fbpx

Ini Caranya supaya Kamu Tetap Jadi Founder yang Rileks

Banyak founder yang berpikir begini: setelah 20 tahun mendirikan perusahaan, mereka akan punya lebih banyak waktu luang. Hitung-hitung semacam ‘bayar utang’ bersenang-senang sebab 20 tahun belakangan tak bisa happy-go-lucky dan sebaliknya malah diisi dengan kerja, kerja, kerja.

Ya, tentu saja itu sebuah pemikiran yang optimis. Namun, hal yang sering tidak disadari adalah: waktu luang tak akan muncul begitu saja kalau bukan kamu sendiri yang menciptakannya. Ibaratnya, kamu enggak akan bisa berlibur kalau bukan kamu yang berniat meluangkan waktu dan merencanakan liburan.

Padahal, waktu luang untuk bersenang-senang itu penting (!!) supaya kamu tetap bisa berpikir jernih dan kreatif saat kembali bekerja. Nah, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan supaya bisa jadi founders yang tetap bersenang-senang, alias rileks dan waras.

1. Belajar menerima bahwa memang, ya, hidupmu tak akan lagi sama…

Tentunya, salah satu ‘kenikmatan’ menjadi seorang startup founder adalah kamu bisa mengatur sendiri seluruh jadwal, durasi kerja, hingga tempat kerja. Kamu tak lagi terikat dengan aturan jam kerja 9–5 (yang bahkan sering kali molor hingga malam), atau terikat dengan aturan yang mengharuskan kamu bekerja di kantor. Kamu bisa memilih mau bekerja di mana pun yang kamu inginkan. Namun, ingatkan dirimu untuk: tidak terlena! Sebab realitanya bisa sungguh tak senikmat yang dibayangkan; waktu yang habis untuk memikirkan bisnis dan membuat keputusan besar atau menyelesaikan masalah yang muncul dan butuh solusi segera.

Maka, menjadi penting bagimu untuk bisa memahami dan menerima diri sendiri yang tak lagi merasa leluasa seperti sedia kala. Ada kalanya kamu merasa kesepian. Karenanya, kamu harus…

2. Cari lingkaran pertemanan yang suportif

Bertemanlah dengan sesama founder lain atau wirausahawan.

Mereka memahami perkuangan yang ditempuh pemimpin dalam membangun bisnis. Jaringan pertemanan yang kuat bisa membuat kamu tangguh dalam menghadapi situasi sulit.

Memiliki teman yang memiliki cara pikir serupa dan bisa memahami kondisi sebagai seorang startup founder akan membantumu menghadapi waktu-waktu berat saat menjadi founder. Jaringan pertemanan yang positif akan menjauhkanmu dari perasaan kesepian dan akan senantiasa mengingatkanmu semua akan baik-baik saja.

3. Jadwalkan waktu luang dan isilah dengan hal bermanfaat

Manfaatkan waktu jeda di antara jam kerja untuk dirimu sendiri, seperti berolahraga, memperkaya ilmu dengan ikut kursus atau membaca buku, serta menjalin kontak dengan keluarga dan teman.

Perlu diakui bahwa kini hari-harimu terasa lebih padat bagai tak ada waktu untuk dirimu sendiri. Namun, kamu bisa mengambil waktu sejenak untuk olahraga ringan di sela jadwal meeting, atau makan siang bersama keluarga. Apresiasi setiap waktu yang ada agar kamu bisa membaginya dengan bijak antara pekerjaan dan dirimu sendiri.

4. Membuat skala prioritas dan jangan sungkan bilang ‘tidak

Tidak semua ajakan harus dijawab dengan anggukan.

Kamu punya hak untuk bilang ‘tidak’ terhadap sesuatu yang belum mendesak dan tidak prioritas. Jangan sampai karena kamu merasa seorang founder harus senantiasa menjadi ‘go-getter’, kamu mengiyakan semua undangan pertemuan dan presentasi. Prioritaskan apa yang paling penting dan menunjang untuk dirimu.

Pada akhirnya..

Nikmatilah hidupmu sebagai seorang startup founder. Kadang hidup memang butuh usaha lebih untuk sesuatu yang lebih baik. Tetap semangat, sebab what does not kill you makes you stronger. 😉

Referensi:

https://www.startups.com/library/expert-advice/5-tips-find-worklife-balance-starting-company
https://www.forbes.com/sites/marenbannon/2020/02/10/startup-founder-mental-health-why-it-matters-and-how-to-boost-it/?sh=6fd12c931bf1

. . .

— Tulisan dibuat oleh Sattwika Duhita.

Bagikan artikel ini