fbpx

Jahitin: Berdayakan Penjahit Rumahan Indonesia

Jahitin.com adalah startup yang menghubungkan penjahit rumahan dengan pelanggan yang membutuhkan jasa menjahit. Visinya adalah mentransformasi kehidupan para penjahit melalui akses pasar yang lebih mudah dan juga peningkatan pendidikan keterampilan. Foundernya, Asri Wijayanti, mendirikan Jahitin pada bulan September 2016. Dengan jumlah tim sebanyak delapan orang di bulan Agustus 2020 yang lalu, Jahitin berada dalam fase pendanaan bootsrapping.

Apa inspirasi awal dalam membuat Jahitin ini? Apakah berdasarkan sebuah permasalahan di masyarakat atau mungkin berdasarkan tren?

Startup saya berawal dari permasalahan pribadi yang saya alami sejak tahun 2009, yaitu susahnya mendapatkan penjahit yang bisa available dan bisa menyelesaikan jahitan tepat waktu di dekat lokasi saya. Hal itu hampir selalu terulang setiap tahun.

Sebelum membuat startup, apa pekerjaan/kegiatan Anda sebelumnya? Mengapa memutuskan untuk membuat startup?

Saya pertama kali merintis startup ini saat saya masih menjadi mahasiswi semester 5. Berawal dari rasa penasaran ingin tahu tentang dunia startup setelah mengikuti Ignition Gerakan Nasional 1000 Startup Digital di gedung ITS, saya menemukan hal baru yang membuat saya terpanggil yaitu menciptakan solusi untuk negeri.

Sebagai mahasiswa Ilmu Ekonomi, saya paham betul bagaimana kondisi kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia tidak bisa diselesaikan hanya dalam sekejap mata. Butuh proses dan waktu yang cukup lama untuk memutus mata rantainya, salah satunya yaitu melalui pemanfaatan teknologi. Karena penjahit merupakan salah satu profesi yang masih didominasi dengan upah yang tidak adil, kondisi tempat kerja yang berbahaya dan juga banyak permasalahan lainnya, saya melihat startup sebagai harapan baru untuk mempercepat dan memperluas cakupan usaha penyelesaian berbagai permasalahan penjahit di Indonesia. Untuk itulah, saya memutuskan untuk membangun Jahitin.com dengan harapan dapat membantu meningkatkan kualitas Indeks Pembangunan Manusia (IPM) penjahit dan keluarganya sebagai upaya pemutus mata rantai kemiskinan di Indonesia sehingga bisa tercipta generasi dengan kualitas SDM yang lebih baik.

Apa tantangan terbesar yang dihadapi saat tahun pertama merintis Jahitin? Apakah tantangan itu sudah diprediksi sebelumnya atau di luar prediksi?

Ada beberapa hal yang menjadi tantangan terbesar Jahitin, diantaranya:

  1. Modal yang minim
  2. Susahnya membuat penjahit memiliki standar yang cukup baik untuk membuat customer puas, padahal sebagai founder saya tidak memiliki pengetahuan di dunia jahit menjahit
  3. Menemukan tim

Nomor 1 ada di dalam prediksi. Karena selama inkubasi kami mendapatkan pengetahuan terkait startup dalam berbagai kondisi keuangan, walaupun dengan pendapatan yang minim, Jahitin bisa memutarkan kembali uangnya untuk menumbuhkan perusahaan sedikit demi sedikit. Alhamdulillah, pada 2020 ini, Jahitin mampu menyewa rumah untuk digunakan sebagai kantor dan hiring tim full-time sebanyak 8 orang.

Nomor 2 dan 3 tidak ada di dalam prediksi. Selama ini, saat melakukan market validation dan in-depth interview kepada para penjahit, saya berasumsi bahwa penjahit yang sudah pernah menghasilkan jahitan yang bagus, selamanya akan menghasilkan jahitan yang bagus. Namun, ternyata itu salah. Banyak model permintaan customer yang up to date, sedangkan penjahit tidak familiar dengan polanya. Hal ini yang membuat penjahit kewalahan dan angka errornya masih cukup tinggi. Oleh karena itu, kami melakukan pivot dan mengembangkan Jahitin Academy untuk meningkatkan skill dan pengetahuan penjahit terlebih dahulu.

Sedangkan untuk menemukan team yang tepat, yang saya lakukan adalah saya akan hire orang baik yang pernah bekerja bersama saya, maupun pernah bekerja dengan team saya. Sehingga, saya mengetahui sikapnya saat menyelesaikan masalah dan sifatnya ketika mengerjakan sesuatu.

Bagaimana perkembangan Jahitin saat ini? Apa yang sedang fokus dikerjakan sekarang ini?

Saat ini, Jahitin bekerja sama dengan berbagai pihak di lintas sektor untuk memproduksi set APD dan masker yang akan diberikan kepada tenaga kesehatan dan juga masyarakat untuk membantu melandaikan kurva pandemi Covid-19.

Lalu, Jahitin juga sedang mengembangkan Jahitin Academy yang akan membantu penjahit di seluruh Indonesia untuk dapat mengakses kelas pelatihan kapan saja dan di mana saja secara online selama mereka memiliki akses koneksi Internet dan juga secara offline dengan kurikulum yang telah dirancang secara khusus menyesuaikan trend pasar saat ini. Jahitin Academy akan dilaunching pada tahun ini.

Selain itu, Jahitin juga sedang dalam tahapan mencari pendanaan (fundraising).

Apa keunikan utama yang ditawarkan Jahitin bagi penggunanya?

Jahitin mengelompokkan penjahit sesuai spesialisasi mereka masing-masing. Tujuannya adalah agar penjahit dapat mengerjakan order dengan lebih cepat dan meminimalisasi error, sehingga kualitas jahitan yang dihasilkan penjahit semakin bagus. Jahitin pun membuat customer lebih mudah untuk melakukan order secara online.

Kami pun memiliki program kemitraan di mana Jahitin bekerjasama dengan perusahaan yang mau menyumbangkan dana dalam bentuk pemberian subsidi beasiswa belajar kepada para penjahit. Dengan program kemitraan tersebut, kami harap bisa memberikan peluang bagi semua penjahit di seluruh penjuru Indonesia, di segala lapisan ekonomi, untuk dapat mengakses materi peningkatan skill dan juga pengetahuan melalui Jahitin Academy.

Apa hal yang paling berpengaruh besar pada pertumbuhan Jahitin?

Tiga hal yang paling berpengaruh besar dalam pertumbuhan Jahitin adalah belajar, persistence, dan kolaborasi:

  1. Belajar: Jahitin lahir ketika saya mengikuti program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital batch 1 pada tahun 2016. Ketika mengikuti program ini, tidak terbesit sekalipun bahwa saya bisa membuat sebuah startup yang bisa bertahan hingga saat ini, karena niat awal saya hanya ingin belajar mengenai dunia startup. Namun, setelah mengikuti setiap tahapan di #1000startup digital, saya bertemu banyak sekali mentor yang keren dan menginspirasi. Itu membuat saya semakin yakin untuk bisa membangun sebuah startup yang mampu menjadi solusi untuk memecahkan permasalahan yang ada di Indonesia dan memberikan manfaat ke banyak pihak.
  2. Persistence: Startup tidak pernah lepas dari kata pasti dan permanen. Sama halnya dengan Jahitin, banyak kesalahan yang telah kami lakukan di setiap langkah menjalankan hari demi harinya. Mulai dari kekecewaan customer, asumsi terhadap market yang tidak terbukti, KPI yang tidak tercapai, website error, dan banyak hal hal yang yang sering membuat patah semangat dan hilang harapan. Namun, hal ini tidak lantas membuat saya berhenti dan menyerah. Karena saya percaya janji Tuhan, di setiap lahirnya permasalahan pasti ada solusinya dan kewajiban manusia hanyalah berusaha. Jika saat web ngga jadi-jadi, saya nyerah, mungkin domain Jahitin ngga akan pernah terdaftar. Jika saat team saya mundur satu persatu, saya nyerah, mungkin ngga akan ada PT. Revolusi Fesyen Indonesia saat ini. Jika saat CTO saya meninggal, saya menyerah, mungkin Jahitin Academy ngga akan pernah bisa diakses secara online. Saya pun yakin, apapun yang sedang kita alami saat ini dan di masa lalu, apakah itu baik atau buruk, setiap peristiwanya merupakan cara Tuhan mempersiapkan diri kita menjadi ‘versi terbaik kita’ di masa depan.
  3. Kolaborasi: Berkolaborasi adalah salah satu kunci utama dalam pertumbuhan Jahitin. Tidak hanya kolaborasi dengan sesama startup, Jahitin juga sering melakukan kolaborasi lintas sektor baik dari bersama pemerintah maupun sektor swasta. Hal ini menambah network Jahitin yang menjadi semakin luas, meningkatkan brand exposure, memperluas jangkauan impact. Selain itu, berkolaborasi antar sektor juga memberikan sudut pandang dan ilmu baru yang belum pernah terlintas di kepala saya sebagai startup founder.

Apa pencapaian terbesar yang diraih Jahitin?

Menyelenggarakan Jahitin Academy untuk membuat masker dan APD secara gratis kepada 466 penjahit di berbagai wilayah di Indonesia dalam dalam waktu satu bulan dan memberikan sedikit nafas untuk teman-teman penjahit pekerja harian yang harus terkena PHK massal secara tiba-tiba di masa pandemi.

Apa prioritas utama dari Jahitin dalam 2 tahun mendatang?

Prioritas kami saat ini adalah kami ingin memperluas dan memperdalam dampak sosial Jahitin dengan cara mengembangkan layanan Jahitin online service dan Jahitin Academy agar dapat diakses oleh lebih banyak penjahit dan customer di seluruh Indonesia, tak terkecuali mereka yang berada di daerah tertinggal.

Apa mimpi terbesar Anda untuk Jahitin?

Mimpi terbesar saya untuk Jahitin adalah Jahitin dapat berkembang lebih besar agar bisa cukup kuat untuk merangkul lebih banyak penjahit dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi penjahit dan keluarganya. Saya pun ingin Jahitin dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia dengan kualitas penjahitnya yang terbaik di antara negara-negara lain.

Tulisan ini juga dipublikasikan pada Buku Saku RINTISAN Volume 2.

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah sebuah gerakan untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia dengan mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital.

Diinisiasi sejak 2016, #1000StartupDigital berfokus mendorong early-stage startup pada sektor agrikultur, kesehatan, pendidikan, pariwisata, logistik, dan maritim.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

. . .

— Tulisan dibuat oleh Aulia Mahiranissa.

Bagikan artikel ini