fbpx

Data Science Indonesia

VISI

To create creative and innovative data-driven ecosystem to enhance human welfare

MOTTO

Indonesia Melek Data

FOUNDER

Fajar Jaman, Fajar Muharandy

DIDIRIKAN PADA

2015

JUMLAH PENGURUS AKTIF

± 100 orang

JUMLAH MEMBER

11 ribu member nationwide

INSTAGRAM

@datascienceindo

WEBSITE

https://datascience.or.id/

Bagaimana latar belakang Komunitas Data Science Indonesia (DSI) didirikan?

Pada tahun 2014, dua orang pendiri komunitas DSI, yakni Fajar Jaman dan Fajar Muharandy, menyadari bahwa pengetahuan tentang data science akan sangat dibutuhkan di tahun- tahun mendatang. Pada saat itu, data science juga belum begitu dikenal oleh teman-teman di Indonesia. Dari situ, mereka mengumpulkan beberapa teman di grup Whatsapp, membuka forum diskusi dan mencari tahu lebih lanjut tentang data science. Forum tersebut berlanjut hingga mereka memutuskan untuk membuka kelas-kelas kecil yang jumlah partisipannya terus bertambah. Dari yang awalnya hanya 10 orang bertambah menjadi 20 orang. Akhirnya mereka membuat website dan membuka pendaftaran bagi yang ingin bergabung dengan komunitas DSI, serta menggunakan grup Telegram sebagai wadah berbagi lebih lanjut.

DSI sendiri sudah terdaftar dan berada di bawah Yayasan Data Science. Karena basis DSI adalah komunitas dan organisasi nirlaba, kelas-kelas yang diadakan oleh DSI hampir tidak pernah berbayar.

Saat ini, jumlah member DSI mencapai 11.000 orang dari berbagai daerah di Indonesia, meskipun sebagian besar masih banyak yang dari Jakarta. Selain di DKI Jakarta, anggota aktif DSI tersebar di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Apa visi yang ingin dicapai Komunitas DSI?

Seperti yang tertulis di website DSI, bersama masyarakat kami ingin turut berperan meningkatkan kreativitas dan inovasi yang melibatkan ilmu data science, data-driven ecosystem di Indonesia, serta kualitas sumber daya manusianya.

Fokus dari komunitas DSI ada tiga: socialize, educate, dan advocate. Socialize disini fungsinya bertujuan untuk menyosialisasikan ilmu terkait data. DSI berusaha meningkatkan kesadaran kalau data itu bisa menjadi sangat berguna dalam kehidupan kita. Data itu tidak sekedar angka, tetapi juga memberikan wawasan. Educate sendiri berfokus mengedukasi masyarakat untuk menggunakan data secara teknis. Kita bisa mengajarkan para anggota komunitas untuk bisa menggunakan Python, Ms. Excel, serta cara mengambil insight dari proses pengolahan data tersebut. Lalu yang terakhir fungsi advocate, yakni bekerjasama dengan organisasi atau institusi lain untuk mencari data insight dan bersama-sama memecahkan masalah dengan data.

Siapa saja yang ditargetkan untuk bergabung dalam jejaring Komunitas DSI?

Kami tidak memiliki target demografi tertentu untuk diajak bergabung di komunitas DSI. Untuk bergabung dengan kami tidak perlu memiliki latar belakang ilmu komputer atau IT. Kami tidak mensyaratkan apapun untuk mendaftar. Siapapun yang tertarik belajar dan memiliki keingintahuan tentang data science pasti akan disambut baik oleh kami.

Apa saja program yang dijalankan oleh Komunitas DSI?

Ada beberapa program yang kami jalani. Yang paling banyak dikenal dan diikuti adalah program Melek for Member, DSI Melek Series, Data Warning Series, Data Curriculum, podcast berjudul DataPods di Spotify, serta kami juga ada blog di Medium yang diisi para member DSI.

Di bulan Maret ini ada acara paling besar kita, yakni Data Science Weekend. Acara ini menggabungkan semua elemen program dan kegiatan yang komunitas DSI miliki. Ada workshop, seminar, Data Talk, roadshow, kompetisi, dan Data Award.

Apa rencana program ke depannya yang ingin dijalankan oleh Komunitas DSI?

Kami belum ada rencana membuat program baru dalam waktu dekat. Karena fokus kami lebih ke arah bagaimana program yang kami miliki dapat lebih mudah dijangkau oleh banyak orang. Mungkin teman-teman yang tinggal di luar 4 provinsi yang tadi disebut, juga teman-teman yang masih berkuliah. Kami ingin semakin banyak masyarakat Indonesia bisa lebih ‘melek’ tentang data. Selain itu, pengembangan kemampuan atau skill juga menjadi tujuan kami. Misalnya, anggota yang tadinya menaruh fokus lebih banyak di bagian production, dalam 2-5 tahun lagi bisa melebarkan fokusnya ke kemampuan yang lebih advance, misalnya simple artificial intelligence atau how to deploy artificial intelligence.

Selain itu, kami juga ingin proses regenerasi dan partisipasi anggota komunitas ditingkatkan lagi. Karena menurut kami, kebanyakan antusiasmenya hanya besar di awal. Dalam sehari paling tidak terdapat 20-30 pendaftar baru di website DSI, namun sebagian besar akan aktif di komunitas ini paling lama 5-6 bulan. Setelah itu mungkin mereka mendapatkan referensi lain dan skill mereka sudah meningkat ke level yang lebih mahir. Sehingga mereka mulai mencari peluang atau edukasi yang lebih advance, dimana hal tersebut belum banyak disediakan dari DSI. Jadi dari 28.000 followers kami di Instagram, mungkin hanya seperempatnya saja yang memang masih mengikuti.

Harapannya, selain mereka dapat sesuatu yang mereka cari di DSI dan bisa menggunakan data lebih baik lagi, selanjutnya mereka bisa lebih mengikuti passion mereka dan mendapat pekerjaan yang diinginkan. Tapi kami juga berharap mereka yang sudah belajar ini bisa sharing kembali ke anggota komunitas DSI yang baru, supaya ada regenerasi di komunitas. Karena data scientist bekerja di dalam tim, sehingga jika anggotanya bisa berbagi kembali ke komunitas akan lebih baik.

. . .

Artikel ini telah terbit pada Buku Saku RINTISAN Edisi 9: Seni & Hiburan Berbasis Digital. Silakan klik link ini untuk membaca artikel eksklusif lainnya di RINTISAN.

Bagikan artikel ini