fbpx

Mengapa Startup Harus Membuat Culture Handbook?

Membentuk tim dalam startup membutuhkan proses yang panjang. Mungkin pada awalnya hanya ada tiga hingga empat orang founder yang mengawali perjalanan. Di tahap ini, budaya kerja akan dibentuk sesuai dengan value yang diyakini oleh founder. Lambat laun seiring berkembangnya startup, maka founder merekrut karyawan baru.

Dari sini, budaya kerja rawan mengalami perubahan, atau hilang, akibat pertambahan sumber daya manusia. Setiap karyawan baru yang masuk dengan kompetensi masing-masing, bisa jadi juga menerjemahkan budaya startup dengan cara yang berbeda. Pada akhirnya, budaya kerja di startup harus dirumuskan dan didokumentasikan agar apa yang dirumuskan tidak hilang atau diterjemahkan dalam bentuk yang berbeda. Untuk itu, sangat penting bagi startup untuk membuat culture handbook.

Tips saat membuat culture handbook adalah menulis dengan bahasa yang jelas dan ringkas. Usahakan apa yang ditulis di dalam culture handbook tidak bertele-tele atau menimbulkan penafsiran yang berbeda.

Nah, supaya kamu lebih terbayang, seperti apa sih, bentuk culture handbook, cek dulu di artikel berikut ini, ya:

Rumuskan Bersama

Membuat culture handbook artinya membuat budaya yang akan ‘dipakai’ oleh semua orang yang ada di startup. Agar hasilnya sesuai, maka kamu harus menampung aspirasi dari tim. Tidak perlu semua orang, beberapa perwakilan sudah cukup untuk memberikan ide-ide terkait pembentukan budaya startup.

Tentukan Misi

Culture handbook berhubungan langsung dengan strategi perusahaan atau produk yang sedang kamu rancang. Culture handbook bahkan lebih dari itu. Sederhananya, dampak apa yang ingin kamu ciptakan melalui budaya kerja? Pertanyaan yang bisa kamu renungkan bersama dalam menentukan misi adalah: bagaimana caranya agar pekerjaan yang dilakukan bisa mengubah suasana kerja menjadi lebih baik?

Tentukan Values

Values atau nilai adalah hal-hal yang mendasari misi yang kamu buat. Nilai adalah apa saja yang menurutmu penting dan yang tidak penting. Kamu dapat menulis daftar nilai-nilai yang kamu dan tim yakini. Coret beberapa yang tidak sesuai dan prioritaskan pada values yang relevan diterapkan di dalam startup.

Tentukan Kadar Sukses

Menentukan misi dan values rasanya seperti melakukan hal-hal yang formalitas, karena terkesan ‘menciptakan hal yang tidak tampak’. Agar terasa lebih konkret, maka kamu harus tentukan kadar kesuksesan dari misi dan nilai yang kamu yakini. Kapan bisa disebut sukses? Apa harapan dari tim tentang hal ini? Intinya, jadikan misi dan nilai sebagai hal-hal yang mudah dan realistis untuk dicapai.

Tentukan Tradisi

Yang istimewa dalam menentukan culture handbook adalah menentukan tradisi. Budaya bisa mempersatukan banyak orang, tanpa membuat mereka merasa terikat atau terkekang. Untuk itu, kamu dapat ciptakan tradisi khusus untuk membuat tim merasa betah serta tetap produktif dalam bekerja dan menjalin interaksi di startup.

Tentukan Bagaimana Perkembangannya

Membuat culture handbook bukan berarti digunakan untuk sekali dan selama-lamanya. Budaya tumbuh dan hidup seiring dengan pertumbuhan tim yang ada. Bahasa kerennya sih, “people come and go.”

Bisa jadi hal-hal dari eksternal memicu terjadinya perubahan. Bisa juga perubahan terjadi karena ada kesuksesan yang berkembang dari dalam tim. Atau bahkan, ada kemungkinan perubahan didorong oleh sesuatu hal yang negatif. Karena rentan terhadap perubahan, salah satu tantangan dalam membuat culture handbook adalah membiarkan budaya berkembang sembari mempertahankan nilai aslinya.

Itu tadi beberapa tips tentang bagaimana merumuskan culture handbook dalam startup. Lalu, bagaimana sih, bentuk culture handbook dari startup atau perusahaan digital lainnya? Simak referensi di bawah ini, yuk!

Netflix

Nilai yang diusung Netflix dalam culture handbook antara lain:

  1. Performa tinggi
  2. Bebas dan bertanggung jawab
  3. Konteks, bukan kontrol
  4. Promosi dan pengembangan

Spotify

Beberapa poin penting dalam culture handbook Spotify adalah:

  1. Semua tugas harus selesai
  2. Dilakukan dengan maksimal
  3. Karyawan harus bahagia
  4. Pemimpin memberi arahan dan bimbingan untuk mendapatkan solusi
  5. Keberhasilan dirayakan

Asana

Culture handbook di Asana cukup unik dan menekankan poin-poin seperti:

  1. Mindfulness
  2. Ketenangan hati
  3. Berinvestasi pada diri sendiri dan satu sama lain secara efisien
  4. Kurangi ego

Hubspot

Mereka menyebut culture handbook versinya dengan Hubspot Culture Code:

  1. Berkomitmen ‘gila-gilaan’ untuk misi dan metrik
  2. Kami melihat sesuatu sebagai jangka panjang dan memberikan solusi untuk pelanggan
  3. Kami berbagi secara terbuka dan transparan
  4. Kami percaya keuntungan terbaik adalah memiliki talenta yang luar biasa

. . .

Artikel ini telah terbit pada Buku Saku RINTISAN Edisi 5: Budaya Startup. Silakan klik link ini untuk membaca artikel eksklusif lainnya di RINTISAN.

Bagikan artikel ini