fbpx

Mitos Product-Market Fit yang Perlu Kamu Buang Jauh-jauh

Apa itu product market fit?

Definisi product market fit datang dari Marc Andreessen, yakni berada di pasar yang baik dengan produk yang dapat memuaskan pasar tersebut. Ciri apabila produk belum mencapai product market fit antara lain:

  • Pelanggan belum mendapatkan manfaat dari produk
  • Tidak ada pemasaran dari mulut ke mulut
  • Pertumbuhan produk lambat
  • Ulasan pelanggan buruk
  • Siklus penjualan memakan waktu lama
  • Penjualan jarang closing

Begitu pula sebaliknya, jika ciri-ciri pelanggan mendapatkan manfaat produk, produk menjadi viral dan menjadi omongan banyak orang, pertumbuhan produk cepat, maka itu merupakan tanda bahwa produk mencapai product market fit.

Bagaimana contoh perusahaan yang sudah mencapai product market fit?

Saat masa awal Google terbentuk, Google masih berjuang dalam menjadi jawara di pangsa pasar, berebut posisi dengan mesin pencari lain. Layaknya pesaing lainnya, Google mendulang keuntungan dengan cara menawarkan lahan iklan dalam hasil pencarian.

Kemudian, di 2003, Google memperkenalkan konsep baru bernama AdSense. Setelah melalui riset mendalam, tim Google menemukan fakta bahwa pemilik bisnis ingin menampilkan iklan di luar halaman pencarian. Untuk itulah mereka menciptakan AdSense, dengan teknologi baru yang dapat memindai situs secara otomatis dan menciptakan iklan yang relevan.

Contohnya, kamu adalah pemilik bisnis yang menjual jasa tiket pesawat. Kemudian kamu membayar AdSense agar iklan produkmu secara otomatis muncul di situs perjalanan. Keberhasilan Google dalam menangkap kebutuhan pasar, membawa mereka mendapatkan 11 juta pengguna AdSense di tahun 2017 dengan pendapatan $95 miliar per tahun.

Karena product market fit ini merupakan hal penting yang sering dibahas dalam startup, terkadang pada pembahasannya muncul mitos-mitos yang beredar. Akibatnya, mitos-mitos ini dapat menimbulkan kesalahpahaman bagi para founder dan anggota tim. Agar kamu tidak terjebak dalam informasi yang salah, berikut adalah mitos seputar product market fit yang perlu kamu tahu.

Mitos ke-1

Product market fit dicapai secara spontan

Faktanya, produk yang bertemu dengan pasar yang cocok bukan seperti ‘AHA moment’ yang tiba-tiba terjadi. Perjalanan menempuh product market fit adalah proses panjang yang melelahkan; berjibaku dengan riset panjang, wawancara dengan pelanggan berulang kali, membuat ramuan produk yang pas dengan kebutuhan pelanggan, pembuatan prototipe, dan uji coba beruntun. Langkah dalam menemukan product market fit secara garis besar dijabarkan oleh Dan Olsen dalam bukunya yang berjudul Lean Product Process. Tahapannya dimulai dengan menuliskan hipotesis awal, melakukan pengujian, tahap validasi, mengubah produk dan proposisi nilai, dan siklus ini terus berulang hingga terlihat hasil yang menguntungkan.

Mitos ke-2

Ada tanda-tanda bahwa produk sudah mencapai product market fit

Sebenarnya, hal ini tidak sepenuhnya salah. Memang sejatinya ada beberapa tanda bahwa kita sudah mencapai titik product market fit. Namun, kita harus hati-hati karena bisa jadi bias. Bagaimana pun, waktu dan perjalanan akan membantu mengungkap apakah ini memang tanda product market fit atau bukan. Contohnya jika kasusnya seperti ini, apabila kamu belum menguji produk dalam waktu yang lama namun masih menjual, kamu bisa memperhatikan jenis pelanggan yang membeli produk. Jika pelanggan cenderung masuk ke dalam persona pembeli, ada kemungkinan kamu sedang perjalanan menuju product market fit. Namun, jika ternyata pelanggan hanya membeli sekali, artinya kamu tidak menuju product market fit, melainkan ada masalah pada retensi pelanggan.

Mitos ke-3

Mencapai product market fit artinya lebih unggul dari kompetitor

Sekilas pernyataan ini ada benarnya. Tapi tidak begitu. Faktanya, menempuh product market fit adalah sebuah awal perjalanan dalam mengembangkan bisnis. Sebab, kunci keberhasilan dalam persaingan bisnis adalah pasar yang tepat dan basis pelanggan yang sesuai.

Mitos ke-4

Product market fit artinya bisnismu punya potensi untuk menguasai pasar

Ini adalah mitos karena pasar yang menguntungkan dan sangat kompetitif dipengaruhi oleh banyak sekali faktor. Agar terukur, pemilik bisnis bisa menghitung TAM (Total Addressable Market), yang memberikan perkiraan kasar tentang ukuran pasar, termasuk banyaknya pesaing, kemungkinan adanya pelanggan, dan potensi pendapatan yang dimiliki pasar. Setelah TAM sudah diketahui, selanjutnya hitunglah SAM (Service Available Market), atau peluang pasar yang ada dalam kompetensi inti bisnis. Terakhir adalah SOB (Serviceable Obtainable Market), yang menentukan berapa banyak pasar yang dapat dipengaruhi secara realistis.

Itu sebabnya, pasar kompetitif terdiri dari segmen yang beragam. Setelah mencoba mengukur skala bisnis di satu bagian pasar dan sukses, belum jaminan akan sukses lagi jika melakukannya di segmen yang berbeda.

Memang dalam menempuh product market fitfounder butuh pengetahuan, semangat, dan keyakinan dalam mengalokasikan energi serta sumber daya di perusahaan. Dengan mengetahui apa yang benar dan kurang tepat dalam menempuh product market fit, akan sangat membantu dalam mencapainya dan penting bagi pertumbuhan bisnis.

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini