fbpx

Karakteristik Budaya Startup yang Hebat

Kebanyakan orang akan menyangka, keberhasilan startup atau perusahaan biasanya meliputi beberapa faktor. Yang pertama, punya tim yang solid, memiliki kompetensi, dan kerja sama yang membangun. Kedua, produk atau layanannya memecahkan masalah dari pelanggan. Ketiga, pelanggan yang membutuhkan produk atau layanan dari startup.

Akan tetapi, ada satu faktor lain yang tidak tampak di permukaan sebagai faktor pendorong keberhasilan startup, yaitu budaya kerja. Ya, faktor budaya kerja sering terlupakan sebagai hal yang dapat mendorong kinerja tim, menciptakan produk solutif, dan fit into market. Lalu, seperti apa sih, karakteristik budaya dalam startup yang hebat? Berikut adalah ulasannya:

Bekerja dengan Misi

Misi adalah sesuatu yang ajaib. Lewat misi, maka sekelompok individu yang tergabung dalam tim tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Karakteristik budaya startup yang hebat adalah yang menjalankan sesuatunya tidak hanya berlandaskan pekerjaan atau sekadar menyelesaikan job description. Jika hanya berpatokan pada job description, maka setelah tugas tersebut selesai, tanggung jawab anggota tim juga selesai. Namun melalui misi, semua tim tentu harus bergotong royong untuk dapat menyelesaikan misi tersebut dengan sukses.

Tidak ada Ruang untuk Mediocre

Di startup, semua pekerjaan harus dikerjakan secara cepat dan maksimal. Budaya kerja seperti ini minim memberikan ruang untuk karakter individu yang mediocre (biasa-biasa saja); bekerja tidak dengan semangat dan tidak pula bersungguh-sungguh. Budaya kerja di startup dibentuk dari semangat para pendiri dan timnya untuk terus berusaha menjadi lebih baik. Maka dengan ini, startup membutuhkan sumber daya yang punya kompetensi, memiliki semangat dan etos kerja yang baik, serta tidak pernah setengah-setengah dalam mengerjakan sesuatu.

Komunikasi yang Tepat

Startup adalah tempat dimana para talenta terbaik bekerja dengan memanfaatkan peralatan dan teknologi. Dimana, orang-orang yang bekerja menggunakan teknologi berkomunikasi menggunakan bahasa pemrograman, membentuk machine learning, hingga menganalisis data. Namun, koordinasi antar tim tentu dilakukan menggunakan komunikasi verbal atau non-verbal. Di sini, kemampuan koordinasi menjadi penting karena melibatkan sisi humanis. Misalnya saat startup sedang ada di masa kritis ataupun masa yang menyenangkan, budaya kerja melalui alur komunikasi yang hebat harus mulai dibiasakan.

Leader yang Problem Solver dan Mengayomi

Salah satu alasan mengapa seseorang nyaman dan terus meningkatkan kinerja kariernya adalah saat memiliki leader yang mengayomi. Begitu berpengaruhnya peran leader dalam performa tim yang hebat, jika ia adalah seorang problem solver serta bisa mengayomi anggota timnya. Menjadi orang yang bisa peka terhadap masalah dan mencari celah untuk menciptakan peluang tidak diciptakan dalam waktu singkat. Leader dibentuk dengan tantangan serta kondisi sulit yang dihadapi sehari-hari. Maka, carilah leader yang punya kemampuan berpikir kritis, menjadi problem solver, dan mengayomi.

Pelanggan adalah Kunci

Karakteristik budaya startup selanjutnya adalah menyediakan solusi bagi pelanggan. Startup pada dasarnya bekerja dengan cara menyediakan solusi dan memecahkan masalah pelanggan. Artinya, budaya kerja yang pertama kali difokuskan adalah tentang pelanggan. Jadikan umpan balik (feedback) sebagai sesuatu yang berharga dan bagian paling penting dari proses pembuatan produk. Dengan bersikap proaktif kepada pelanggan, maka budaya kerja yang berorientasi pada pelanggan akan berlaku.

. . .

Artikel ini telah terbit pada Buku Saku RINTISAN Edisi 5: Budaya Startup. Silakan klik link ini untuk membaca artikel eksklusif lainnya di RINTISAN.

Bagikan artikel ini