fbpx

Bingung Saat Membangun MVP? Ini 5 Pertanyaan yang Bisa Kamu Jadikan Panduan

Dalam tahapan membangun startup, ada satu fase penting yang tidak boleh dilewatkan, yaitu membangun Minimum Viable Product atau yang biasa disebut dengan MVP. MVP adalah sebuah ringkasan dari fitur paling sederhana yang berfungsi sebagai produk itu sendiri dan bisa memecahkan inti masalah dari pelanggan.

MVP juga disebut versi paling minimal dan dapat memenuhi kebutuhan pasar secara akurat. Tujuan diciptakannya MVP adalah mendapatkan wawasan dari pelanggan secara valid dan tahu apa yang pelanggan benar-benar butuhkan, dengan sumber daya sekecil mungkin.

Lalu, apa saja yang harus dipersiapkan saat kamu dan tim sedang membangun MVP? Berikut adalah lima pertanyaan yang membantumu dalam membangun MVP.


1. Apakah kamu sudah mengenal pelanggan lebih jauh?

Seperti apa pelangganmu? Apa yang mereka butuhkan?

Hal apa saja yang mereka suka dan tidak suka?

Produk seperti apa yang bisa menjawab keresahan mereka?

Beberapa daftar pertanyaan di atas memberikanmu gambaran tentang seberapa jauh kamu sudah mengenal pelanggan. Karena, inti dari bisnis startup adalah memusatkan perhatian pada pelanggan, bukan hanya berfokus pada pengembangan produk saja. Melainkan, pengembangan produk dan pengembangan pelanggan harus dilakukan beriringan, tanpa harus mengabaikan salah satunya.

Buatlah MVP dengan tujuan untuk mengenal apa yang sebenarnya pengguna inginkan dari produkmu. Pastikan MVP yang kamu buat sudah sesuai dengan permintaan pasar. Menurut CB Insights, 42% startup gagal karena mereka menciptakan produk yang tidak sesuai dengan permintaan pasar. Jadi, pastikan kamu tidak terjerumus di lubang tersebut dengan memaksimalkan MVP. Rahasia lainnya dari penciptaan MVP, kamu sekaligus bisa mengumpulkan masukan dari pelanggan dan melakukan validasi nilai proposisi.

2. Apa yang menjadi fokus dari hipotesismu?

Menurut metodologi Lean Startup, produk pada dasarnya adalah sekumpulan hipotesis yang belum divalidasi oleh pasar. Tugasmu saat sedang membangun MVP adalah memperkecil fokusmu ke dalam satu atau dua ide utama untuk pengembangan produk. Istilahnya, kamu harus ‘tega’ membuang ide-ide lain yang tidak relevan untuk memastikan kamu bisa mendapatkan hipotesis yang tepat.

3. Apakah MVP-mu sudah benar-benar minimal dari segi biaya dan waktu?

Fungsi dari dibuatnya MVP adalah meminimalkan risiko terlalu banyak ‘membuang’ waktu dan biaya. Artinya, semakin minimal atau semakin sedikit fitur dari MVP, maka semakin sedikit biaya yang diperlukan dan waktu ya ngdibutuhkan. Bagaimanapun, founder harus menekan egonya untuk tidak terlalu banyak memasukkan fitur ke dalam MVP. Selain itu, terlalu banyak fitur tambahan justru akan membuat tanggal peluncuran menjadi semakin lama.

4. Sepertinya semua fitur penting, bagaimana memilih fitur utama ke dalam MVP?

Realitanya, tidak ada satu buku pun yang menjelaskan secara rinci bagaimana langkah paling sempurna saat membangun MVP. Alih-alih mengejar kesempurnaan, akan lebih baik jika kamu fokus untuk mengategorikan fitur apa saja yang harus dimasukkan ke dalam MVP. Bagaimana caranya? Bagilah ide-ide tentang fiturmu ke dalam dua kategori, yaitu fitur yang harus ada dan fitur yang sebaiknya ada, dan fokuslah terlebih dahulu untuk memasukkan fitur yang harus ada ke MVP.

5. Apa MVP-mu sudah memberi kesempatan pengguna untuk memberikan umpan balik?

Pada akhirnya, semuanya kembali ke pengguna. Jadi, pastikan bahwa MVP milikmu memudahkan pengguna untuk memberikan umpan balik. Tujuannya, apalagi jika bukan memudahkanmu dan tim dalam mengembangkan produk ke tahap selanjutnya berdasarkan data valid dari pelanggan. Salah satu contoh umpan balik pengguna adalah melalui fitur tombol “beri masukan dan penilaian” dan sejenisnya.


Ketika kamu sudah dapat menjawab daftar pertanyaan di atas, saat ini adalah waktu yang tepat bagimu untuk menyelesaikan MVP yang relevan bersama dengan tim kesayangan. Jadi, selamat membangun MVP-mu, ya!

. . .

Artikel ini telah terbit pada Buku Saku RINTISAN Edisi 10: Ekonomi Biru. Silakan klik link ini untuk membaca artikel eksklusif lainnya di RINTISAN.

Bagikan artikel ini