Disrupsi teknologi dan perubahan zaman menyumbang alasan seseorang untuk melakukan pivot karir.
Misalnya, 10 tahun lalu, seorang gym trainer tidak akan terpikirkan untuk mengajar clientnya lewat video atau Zoom karena terjadinya pandemi COVID-19.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa profesi bisa saja berubah secara total. Nah. inilah yang dinamakan pivot karir. Contohnya, karena banyaknya permintaan dalam profesi data analyst, maka seseorang yang sebelumnya bekerja di bidang keuangan bisa berpindah haluan untuk belajar ilmu data analyst. Contoh lain, seorang guru pivot karir menjadi pemilik usaha event organizer.
Apa pun profesi yang menjadi impianmu sejak lama, atau profesi yang memang mengharuskanmu untuk mengubah karir, ada beberapa hal penting yang bisa kamu lakukan. Yuk, simak artikel ini untuk tahu jawabannya!
1. Berkomitmen dengan waktu
Jika kamu ingin pivot dalam hal karir, sadarilah bahwa waktumu akan banyak terbagi. Kamu perlu membagi waktumu untuk tiga hal.
Pertama, mengerjakan pekerjaan utama, meluangkan waktu untuk mengembangkan keterampilan baru tersebut, dan tidak bisa meninggalkan kehidupan pribadimu. Artinya, kamu harus berkomitmen penuh bahwa waktumu sudah tidak bisa seperti dulu lagi.
Kamu tidak punya banyak waktu untuk melakukan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan ketiga hal tadi. Misalnya, kamu harus membatasi diri untuk tidak mengikuti acara TV favoritmu, menghadiri konser di akhir pekan, atau mengikuti program volunteer yang biasanya kamu lakukan.
Contoh lain, kamu masih bisa tidur 6–8 jam per hari, tetapi tidak bisa tidur siang di akhir pekan karena mengutamakan waktu untuk belajar hal baru. Kamu juga tetap bisa menikmati quality time dengan keluarga, tetapi perlu menyisihkan waktu untuk belajar, misalnya setelah pekerjaan rumah telah selesai.
Kamu bisa memilih untuk tidak mengikuti kegiatan tertentu, akan tetapi jangan pernah mengorbankan kesehatan atau hubungan pentingmu dalam pivot karir, ya.
2. Pilih apa yang menjadi fokusmu
Setelah kamu mantap untuk pivot karir, selanjutnya kamu bisa memilih apa yang akan kamu lakukan agar bisa sukses.
Apa yang perlu dilakukan dalam bidang baru tersebut?
Apakah ada program pendidikan khusus untuk mendapatkan lisensi atau sertifikasi formal?
Apakah bisa dilakukan dengan self-learning?
Ataukah harus praktik dengan mengambil pekerjaan sampingan?
Apa pun yang dibutuhkan, pastikan bahwa kamu tahu bahwa waktu tersebut sangat penting. Jika ternyata perlu sertifikasi, maka kamu harus mengikuti pendidikan tambahan sebagai syarat.
Jangan korbankan waktu untuk belajar secara mandiri apabila memang bidang pekerjaan tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan secara self learning.
Sebaliknya, jika memang ternyata pekerjaan tersebut tidak memerlukan program formal, maka jangan menunda kesuksesan dan membuang banyak waktu dengan mengambil program khusus. Pilihlah fokusmu dan manfaatkan waktumu dengan bijak.
3. Layer in learning
Istilah layer in learning bisa berarti belajar sambil multitasking. Pilihlah kegiatan yang tidak terlalu membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi (deep work).
Misalnya, jika kamu perlu mendengarkan materi pelajaran, kamu bisa melakukannya sambil berjalan atau berkendara ke tempat kerja. Ketika perlu mengantarkan anak untuk pergi latihan sepakbola atau menunggu di ruang praktik dokter, kamu bisa membaca atau menonton materi pelajaran di smartphone. Manfaatkanlah waktu sebaik mungkin karena setiap hal kecil sangat berarti.
4. Menentukan waktu
Jika kamu mengambil program pendidikan formal, kamu bisa menentukan waktu dengan lebih mudah. Alasannya, jadwal sekolah/kursus biasanya sudah pasti sehingga kamu bisa lebih fleksibel dalam mengatur jadwalnya.
Contohnya, jika kamu sedang mengambil S2 selain bekerja penuh waktu, kamu bisa kuliah setiap Rabu malam. Selanjutnya, mencicil materi di akhir pekan, dan menggunakan dua jam sebelum dan satu jam setelah pekerjaan kantor selesai untuk mengerjakan tugas. Dengan menginvestasikan waktu yang telah terjadwal, keterampilanmu akan semakin berkembang.
Selanjutnya, untuk sesuatu yang dikerjakan dengan self learning, kamu perlu memperjelas waktu untuk menyelesaikannya sendiri. Misalnya, kamu bisa memilih satu atau dua malam dalam seminggu di mana mereka akan menghabiskan waktu untuk belajar dengan durasi dari 90 menit hingga dua jam. Kemudian, kamu bisa belajar lebih lama di akhir pekan, yaitu tiga hingga empat jam.
Bagaimana pun, kamu akan perlu trial and error karena hanya kamu yang bisa menemukan waktu yang paling sesuai. Jangan menyerah karena cara yang berhasil di orang lain, bisa jadi tidak cocok untukmu. Misalnya, temanmu meluangkan waktu satu jam di pagi hari untuk belajar, yang mana hal ini tidak cocok bagimu yang bukan morning person.
Pada intinya, kamu perlu banyak bereksperimen dalam membagi waktu, tugas, dan memaksimalkan fokusmu secara konsisten. Semangat berjuang bagi kamu yang ingin pivot karir, ya!
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini