fbpx

Inovasi vs Konsistensi? Sebenarnya Ini yang Konsumenmu Butuh

Sebagai pendiri startup baru, pernahkah kamu terinspirasi dan takjub akan inovasi dan kesuksesan yang nampak sangat singkat dari pendahulumu? Tentu saja sebagai outsider, kesuksesan dari inovasi produk dan terobosan yang dipublikasikan secara besar-besaran itu terlihat sebagai jalan keluar menuju popularitas dan revenue di mata orang awam.

Namun rupanya, untuk menganalisis kebutuhan pasar, dibutuhkan kepekaan yang tinggi tentang apa yang sebenarnya user kamu butuhkan. Ini dia yang harus kamu pahami supaya terhindar dari bias yang tidak diperlukan:

Perbedaan Fitur dan Solusi

Fitur baru tidak selalu dibutuhkan pengguna, namun solusi akan selalu dicari. Ada anggapan bahwa sebagai pengusaha, seringkali kita fokus pada perspektif pengusaha, dan kehilangan perspektif pengguna. Ketika kita terlalu berfokus pada perspektif tersebut dan mengabaikan kebutuhan pengguna, maka akan ada cost yang terbuang dari inovasi-inovasi yang sebenarnya tidak, atau belum mereka butuhkan.

Bukan tugas pengguna untuk menerjemahkan inovasi menjadi sebuah solusi, sebab mereka pasti akan membeli produk sesuai dengan kebutuhan mereka. Mustahil memaksakan pengguna untuk menghabiskan waktu mereka untuk menggunakan produkmu sampai cocok dengan permasalahan mereka. Ibaratnya, sudah jatuh tertimpa tangga; dalam kesusahan pun masih dipaksa berpikir.

Maka dari itu, jadilah produk yang user friendly dan ikuti terus perkembangan serta

demand dari pasarmu.

Jangan Hanya Membuat Product Roadmap, namun Juga Solution Roadmap

Jika kamu terus-menerus memaksakan fitur baru pada ladang yang salah, tidak hanya waktu yang akan kamu buang, namun juga dana dari perusahaanmu (contoh: saat membuat MVP atau prototipe).

Maka, ciptakanlah solution roadmap pada produkmu secara keseluruhan, dan gunakanlah perspektif pengguna. Ajak tim produk untuk melakukan riset dan libatkanlah pengguna setiamu untuk menyuarakan kebutuhan mereka akan produkmu. Solution roadmap akan menjadi penuntun kamu dalam menciptakan product roadmap yang lebih efektif dan memiliki daya jual.

Terbuai dengan feedback dari pengguna pun tidak baik. Evolusikanlah produkmu hingga bisa terus mengikut perkembangan penggunamu. Sehingga, updates dari fitur atau produk yang kamu miliki tidak harus menuntutmu untuk menciptakan produk baru secara terus-menerus. Manfaatkan saat-saat MVT dan catat dengan seksama bagaimana penggunamu menanggapi fitur-fiturmu. Ingat untuk tidak tenggelam dalam pujian dan kepuasan sesaat.

Tidak Hanya Solutif, namun Juga Komunikatif

Setelah meluncurkan sebuah fitur yang solutif dan benar-benar dibutuhkan pengguna pun, masih banyak pengguna yang sebenarnya butuh produkmu, namun mereka tidak menyadarinya. Maka dari itu, buatlah copywriting yang membuat mereka merasa ‘terpanggil’ dan ‘diikutsertakan’, dibanding hanya hard-selling yang memanggil dengan kata kunci ‘sekarang’ atau ‘segera’ (contoh: Belilah Sekarang!, Segera Lakukan Pembayaran!).

Gunakanlah copywriting yang komunikatif dan kolaboratif, seperti “10 Menit Sampai, Pengiriman Express Permudah Rutinitasmu” atau “Sudah Jalan Berapa Langkah Hari Ini?”. Buat penggunamu merasa bahwa mereka ‘diajak’ dan ‘butuh’ akan produkmu.

Lakukanlah riset dan kenali tren-tren diksi masa kini, supaya produkmu juga tidak terlihat usang dan selalu relatable dengan keadaan demografi pelangganmu.

Ada banyak hal yang harus kamu perhatikan dalam menciptakan sebuah produk. Penting bagi kamu untuk terus berkembang dan mendengarkan kebutuhan penggunamu, sambil terus menciptakan sesuatu yang sesuai dengan panggilanmu. Semangat ya!

Bagikan artikel ini