fbpx

Mengenali Tipe Customer yang Sejiwa dengan Startupmu

Kamu mungkin familiar dengan kuis-kuis lama di Facebook soal ‘Siapa Jodohmu Nanti?’, atau artis mana yang ‘kamu banget’? Nah, inilah yang umumnya disebut dengan archetype, atau terjemahan kasarnya: pola dasar, yaitu apa yang kira-kira bisa dijadikan label atas kecenderungan sifat atau watak seseorang. Nah, founders, sekarang saatnya mencari tahu tipe customer seperti apa yang sejiwa dengan produkmu!

Mungkin pertanyaan di benak kamu saat ini adalah: “apa gunanya mengetahui tipe-tipe customer saya?”. Hal ini sebenarnya sangat membantu startupmu memetakan value dan target market dari barang dan jasa yang kamu jual, sehingga kamu pun bisa memahami nilai jualtarget penjualantarget audiens, serta panjangnya umur ide startupmu.

Dengan mengetahui karakter orang yang berpotensi menjadi pengguna produkmu, kamu bisa tahu target audiens iklan dan promosimu serta bagaimana perkembangan demand mereka. Dengan begitu, kamu pun bisa melakukan inovasi yang tepat guna.

Kamu memang bisa menggolongkan customermu berdasarkan demografi; umur, tempat tinggal, dan profesi mereka. Namun, data tersebut masih kurang dalam menjelaskan keterikatan seperti apa yang bisa muncul antara mereka dan startupmu.

Agar kamu memiliki gambaran dalam menentukan archetype dari customer kamu, berikut ini adalah jenis-jenis customer menurut Dominick Sorrentino (via Brafton):

The data detective adalah jenis customer yang selalu mengawas KPI kamu dan selalu ingin tahu mengenai data startup kamu (yang berarti menuntut transparansi pada customer). Seringkali rasa penasaran mereka pun muncul dari impulsivitas.

The creative renegade adalah jenis customer yang tidak hanya ‘think outside the box’ saja, namun mereka berani keluar dari zona tersebut. Sering kali berpikir dalam pola ‘what if?’ dan berpikir secara luas. Customer seperti ini biasanya sangat berbakat dan berani mengambil risiko.

The Swiss Army marketer sendiri adalah orang yang sigap dan cepat bekerja. Hampir tidak ada yang tidak bisa mereka lakukan karena mereka adalah tipikal customer yang multitalenta. Bahkan mereka pun bisa menyelesaikan masalah secara efisien, terlepas dari banyaknya kemampuan yang mereka kuasai.

The specialist merupakan kebalikan dari The Swiss Army marketer. Mereka hanya fokus dan menguasai satu kemampuan dengan sangat mendalam (contohnya email marketing, social media marketing atau technical SEO), hingga bisa menjadi figur yang paling diandalkan dalam lini pekerjaannya.

The money marketer adalah customer yang sangat terobsesi dengan nilai komersil dan sangat baik dalam mengetahui cara untuk mengubah marketing efforts menjadi peluang baru untuk mendapat keuntungan.

Pertanyaannya: apakah customer archetype hanya terbatas pada hal-hal di atas?

Tentu saja tidak. Sebutan-sebutan tersebut bahkan hanyalah sebuah label kreatif yang dibuat oleh Dominick untuk menandai tipe-tipe customer yang ia observasi. Kamu bisa menciptakan label tersendiri untuk jenis-jenis target customer yang kamu sasar, dan mengkategorikan mereka sesuai dengan kebutuhan startupmu. Bila startupmu bergerak di bidang medis, kamu juga bisa menggunakan istilah medis untuk melabeli keunikan masing-masing archetype dari targetmu.

Untuk mempermudah risetmu, kamu juga bisa menggunakan tools seperti Google Analytics, Google Trends, Search Console dan CRM kamu.

Niscaya setelah menemukan archetype dari target customermu, perkembangan startupmu lebih terarah dan menemukan nichenya sendiri. Semangat!

. . .

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini