fbpx

Bagaimana Mengatur Pricing pada MVP yang Akan Rilis?

dan tentu saja momen pertama yang ‘cukup menegangkan’. Startup harus mendapatkan harga yang tepat ketika akan meluncurkan MVP, atau produk akan ‘mati’ ketika diluncurkan. Tantangannya, tidak ada aturan baku dalam menentukan harga produk baru.

Tidak ada jawaban presisi yang mengajarkan bagaimana perusahaan bisa masuk ke pasar baru dengan sukses dan pelanggan memperoleh nilai dari produk yang ditawarkan. Namun jangan khawatir, beberapa penjelasan di bawah ini dapat menjadi wawasan bagimu ketika akan meluncurkan MVP. Terutama saat menentukan pricing yang tepat, yang dikutip dari jproco.medium.com.

Tidak perlu takut membebankan biaya

Jika kamu merasa tidak nyaman membebankan biaya dalam jumlah penuh ketika produk muncul setelah MVP, itu artinya kamu belum siap merilis MVP. Jadi, jangan paksa untuk sesegera mungkin merilisnya tanpa persiapan yang matang.

Gambarannya seperti ini, ketika MVP telah rilis, maka semua beban dianggap ditimpakan pada produsen produk, dengan sesedikit mungkin dibebankan kepada konsumen produk. Untuk itu, agar pelanggan tetap mendapatkan nilai yang mereka harapkan, kamu dapat menjalankan uji coba dengan MVP dan membebankan harga diskon untuk sementara waktu. Beri penjelasan bahwa diskon hanya tersedia selama durasi program uji coba dan setelah itu akan diterbitkan dengan harga ‘penuh’.

Gunakan trik psikologis dengan memanfaatkan harga penetrasi

Bagaimanapun, di dunia ini tidak ada yang gratis. Ada penukar dari kata ‘gratis’. Sebagai contoh, kamu tetap harus membayar jumlah minimal Rp100 Ribu untuk bisa mendapatkan cashback Rp20 Ribu. Gratis tidak semata-mata gratis, karena kamu tetap harus membutuhkan kuota internet untuk memproses cashback melalui aplikasi. Sampai di sini, mungkin kamu sudah lebih memahami apa konteks dari ‘tidak ada yang gratis di dunia ini.’

Hal serupa sama seperti barang digital. Jika kamu ingin memberikan MVP secara gratis, kamu hanya boleh melakukannya sebagai program promosi. Misalnya promo harus dibatasi, untuk jenis pelanggan tertentu, untuk waktu yang singkat, dan hanya sampai kuantitas tertentu.

Ada hal-hal yang ‘tidak tampak’ yang perlu dibebankan dari kata ‘MVP yang gratis’. Misalnya data dari kontak pengguna dan umpan balik.

Jika startup punya strategi merebut pangsa pasar, kamu bisa memanfaatkan dalam penetapan harga penetration pricing. Contohnya adalah menagih pelanggan $1 untuk produk seharga $15, atau $10 untuk produk seharga $100. Kelihatannya memang ‘rugi’. Tapi, penetrasi harga memainkan beberapa hal penting.

Pertama, kamu mendapatkan data kontak pengguna dan informasi pembayaran yang berharga.

Kedua, ini membuat trik psikologis di mata pengguna agar tidak ‘menyia-nyiakan produk’ karena mereka telah mengeluarkan sejumlah uang untuk itu. Sebab, ada kecenderungan untuk menyia-nyiakan apa yang telah kita dapatkan secara gratis. Contoh jika kamu mendapatkan tiket gratis ke konser musik, mungkin bisa dengan mudah kamu tidak menghadirinya jika memang tidak ingin datang.

Beda halnya jika kamu memberi ‘beban sedikit’ dalam bentuk harga kepada pengguna, maka mereka akan memberi perhatian yang layak untuk produk yang kamu ciptakan, dan tidak menyia-nyiakan karena mendapat produk ‘gratisan’.

Jangan testing terhadap harga produk, namun lakukan testing pada harga diskon

Melakukan testing seperti A/B testing pada harga produk rasanya tidak etis. Itu dapat berakibat pada pelanggan yang kecewa (jika mereka mengetahuinya). Jika ingin melakukan testing, lakukanlah pada harga diskon. Atau mungkin kamu dapat menguji produk dengan titik harga yang dipilih, dan dipasarkan dengan segmen yang cukup besar untuk memberikan perbandingan hasil yang signifikan. Pada intinya, kamu dapat melakukan cara apapun asalkan etis, tidak membuat kesal pelanggan, dan kamu mendapatkan data yang valid dari hasil testing. Misalnya ketika kamu mulai mencari tahu tingkat konversi pada beberapa titik harga, sebut saja $1, $5, $20, dan mulai terlihat adanya penolakan, maka kamu akan lebih memahami di titik mana pelanggan menemukan nilai dari produkmu.

. . .

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini