fbpx

Mau Memberikan Kritik ke Manajer? Ini Etikanya!

Saat bekerja, ada kalanya kamu merasa tidak nyaman dengan sikap atau perlakuan dari manajer atau atasanmu. Misalnya, mereka sering menyela pembicaraan, mengkritikmu di depan banyak orang, merendahkanmu, dan hal tidak menyenangkan lainnya. Jika ini terjadi terus-terusan, kamu perlu mengambil sikap dengan memberikan kritik untuk manajermu.

Namun, memberikan umpan balik pada orang lain yang punya kekuasaan lebih besar juga membutuhkan keberanian yang besar. Lalu, bagaimana cara mengkritik manajer?

Berikut adalah etikanya, berdasarkan sumber dari artikel Harvard Business Review.

A. Langkah pertama: Tanyakan dulu diri sendiri

  • Tanyakan ke diri sendiri, “Apakah kritik ini memang perlu?”

Jika manajermu melakukan perlakuan tidak menyenangkan tersebut sesekali karena hari yang buruk, kamu lebih baik membiarkannya. Namun, jika hal itu berulang, maka kamu perlu mengungkitnya.

  • “Apakah potensi biayanya lebih besar daripada manfaatnya? Seberapa pentingkah hal ini bagimu?”

Jika manajermu punya peran besar untuk membantumu berkembang dan bekerja lebih baik, pertimbangkan apakah umpan balik yang kritis ini akan menurunkan kualitas hubunganmu dengannya.

  • Apakah manajermu akan menghargai pendapatmu? Akankah ia bersikap defensif?

Kamu dapat melakukan riset dengan mengamati bagaimana manajermu menanggapi umpan balik dari bawahan lainnya. Mintalah rekan-rekanmu untuk melihat apakah mereka dapat memberimu wawasan, atau ujilah dengan memberikan umpan balik yang netral atau positif kepada manajermu, lalu perhatikan tanggapannya.

Jika kamu merasa kritik yang disampaikan lewat percakapan bukan cara terbaik, kamu dapat melakukan metode penyampaian umpan balik lainnya, misalnya dengan survei anonim.

B. Langkah kedua: Persiapan

  • Atur dan blokir waktu di kalender manajermu

Upayakan untuk melakukan sesi umpan balik dalam satu atau dua hari setelah kejadian berlangsung agar semua orang masih ingat kejadiannya. Beri tahu manajermu bahwa kamu ingin bertemu sebentar dan jelaskan apa yang akan dibicarakan.

  • Berlatih sebelum melakukan percakapan

Berikut adalah contoh percakapan awal yang bisa memberikanmu wawasan:

“Terima kasih, Daniel. Saya sangat menghargai Anda meluangkan waktu untuk mendengarkan saya. Ada sesuatu dalam pikiran saya dari pertemuan tim terakhir kita. Saya ingin memberi tahu Anda bagaimana perasaan saya karena menurut saya kejujuran penting bagi kita untuk menjaga hubungan yang kuat. Apakah itu tidak masalah bagimu?”

Selanjutnya, kamu perlu memperhatikan respon manajermu. Jika dia mengucapkan terima kasih dan menyampaikan kekhawatirannya dengan cara konstruktif, maka kamu bisa lanjut ke tahap berikutnya.

  • Memilih model umpan balik

Ada satu model umpan balik yaitu SBI (Situation — Behavior — Impact), yang fokusnya adalah dialog dua arah. Jika dijalankan dengan tepat, SBI menjadi alat yang tepat untuk menguasai percakapan yang sulit. Contohnya seperti ini:

  • Tunjukkan kapan dan di mana perilaku tertentu terjadi (situasinya) untuk menentukan konteksnya. Contoh: “Selama pertemuan tim kita Kamis ini, ketika saya sedang mempresentasikan riset pasar…”
  • Jelaskan secara rinci apa yang kamu lihat atau dengar (perilaku spesifiknya). Contoh: “Selama rapat tim kita hari Kamis ini, ketika saya sedang mempresentasikan riset pasar, saya perhatikan Anda menyela saya tiga kali…”
  • Jelaskan dampaknya (bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi pikiran dan perasaanmu). Contoh: “Selama rapat tim kita hari Kamis ini, ketika saya sedang mempresentasikan riset pasar, saya perhatikan bahwa Anda menyela saya tiga kali dan hal itu membuat saya merasa diremehkan.”

Yang paling penting, ingat dengan tepat kata-katamu. Kata ‘menyela dengan sering’ menunjukkan ketidakjelasan dibandingkan kata ‘menyela tiga kali’. Sebab, ‘sering’ memiliki perspektif yang berbeda-beda untuk tiap orang.

C. Langkah ketiga: Lakukan percakapan

Tibalah hari di mana kamu akan menyampaikan kritik kepada manajermu. Ingatlah untuk berbaik sangka pada diri sendiri karena kenyataannya mungkin berbeda dari ekspektasi.

Setelah kamu menyampaikan inti dari kritiknya, kamu dapat jeda sebentar. Berikan manajermu waktu yang cukup untuk merenung dan memberikan tanggapan.

Jika respon manajermu cenderung defensif, ada beberapa cara untuk membuat situasi menjadi lebih baik. Pertama, kamu bisa meminta maaf atas dampaknya, bukan meminta maaf atas kritikmu. Kamu dapat menjelaskan niat dan meminta klarifikasi.

Contohnya, “Saya minta maaf karena ini membuatmu kesal. Saya ingin melakukan percakapan yang dapat membantu saya berkembang dan membantu kami bekerja sama dengan lebih baik. Bisakah Anda membantu saya memahami mengapa masukan saya membuat Anda kesal?”

Cara kedua, kamu bisa memilih untuk tidak berkata apa-apa. Diam bisa menjadi solusi dan membantu meredakan ketegangan. Tunggu sampai manajermu selesai bicara, dan pertimbangkan poin pertama.

Cara ketiga, kamu bisa meninggalkan ruangan dengan hormat. Jika manajermu marah, sebaiknya kamu dapat mengakhiri pertemuan tersebut untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Contoh percakapannya, “Saya minta maaf karena hal ini membuat Anda kesal. Mungkin kita bisa membicarakan hal ini lain kali?”. Ini untuk memberikan waktu tenang sebelum ia mengungkitnya lagi (contohnya jika sikap menyelanya masih berlanjut).

Itulah beberapa tips untuk memberikan kritik ke manajer atau atasan. Semoga artikel ini membantumu untuk bisa bekerja dengan lebih baik!

. . .

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini