fbpx

Bagaimana Pemimpin Sebaiknya Merespons Umpan Balik?

Dalam momen tertentu ketika kita bekerja, akan ada proses untuk penilaian kinerja. Biasanya, penilaian kinerja dilakukan dalam kurun waktu dua hingga tiga kali dalam setahun, tergantung seperti apa budaya kerjanya. Mungkin di startup umumnya disebut dengan appraisal, 1 on 1, atau apa adanya dengan ‘penilaian kinerja’.

Dalam kesempatan ini, setiap orang akan mendapatkan umpan balik, baik itu dari atasan atau rekan kerja yang lain. Khususnya kamu yang berprofesi sebagai founder, pemimpin divisi, atau mungkin anggota tim, ada keterampilan yang perlu diasah yaitu merespon umpan balik. Karena, biasanya keterampilan dalam memberikan umpan balik lebih banyak dibicarakan daripada keterampilan merespon umpan balik. Faktanya, kedua hal tersebut sama pentingnya bagi pengembangan diri. Bukan satu hal lebih unggul daripada yang lain.

Terlebih, menerima umpan balik ternyata tidak ‘semudah’ yang disangka. Sebab, ini melibatkan emosi, perasaan, dan pikiran logis secara bersamaan. Bisa jadi kita tidak sengaja menolak umpan balik yang datang kepada kita. Padahal, belum tentu umpan balik tersebut merupakan hal yang buruk. Ada hal-hal yang sanggup mengubah hidup kita. Salah satunya adalah dengan mengetahui apa yang orang lain pikirkan tentang diri kita. Ini bisa kita ketahui jika kita bisa benar-benar menerima dan merespon adanya umpan balik dengan cara yang tepat. Dengan begitu, kamu akan punya kesempatan lebih baik untuk mendapatkan promosi, atau menjadi pemimpin yang punya kharisma dan keterampilan leadership yang lebih baik.

Lalu, mengapa sebagai pemimpin kita perlu mengasah keterampilan untuk menerima umpan balik? Karena, dengan menerima umpan balik, artinya kita bisa melihat adanya titik buta dalam diri. Setiap orang pasti punya titik buta, yang pastinya tidak kita sadari. Yang bisa melihat titik buta kita tentu saja orang lain. Itu tergantung dari diri kita, apakah menginginkan dan mengizinkan orang lain untuk menyampaikan umpan balik dan kita menerimanya. Atau kita menolak untuk menerima umpan balik tersebut, yang mana kita jadi kehilangan kesempatan untuk berkembang dengan lebih baik.

Kemungkinan besar lainnya, orang-orang sudah punya umpan balik tentang kita. Namun, mereka masih takut untuk mengkomunikasikan secara sukarela. Kecuali, mereka ‘dipaksa’ untuk melakukannya saat penilaian kinerja. Itu pun, orang-orang bisa jadi merasa sungkan atau takut terdengar tidak sopan. Hingga membuat alasan supaya tidak memberikan umpan balik dengan, ‘Sepertinya saya bukan orang yang tepat untuk mengatakan umpan balik ini’, dan mungkin alasan-alasan lainnya yang terkesan menghindar.

Agar hal itu tidak terjadi, kita harus mengalahkan ketakutan dan ketidaknyamanan dalam menerima umpan balik. Menjadi proaktif adalah jawabannya agar berhasil menarik umpan balik dari orang lain. Memasang pola pikir menerima umpan balik juga bisa dicoba dengan cara, ‘Saya ingin sekali mendapatkan umpan balik tersebut.’ Dengan ini, maka kita akan lebih terlatih untuk menyingkirkan ketakutan dan ego. Para pemimpin yang punya pola pikir menerima umpan balik ini tidak memancarkan rasa gugup karena mereka benar-benar ingin belajar untuk bisa menjadi lebih baik. Inilah bedanya pemimpin yang mudah tersinggung ketika menerima kritik, dan pemimpin yang lapang dada dan mau berkembang lebih jauh lagi dengan kritikan.

Ada cara yang bisa dicoba untuk berlatih dalam merespon umpan balik. Salah satunya adalah dengan memikirkan bahwa umpan balik adalah kesempatan emas untuk bisa berkembang. Karena, semua umpan balik adalah baik. Namun, itu bukan berarti kita harus bertindak atas sesuatu yang menurut orang lain harus kita lakukan. Lebih tepatnya, kita harus cermat pada setiap umpan balik yang datang. Setelah itu, kita bisa melakukan validasi, apakah umpan balik tersebut memang tepat untuk kita, dan menjadikan diri lebih baik, atau sebaliknya. Dengan hal ini, maka kita bisa memfilter dan menganalisa hal-hal yang sekiranya perlu dilakukan peningkatan dan menjadikan pengembangan diri kita menjadi jauh lebih mumpuni lagi.

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini