fbpx

Membangun Bisnis Sembari Bekerja? Bukan Mustahil Kok, Ini Alasannya

Jika kamu ingin merintis bisnis, tetapi bingung karena saat ini masih bekerja secara penuh waktu, artikel ini tepat sekali untukmu.

Faktanya, beberapa pengusaha, sukses meluncurkan bisnis mereka tanpa perlu meninggalkan pekerjaan harian. Sebut saja Steve Wozniak dengan Apple, Henry Ford dengan Ford, dan Sarah Blakely dengan Spanx. Mereka bertiga menjalankan apa yang disebut dengan hybrid entrepreneurship, atau kewirausahaan hibrida. Di mana, mereka meminimalisir risiko kegagalan usaha dengan menjadikan pekerjaan tetap sebagai sandaran.

Terlebih, teknologi yang berkembang pesat saat ini memunculkan pekerjaan jarak jauh dan kondisi kerja yang lebih fleksibel sehingga memudahkan orang-orang yang ingin melakukan hybrid entrepreneurship. Selain itu, membangun bisnis sembari bekerja memberikan banyak manfaat dan kebebasan. Seperti apa kebebasan tersebut? Berikut adalah ceritanya.

1. Kebebasan mengembangkan keterampilan

‘Mengembangkan keterampilan’ di sini konteksnya adalah keterampilan yang tidak dapat kita peroleh dari pekerjaan sehari-hari. Di kantor, umumnya seorang karyawan hanya mengerjakan tugas sesuai dengan deskripsi pekerjaannya. Beda halnya jika karyawan tersebut ternyata bekerja sembari merintis startup. Maka, selain mengerjakan kewajibannya di kantor, ia ternyata juga memiliki pengetahuan mengenai bagaimana cara mencari co-founder, mengundang teman-teman untuk ikut bergabung di tim, hingga belajar ilmu baru seperti membuat kontrak kerja.

Bekerja di bisnismu sendiri memungkinkanmu untuk bisa ‘naik kelas’ secara bertingkat karena keterampilan dan pengalaman juga akan semakin bertambah. Misalnya kamu akan berproses untuk mengembangkan dan meluncurkan produk hingga membuat platform. Ini semua keterampilan yang tidak terbatas. Bagi orang yang menjalani hybrid entrepreneurship, mempelajari banyak keterampilan membuka peluang besar, yang mungkin ia perlukan di masa depan karirnya.

2. Kebebasan untuk merealisasikan impian

Pernahkah kamu mendengar cerita tentang seseorang yang ‘terpaksa’ bekerja meskipun tidak sesuai dengan keinginannya. Atau mungkin, kamu sendiri yang mengalaminya?

Melakukan hybrid entrepreneurship memberikanmu kebebasan untuk mewujudkan hal-hal yang kamu senangi, atau membangun sesuatu yang kamu yakini. Contohnya seperti ini, Dina bekerja melakukan transaksi keuangan di siang hari, dan sorenya menghabiskan waktu dengan menjadi life coach, membantu orang lain untuk menurunkan berat badan. Adi, seorang programmer yang membangun podcast sebagai ladang kreatifnya berbagi pengalaman dan inspirasi. Dan masih banyak lagi contoh lainnya yang mungkin tidak disadari hadir dalam keseharian kita.

Mengerjakan pekerjaan lain di luar pekerjaan di kantor atau tempat kerja lainnya membebaskan usaha individu untuk memenuhi hal yang tidak dapat disediakan oleh pekerjaan sehari-hari. Bisa jadi, dengan mengerjakan hybrid entrepreneurship, orang tersebut justru mencapai aktualisasi dirinya.

3. Kebebasan untuk bereksperimen tanpa tekanan finansial

Tidak buru-buru resign dari pekerjaan dan memilih untuk bertahan bisa menjadi cara yang mungkin tepat untukmu, yang ingin membangun usaha atau kesenangan lainnya tanpa merasa tertekan secara finansial. Bagaimanapun, membangun bisnis memerlukan materi dan waktu yang banyak. Alasannya, gaji dapat menghilangkan tekanan finansial dari bisnis karena menghindarkanmu dari pengambilan keputusan yang berisiko. Bahkan, menurut artikel dari weforum.org, sebuah studi terhadap 5.000 pengusaha menunjukkan bahwa pengusaha hibrida 33,3% lebih kecil kemungkinannya untuk gagal daripada mereka yang meninggalkan pekerjaannya.

Kemudian jika ditanya, kapankah harus berhenti dari pekerjaan utama? Jawabannya hanya kamu sendiri yang tahu. Tidak ada batasan kapan harus berhenti dari hybrid entrepreneurship jika kamu merasa cocok dengannya. Beberapa orang sengaja melepaskan pekerjaannya dan fokus untuk membesarkan usaha, sedangkan yang lain tidak. Jadi, tidak ada satu ukuran yang cocok untuk semua orang. Pikirkan lagi secara matang dan penuh pertimbangan, serta meminta opini dari orang-orang yang kamu percayai, sebelum kamu memutuskan untuk terus bekerja atau meninggalkan pekerjaan harianmu.

. . .

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini