fbpx

Kenalan Yuk, Sama Business Model Canvas!

Photo by Slidebean on Unsplash

Hai teman-teman, apakah kamu pernah mendengar tentang business model?

Business model adalah kerangka dari sebuah rencana bisnis dengan memikirkan bagaimana perusahaan akan mendapatkan keuntungan atau pendapatan dengan memperhitungkan semua komponen bisnis.

Untuk dapat merumuskan business model, ada satu tools yang bisa dimanfaatkan, yaitu Business Model Canvas.

Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC pertama kali dikenalkan oleh Alexander Osterwalder. Tujuan membuat business model canvas adalah, agar kamu dapat mempersingkat penulisan perencanaan bisnis serta mampu meminimalisir kesalahan dan risiko saat eksekusi bisnis.

Emang, apa pentingnya, sih, menggunakan Business Model Canvas?

Seringkali, saat membangun startup, kita terlalu fokus untuk menyempurnakan produk dan mengabaikan aspek lainnya. Dimana melalui BMC, teman-teman akan dimudahkan untuk memetakan gambaran besar dari bisnis dan mengidentifikasi poin penting dari seluruh aspeknya.

Supaya makin kenal sama BMC, yuk, ketahui lebih lanjut lewat penjelasan di bawah ini:

1. Value Propositions:

Untuk memudahkanmu mengidentifikasi Value Propositions, jawab dulu pertanyaan berikut, ya:

Masalah apa yang bisa kamu selesaikan melalui produk dan layananmu?

Value Propositions menjelaskan tentang kombinasi antara barang yang kamu jual dan layanan untuk pelanggan. Usahakan Value Propositions yang kamu tentukan itu unik agar bisa dibedakan dari kompetitor. Biasanya Value Propositions dibagi menjadi dua jenis:

– Kuantitatif: menekankan efisiensi produk dan layanan (berkaitan dengan harga)

– Kualitatif: tentang pengalaman produk yang dihasilkan bagi user.

Kesimpulannya, Value Propositions berbicara tentang bagaimana produk, layanan, dan keseluruhan bisnis memberikan nilai lebih daripada kompetitor.

2. Customer Segments:

Untuk memudahkanmu mengidentifikasi Customer Segments, jawab dulu pertanyaan berikut, ya:

– Siapa target dari produkmu?

– Apakah produk sudah ditawarkan ke orang yang tepat?

– Apakah customer akan membeli produkmu?

Customer Segments atau segmentasi pelanggan adalah membagi jenis pelanggan menjadi beberapa kelompok individu berdasarkan cara-cara tertentu. Sebagai business owner atau orang yang sedang mengerjakan project, kamu harus tahu target customer agar sukses menjual produkmu.

Semakin kamu paham dan kenal dekat sama pelanggan, maka kamu akan semakin mudah menjual atau memasarkan produk. Di dalam Customer Segments, dibagi menjadi demografi dan psikografis. Demografi adalah klasifikasi pelanggan berdasarkan jenis kelamin, usia, tempat tinggal, profesi. Sedangkan psikografis adalah kebiasaan belanja, minat, dan motivasi calon pelanggan.

3. Customer Relationships:

Untuk memudahkanmu mengidentifikasi Customer Relationships, jawab dulu pertanyaan berikut, ya:

Bagaimana bisnismu melakukan interaksi dengan pelanggan?

Misalnya, apakah lewat chat online?

Kontak di DM Instagram?

Lewat telepon?

Bikin event offline?

Atau bertemu langsung secara tatap muka?

Dengan membina hubungan dari Customer Relationships, kamu jadi bisa tahu, apakah pelanggan puas setelah menggunakan layananmu atau tidak.

Jenis Customer Relationships pada umumnya terbagi menjadi:

– Personal Assistance:

Jenis Customer Relationship dimana perusahaan berinteraksi dengan pelanggan melalui karyawan sebagai representatif bisnis. Karyawan yang mewakili perusahaan ini membantu pelanggan dari segi pra penjualan, selama jualan, hingga purna jual.

– Dedicated Personal Assistance:

Hampir mirip dengan PA, perbedaannya adalah interaksinya lebih dekat dan perwakilan perusahaan bertanggung jawab atas customer experience pelanggan.

– Self-service:

Perusahaan memberikan customer experience pada pelanggan dalam bentuk layanan agar pelanggan melayani dirinya sendiri.

– Automated Services:

Hubungan antara pelanggan dan perusahaan dengan layanan otomatis, biasanya menggunakan komputerisasi atau pelanggan mempunyai account sendiri yang terintegrasi dengan perusahaan.

– Communities:

Perusahaan mewadahi sekumpulan pelanggan dalam sebuah organisasi melalui komunitas. Dengan ini memungkinkan pengalaman pelanggan yang lebih baik karena pelanggan bisa berbagi pengalaman dengan pelanggan dan audience yang lain.

– Co-creation:

Perusahaan dan pelanggan bekerja sama langsung dalam menghasilkan produk perusahaan.

Photo by Halacious on Unsplash

4. Channels:

Untuk memudahkanmu mengidentifikasi Channels, jawab dulu pertanyaan berikut, ya:

– Apakah pelanggan menggunakan media sosial?

– Apakah pelanggan naik transportasi umum, motor pribadi, atau mobil pribadi?

– Apakah mereka sering mendengarkan radio, menonton televisi, atau menonton Youtube?

– Di mana biasanya pelanggan berkumpul?

– Bagaimana cara kita mengedukasi pelanggan tentang value proposition?

Channels sendiri merupakan jalan yang digunakan pelanggan supaya bisa berinteraksi dengan bisnismu.

Berikut adalah contoh Channels yang sering digunakan:

Media sosial, event offlineemail marketingpublic speaking, SEM, SEO, viral marketingblogsales dan promosi, community, iklan offline, dan lain-lain.

5. Key Activities:

Untuk memudahkanmu mengidentifikasi Key Activities, jawab dulu pertanyaan berikut, ya:

– Strategi apa yang akan dilakukan oleh bisnismu dalam menyampaikan value propositions ke customer?

– Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan utama dalam bisnis?

– Keahlian apa saja yang dibutuhkan untuk mengerjakan kegiatan ini?

Kamu bisa membuat list, kira-kira kegiatan utama dari bisnismu apa saja, ya?

Dari situ, kamu bisa cek satu persatu dan melakukan evaluasi dampak dari tiap kegiatan yang kamu lakukan.

6. Key Resources:

Untuk memudahkanmu mengidentifikasi Key Resources, jawab dulu pertanyaan berikut, ya:

Aset penting apa saja yang diperlukan bisnismu agar bisa beroperasi?

Poinnya adalah, Key Resources membicarakan tentang kemampuan sumber daya agar produk dan bisnismu dapat berjalan dengan lancar. Yang termasuk dalam kategori Key Resources ini adalah sumber daya manusia, sumber daya uang atau modal, sumber daya fisik, dan sumber daya intelektual. Dengan menentukan Key Resources secara tepat, maka sumber daya manusia yang kamu miliki bisa membantumu dalam masuk ke pasar yang tepat, berhasil mencapai target sesuai objective yang ditentukan, dan menambah loyalty customer.

7. Key Partnership:

Untuk memudahkanmu mengidentifikasi Key Partnership, jawab dulu pertanyaan berikut, ya:

– Kerjasama apa saja yang harus dijalin agar bisnis bisa beroperasi?

– Jika kamu tidak dapat mencapai value propositions sendirian, maka siapa orang yang perlu diandalkan untuk melakukannya?

Mengidentifikasi Key Partnership penting untuk dilakukan agar bisnismu bisa bekerja sama dengan pihak lain untuk mengurangi risiko dan bisa mendapatkan sumber daya baru. Berikut adalah beberapa jenis partnership atau kemitraan yang ada:

– Aliansi strategis antara non pesaing

– Pengembangan bisnis baru oleh dua entitas bisnis

– Hubungan pembeli dengan pemasok

8. Cost Structures:

Untuk memudahkanmu mengidentifikasi Cost Structures, jawab dulu pertanyaan berikut, ya:

Apa saja pengeluaran yang diperlukan agar bisnis bisa berjalan?

Cost Structures atau struktur biaya mencakup semua biaya yang ada di dalam key resource, channel, dan key activities. Misalnya adalah biaya bahan baku, gaji karyawan, biaya promosi, dan biaya sewa. Contoh Cost Structures lainnya mencakup biaya tambahan dalam menjalankan bisnis, biaya yang berkaitan dengan legal (perijinan, sertifikasi, dan lain-lain), biaya pertanggungan (insurance), hingga opportunity cost.

9. Revenue Streams:

Untuk memudahkanmu mengidentifikasi Revenue Streams, jawab dulu pertanyaan berikut, ya:

– Bagaimana cara bisnismu mencapai keuntungan?

– Keuntungan tersebut dapat dicapai melalui apa saja?

Pada umumnya, pendapatan dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah pendapatan operasional, atau uang masuk yang dihasilkan dari kegiatan operasional bisnis. Begitu pula dengan pendapatan non operasional, maka uang yang masuk dihasilkan dari pendapatan selain kegiatan utama perusahaan. Contoh dari pendapatan non-operasional adalah bunga deposito.

Beberapa model pendapatan yang umum didapatkan antara lain adalah:

– Bayar tiap kali menggunakan produk (pay per view)

– Biaya layanan

– Biaya tetap

– Biaya langganan

– Dividen

– Biaya referral

– Freemium

-Equity gain

Supaya kamu makin kebayang gimana bentuk Business Model Canvas dan pengaplikasiannya:

  1. Cek template dan download melalui link ini, ya!

bit.ly/template-BMC

2. Tonton video penjelasannya di:

. . .

— Tulisan dibuat oleh Sofy Nito.

Bagikan artikel ini