fbpx

Bagaimana Cara Menemukan Product-Market Fit?

“Validasi ide checked”

“Bikin MVP juga udah”

“Wawancara pengguna selesai”

“Kayaknya semua tahap sudah dikerjakan, tapi kenapa susah sekali produk kita diterima pasar?”

Founder, apakah kamu pernah mengalami situasi yang sama? Jika ya, artinya kamu belum menemukan product-market fit dan harus membaca artikel ini sampai akhir.

Apa itu product-market fit?

Menurut Marc Andressen, product-market fit artinya kamu ada di pasar yang tepat dengan produk yang dapat memuaskan pasar. Fase ini adalah keadaan sementara di mana produkmu dapat memecahkan masalah yang cukup besar dengan solusi yang tepat untuk pelangganmu.

Apa tanda dari product-market fit?

1. Jika produkmu punya tingkat penjualan, konversi, dan keterlibatan pengguna yang tinggi

2. Jika produkmu setidaknya punya 40% pelanggan dalam jangka waktu yang lama

3. Jika biaya mendapatkan pelanggan 3 kali lebih kecil dari lifetime value

4. Jika produkmu keluar dari pasar, 40% pelangganmu akan sangat kecewa

Apa tanda jika tidak tercapai product-market fit?

Apabila produkmu tidak memenuhi syarat seperti di atas, selain itu ada beberapa kriteria lainnya, yakni:

1. Identitas pelanggan tidak jelas

2. Tidak memiliki perjalanan pelanggan yang jelas

3. Pengguna gratis tidak menggunakan produkmu

4. Siklus penjualan lambat, atau tidak ada sama sekali

5. Pelanggan langsung meninggalkan produkmu setelah dilakukan uji coba

Bagaimana cara mencapai product-market fit?

Setidaknya ada enam cara yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Selaraskan tujuan tim produk dengan CEO

Untuk dapat mencapai product-market fit, tentukan terlebih dahulu, seperti apa kondisi ideal product-market fit yang ingin dicapai?

Apakah peningkatan pengguna besar-besaran?

Apakah pertumbuhan pendapatan yang tinggi?

Atau mungkin tujuan lainnya?

Kemudian, selaraskan dengan pencapaian keuangan perusahaanmu. Siapa pun pemimpin yang menangani produk (contohnya Manajer Produk) perlu berdiskusi dengan CEO untuk menyepakati strategi produk dan keuangan di perusahaan.

2. Membuat hipotesis produk

Cara membuat hipotesis produk adalah dengan mengecek saluran data internal dan eksternal. Misalnya dengan mengamati analytics produk, mengecek kompetitor, serta berbicara dengan pelanggan. Kemudian, tempatkan hipotesis produk di satu tempat agar mudah dalam mengevaluasinya.

3. Memprioritaskan hipotesis produk

Setelah hipotesis produk terbentuk, saatnya kamu menyusunnya berdasarkan skala prioritas. Untuk itu, undanglah anggota tim intimu, misalnya CTO, desainer, CEO, dan lainnya. Namun, jagalah agar tidak terlalu banyak melibatkan orang. Pertemuan dengan empat atau lima orang sudah cukup untuk membahas prioritas hipotesis produk. Lalu, bagaimana cara mengurutkan hipotesisnya?

Kamu bisa memberi label atau keterangan menggunakan beberapa indikator pada setiap hipotesisnya. Indikator pertama adalah label ‘dampak’, yakni seberapa besar kemungkinan kamu dapat mencapai tujuan produk dalam kurun waktu triwulanan.

Indikator kedua adalah label ‘keyakinan’, yakni seberapa banyak kamu memahami hipotesis dan seberapa tinggi risikonya.

Indikator ketiga adalah label ‘upaya’, yakni perkiraan berdasarkan solusi teknologi.

4. Mencari umpan balik

Ini saatnya kamu melakukan validasi terhadap berbagai hipotesis yang sudah disusun berdasarkan prioritasnya. Kamu butuh lima orang pelanggan untuk diajak diskusi tentang hipotesis produk. Kini, tugasmu adalah mencari tahu apakah gagasan yang kamu miliki layak diwujudkan atau tidak. Kamu dapat menggunakan data wawasan pelanggan secara kualitatif dan kuantitatif, sehingga kamu mendapatkan hasilnya secara objektif.

5. Buat eksperimen produk

Data pelanggan kini sudah terkumpul, sekarang saatnya bereksperimen. Kamu dapat menyebut fase ini dengan MVP atau pembuatan prototipe. Tujuannya adalah memvalidasi hipotesis lebih lanjut lewat data yang sudah dimiliki.

Untuk dapat menemukan product-market fit, setidaknya kamu harus memiliki data hak milik atau proprietary data, di antaranya adalah:

-Perilaku unik pelangganmu

-Perjalanan pelanggan

-Sensitivitas harga dari target pasar

-Fitur ide untuk iterasi

Kamu dapat melakukan A/B testing pada fase ini. Bisa juga dengan membuat demo produk yang tidak memenuhi kebutuhan pelanggan yang sebenarnya. Atau alternatif lainnya adalah membuat MVP. Semuanya tergantung dari sumber data yang dimiliki serta perhitungan risiko dalam eksperimen.

6. Evaluasi

Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi traksi dengan memperhatikan tanda-tanda dari product-market fit seperti yang sudah dituliskan dalam langkah poin nomor satu.

-Pendapatan, konversi, dan keterlibatan bertumbuh secara organik dan eksponensial

-Retensi pengguna tinggi, minimal 40% dari pelanggan baru

-Biaya akuisisi pelanggan vs biaya customer lifecycle adalah 3:1

-Minimal 40% produk yang sangat kecewa bila produkmu keluar dari pasar

Apabila tanda-tanda tersebut terpenuhi, maka selamat, kamu telah mencapai product-market fit. Namun apabila skenario yang kurang beruntung terjadi, maka kamu harus mencari tahu mengapa pelanggan berhenti menggunakan produkmu. Jangan menyerah dan ubah pola pikirmu bahwa ini peluang untuk mengumpulkan wawasan baru dan menikmati prosesnya lagi.

*Artikel ini ditulis berdasarkan sumber dari blog productcoalition.com dengan judul How to Find Product-Market Fit

. . .

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini