fbpx

Ini yang Bisa Kamu Lakukan Saat Anggota Tim-mu Merasa Kesulitan

“Saya merasa tidak memahami masalah ini. Rasanya ingin menyerah.”

“Gimana caranya menyelesaikan pekerjaan ini? Yang ada di depan mata seperti jalan buntu.”

Beberapa kalimat di atas mungkin pernah diutarakan oleh anggota tim-mu saat sedang mengerjakan project. Sebagai seorang leader, apa yang harus dilakukan saat anggota tim ada yang mengalami kesulitan?

Alih-alih memberikan nasihat atau motivasi pada karyawan yang mengalami kesulitan, tugasmu sebagai seorang leader seharusnya bisa mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan. Lantas, bagaimana caranya?

Melalui tiga pertanyaan di bawah ini, kamu bisa menggiring mereka untuk memiliki pola pikir strategis, memperjelas masalah yang rumit, serta melatih mereka untuk mandiri dalam menyelesaikan permasalahan. Yuk, simak dulu dalam artikel berikut ini!

Pertanyaan pertama, “Apa tugas spesifik yang sulit untuk dikelola atau dicapai?”

Kamu dapat menanyakan hal ini kepada anggota tim yang merasa kesulitan. Misalnya saat anggota tim-mu melaporkan progress pekerjaan dengan kalimat deskriptif seperti, “Saya ragu bisa menyelesaikan tugas ini.” atau “Saya sudah mencoba tapi gagal lagi.”, di sinilah kamu dapat menanyakan pertanyaan pertama kepada mereka.

“Apa tugas spesifik yang sulit untuk dikelola atau dicapai?”

Tujuan menanyakan pertanyaan ini adalah untuk mengonfirmasi dan meminta mereka mengidentifikasi, apa saja kesulitan yang dihadapi dan terasa sulit untuk dikelola. Jika mereka masih menjawab dengan kalimat deskriptif atau kalimat emosional lainnya, gali lebih dalam apa keresahan mereka. Dengan ini, kamu dapat menemukan pemicu atau sumber masalah dari kesulitan yang dihadapi oleh tim-mu.

Kamu juga bisa menanyakan pertanyaan lanjutan lain yang direkomendasikan oleh Michael Bungay Stanier, penulis dari “The Coaching Habit: Say Less, Ask More & Change the Way You Lead Forever.”

Pertanyaan tersebut adalah: “Sebenarnya, apa tantangan yang kamu dapatkan di sini?”

Dengan menanyakan hal tersebut, maka secara tidak langsung, kamu dan anggota tim diminta untuk berpikir untuk problem solving, menggali masalah utama di bawah kesulitan dan keputusasaan, serta memperjelas langkah taktis dalam penerapan solusi.

Pertanyaan kedua “Kelebihan apa yang kamu miliki dan mendukung agar tujuan/tugas bisa selesai dengan maksimal?”

Setelah kamu mengarahkan tim untuk mengidentifikasi apa masalah utama dan pemicunya, maka selanjutnya kamu bisa mengajak mereka untuk menganalisa sumber daya apa yang mereka butuhkan dalam mengerjakan tugas tersebut.

Contohnya saja, salah satu anggota tim-mu punya pekerjaan menganalisa sales campaign. Namun, pada kesempatan kali ini, kamu sebagai leader menantangnya untuk membuat konsep desain campaign yang bisa menaikkan konversi pelanggan.

Dari sini, mungkin anggota timmu merasa kesulitan karena ditugaskan untuk mengerjakan hal yang bukan bidangnya. Ini wajar, karena kelebihan yang ia miliki adalah menganalisa, bukan mendesain. Namun, bagaimana caranya agar anggota tim-mu berhasil di tugas kali ini?

Pertama, kamu dapat menanyakan pada anggota tim, apa kelebihan yang ia miliki. Jika ternyata kelebihan yang ia miliki kurang mendukung terhadap tugas yang diberikan, maka carilah sumber daya lain yang bisa membantu.

Misalnya saja, anggota tim-mu bisa berdiskusi dan meminta bantuan desainer untuk memberikan insight atau use case yang relevan. Dengan bertanya dan berkolaborasi dengan desainer, maka anggota tim-mu membutuhkan waktu 4 jam untuk menyelesaikan pekerjaan. Ini tentu sangat bagus jika dibandingkan dengan ia sendiri yang mengerjakan tugas yang bukan keahliannya dan bisa menghabiskan waktu 2 hari.

Ingatlah bahwa coaching sebagai leader bukan hanya tentang memberi saran atau feedback, tapi lebih leader harus mampu mengarahkan dan membimbing anggota timnya untuk memahami situasi yang terjadi dan menuntun mereka untuk menemukan solusi dengan caranya sendiri. Leader yang keren adalah yang tidak mendelegasikan tugas ke tim dan menyuruh mereka untuk melakukan persis sesuai instruksi. Akan tetapi, leader yang hebat memberi kebebasan tim untuk menentukan cara yang paling efektif untuk menyelesaikan tugas.

Leader harus mampu mengarahkan dan membimbing anggota timnya untuk memahami situasi yang terjadi dan menuntun mereka untuk menemukan solusi dengan caranya sendiri.

Pertanyaan ketiga “Apa tindakan yang bisa kamu lakukan setelah mengetahui kelebihan dan sumber daya yang dimiliki?”

Di sini, kamu bisa berdiskusi dengan anggota tim mengenai langkah-langkah solutif. Berikan dukungan agar anggota tim bisa fokus berpikir, mengembangkan ide kreatif, serta cara strategis untuk bisa memanfaatkan kelebihan dan sumber daya yang ada.

Sebisa mungkin kamu tidak memberikan saran, sebelum anggota tim-mu mencoba memberikan solusi atau mengemukakan pendapatnya. Tugasmu sebagai leader yang sedang melakukan coaching adalah membantu anggota tim untuk menyempurnakan ide.

Kamu juga dapat mengarahkan mereka dengan menambahkan beberapa pertanyaan lanjutan, contohnya “Di tugas ini, kamu akan berkolaborasi dengan siapa saja?” serta “Apa yang bisa saya lakukan sebagai leader untuk mendukungmu menyelesaikan pekerjaan?”

Semoga dengan menanyakan 3 pertanyaan tersebut, bisa membantumu saat proses coaching dengan anggota tim, ya!

. . .

Artikel ini telah terbit pada Buku Saku RINTISAN Edisi 6: Talent. Silakan klik link ini untuk membaca artikel eksklusif lainnya di RINTISAN.

Bagikan artikel ini