bizlook), dan Muchlis Rifa’i (Head of Marketing & Aftersales Dtech).
Artikel di bawah ini merangkum diskusi hangat mereka yang bisa kamu baca di sini:
Dikutip dari Forbes, revolusi industri generasi keempat adalah adanya ambil bagian sistem cerdas dan otomatisasi dalam industri. Umumnya hal tersebut dilakukan dengan menggunakan data melalui teknologi machine learning dan artificial intelligence.
Secara sederhana, industri 4.0 berjalan dengan otoritas penuh oleh sistem komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain sehingga dapat mengambil keputusan tanpa membutuhkan keterlibatan manusia. Dari sini, muncul istilah pabrik pintar yang mengkombinasikan sistem fisik dengan cyber serta memanfaatkan teknologi IoT (internet of things). Ada beberapa faktor sebagai penggerak dalam merealisasikan industri 4.0 yakni peningkatan otomatisasi, interaksi pada machine to machine, AI, serta teknologi berkelanjutan.
Untuk dapat mewujudkan itu semua, para pegiat startup harus bahu-membahu dengan para UMKM sebagai pelaku industri. Misalnya, para pelaku industri harus mulai beralih memanfaatkan smart machine atau otomatisasi. Namun, dalam memanfaatkan teknologi canggih ini, tentu ada beberapa tantangan yang harus diselesaikan. Misalnya dari segi edukasi penggunaan alat. Pertama, terutama produk startup digital dan hard tech, produsen harus ‘menjual’ produk dalam bentuk bundling dengan edukasi penggunaan produk tersebut. Harapannya agar sumber daya manusia menjadi terampil dengan digerakkannya pelatihan. Kemudian ada sesi praktik membuat produk yang dapat diserap oleh pasar menggunakan mesin atau tools tersebut.
Kedua, tantangannya dari segi ide dan validasi. Apabila para produsen atau pelaku industri punya ide, namun ketika harus divalidasi ternyata ada kesenjangan. Di sini pelaku industri tidak boleh menyerah dan menganggap gap atau kesenjangan itu sebagai penghalang. Sebaliknya, ada gap, artinya ada peluang besar yang tersembunyi dan perlu digarap. Pertanyaannya, bagaimana menyelesaikan gap tersebut agar dapat match? Atau bahasa teknisnya adalah bagaimana mencapai product-market fit?
Caranya adalah dengan validasi pada masalah. Untuk dapat menghindari asumsi, pelaku industri dapat membuat sampling yang nantinya akan dilakukan uji coba. Dari uji coba serta umpan balik yang didapatkan, produk harus dikembangkan secara terus menerus melalui riset yang mendalam. Sebab, pada umumnya para pelaku industri terutama UMKM punya kendala dari segi pengetahuan serta pengalaman. Dalam membuat produk baik itu digital maupun hard tech, tanamkan dalam pola pikir bahwa apabila konsumen berkembang, maka perusahaan juga ikut berkembang.
Kamu ingin #RintisSolusiDigital dan membuat startup, namun masih bingung harus mulai dari mana? Mari rintis startupmu bersama mentor dan praktisi digital dengan bergabung di Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Cari tahu lebih lanjut dengan mengunduh aplikasinya sekarang di Play Store dan App Store atau kunjungi http://1000startupdigital.id/aplikasi
Buka dan telusuri aplikasi #1000StartupDigital untuk terus update dan ikuti programnya sekarang, yuk!
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini