fbpx

Kenali Fase Kedua CEO Startup dan Perannya di Perusahaan

Sebuah startup dapat dikatakan sukses jika sudah melewati tiga fase besar selama proses berkembang. Pada setiap fase itu pula pekerjaan seorang CEO berubah secara signifikan. 

Artikel ini lebih membahas tentang bagaimana cara menjadi CEO yang hebat pada fase kedua. Ada tugas-tugas level tertinggi yang hanya bisa diselesaikan oleh CEO. Mau tahu apa saja? Yuk disimak informasinya!

CEO dan Tiga Fase Besar

Pahami apa saja yang termasuk tiga fase besar selama proses pertumbuhan dan perkembangan startup yang nantinya berpengaruh pada tugas seorang CEO, yaitu:

  • Fase pertama. Tugas CEO adalah menciptakan produk yang disukai oleh pengguna. 
  • Fase kedua. CEO membangun perusahaan untuk memaksimalkan peluang munculnya produk. 
  • Fase ketiga. Keuntungan dari bisnis utama diinvestasikan ke dalam ide produk yang baru dan transformatif.

Banyak CEO yang berhasil bertransisi dari fase pertama ke fase kedua, tapi banyak pula yang gagal. Padahal CEO memegang peran penting dalam mencapai keberhasilan perusahaan dan menghadapi setiap tantangan. 

Tugas yang tidak bisa didelegasikan oleh CEO

Pada fase kedua, tugas kamu sebagai CEO adalah mendelegasikan semua yang kamu lakukan di fase satu. Tujuannya supaya kamu punya waktu untuk fokus pada tugas operasional penting yang dilakukan pada fase kedua. 

Daftar tugas yang tidak bisa didelegasikan oleh CEO pada fase dua di antaranya:

1. Memastikan semua tim bekerja sama dengan baik

Hanya CEO yang dapat mempekerjakan tim senior leadership untuk perusahaan dan memastikan mereka bekerja sama dengan baik. Mengevaluasi kinerja senior executive juga merupakan tantangan tersendiri. Kamu harus pandai mengevaluasi seberapa produktif pegawai mereka dan seberapa baik mereka saat bekerja sama dengan tim executive lainnya.

Rekrut tim dengan visi dan misi yang sejalan dengan kamu. Kumpulkan feedback dari mereka, tapi pastikan keputusan akhir tetap berada di tangan kamu. 

Pekerjaan kamu selesai ketika seluruh tim leadership telah dibentuk. Proses ini memang memakan banyak waktu, yakni sekitar 50% waktu kamu digunakan hanya untuk merekrut dan mengelola tim senior. 

Namun, setelah kamu berhasil melatih mereka untuk bekerja sama dengan baik, kemungkinan keterlibatan kamu di masa depan akan lebih sedikit. 

2. Menciptakan tujuan dan keselarasan

Tugas kedua yang tidak dapat didelegasikan oleh CEO adalah menciptakan tujuan dan keselarasan di perusahaan. 

Ketika sebuah startup memiliki pegawai kurang dari 10 orang, akan lebih mudah untuk membuat semua orang tetap selaras. Mereka akan dengan mudah mendengar dan memahami apa yang sedang terjadi, mengetahui tujuan pekerjaan mereka, dan dapat menyumbang suara saat mengambil keputusan. Komunikasi sederhana seperti ini mumudahkan kamu dalam menciptakan keselarasan. 

Lain ceritanya ketika kamu mempekerjakan lebih banyak orang di lokasi kantor yang berbeda, serta dari latar belakang dan fungsi yang lebih luas, seperti sales, finance, dan sebagainya. Menciptakan keselarasan akan jauh lebih sulit. 

Dalam sebuah startup dengan pegawai yang lebih banyak, kamu sebagai CEO mungkin tidak dapat bertemu langsung dengan semua orang yang bergabung di perusahaan. Bahkan kamu mungkin tidak dapat menghadiri sesi onboarding pegawai. 

Pada fase pertama, ibaratnya kamu adalah pendayung utama di atas kapal. Namun, tugas kamu berubah pada fase kedua. Kamu tidak lagi menjadi pendayung, melainkan orang yang mengukur kecepatan dan kinerja setiap pendayung yang jumlahnya lebih banyak. 

Sudah terbayang bukan?

3. Membentuk dan memelihara budaya kerja perusahaan

Pada dasarnya, budaya kerja di kantor ditentukan oleh cara setiap pegawai memperlakukan satu sama lain. Budaya mulai terbentuk saat orang kedua bergabung dalam startup kamu. 

Bagaimana founder dan pegawai awal bertindak satu sama lain pada masa awal startup didirikan, tanpa disadari membentuk budaya yang bertahan selama bertahun-tahun. 

Namun, perlu dicatat bahwa menciptakan budaya yang baik bukan tugas CEO saja, melainkan tanggung jawab semua orang yang bekerja di perusahaan. CEO mendorong founder dan pegawai di awal untuk bekerja sama menyusun nilai dan norma perilaku yang aspiratif bagi semua orang. 

Supaya budaya dapat ditegakkan dengan sendirinya, nilai-nilai tersebut harus selaras dengan cara perusahaan bertindak di masa lalu. 

Sebaliknya, jika kamu tidak ingin perusahaan bertindak seperti masa lalu, maka berikan contoh yang jelas dan buat semua orang di bagian leadership bertindak seperti kamu.

Kalau begitu, siapkah kamu mengarungi fase kedua sebagai CEO startup?


ReferensI:

https://www.ycombinator.com/library/3k-what-s-the-second-job-of-a-startup-ceo

. . .

— Tulisan ini dibuat oleh Yurista Andina.

Bagikan artikel ini