fbpx

Apa Itu Startup Hybrid?

Perusahaan lama atau yang sudah eksis dan besar memang punya banyak sumber daya yang dapat menjadi keunggulan. Sebutlah produk yang sudah punya nama, pelanggan, proses operasional yang matang, lisensi, jalur distribusi, modal, hingga pemasaran.

Namun, perusahaan lama ternyata punya satu celah yang dapat menjadi kelemahan, yakni tidak punya kemampuan kewirausahaan untuk mengubah ide nol menjadi sebuah hal yang bernilai. Di mana, hal itu justru dimiliki oleh startup yang dapat bertindak dengan fleksibel, cepat, dan juga agile.

Berdasarkan hal tersebut, muncullah startup hybrid, yang menggabungkan aset perusahaan lama dan kemampuan kewirausahaan dari startup.

Bagaimana agar startup hybrid berhasil?

Ada beberapa poin penting yang mempengaruhi keberhasilan startup hibrid. Sebut saja struktur perusahaan, pemimpin, tim, hingga kemampuan kewirausahaan dalam menemukan kebutuhan nyata yang belum terpenuhi dengan cepat. Tantangan bagi perusahaan adalah menyadari bahwa kemampuan kewirausahaan adalah keahlian yang sama pentingnya dengan pemasaran atau keuangan.

Mengutip dari artikel Harvard Business Review, penemuan kewirausahaan dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang sebenarnya. Pengusaha biasanya tidak melakukan hal itu dengan melakukan focus group discussion atau mengandalkan riset pasar bekas. Sebaliknya, mereka malah menerapkan teknik etnografi, menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mewawancarai dan mengamati pelanggan secara mendalam dan tatap muka sebanyak 12 hingga 16 kali (bahkan lebih banyak).

Penelitian kualitatif yang mendalam dapat mengungkap peluang yang terlewatkan oleh orang lain. Mathias Entenmann, partner BCG X yang menjadi penasihat Heycar, menceritakan sebuah pengalaman menarik. Ia mengatakan, “Awalnya kami mengira pasar mobil bekas sudah cukup jenuh, dan Volkswagen sudah terlambat bertahun-tahun untuk memasukinya. Namun ketika kami melihat lebih dekat, kami menyadari bahwa pasar sudah rusak, dan masih banyak ruang untuk inovasi dan disrupsi.”

Dengan terlibat secara langsung, VW mengetahui betapa frustasinya para dealer dan konsumen terhadap pasar mobil online yang sering dipenuhi oleh listing palsu.

Fase penemuan seperti itu biasanya berlangsung sekitar 10 minggu dan menghasilkan ratusan ide berdasarkan gesekan yang teridentifikasi di pasar. Tim kemudian menguji setiap ide dengan mengajukan empat pertanyaan sederhana dengan urutan sebagai berikut:

1. Apakah gesekan itu penting? (berhubungan dengan keinginan)

2. Bisakah ide kita memperbaikinya? (berhubungan dengan kelayakan)

3. Bisakah kita mengalahkan ide pesaing? (keberlangsungan)

4. Apakah idenya akan berkembang? (skalabilitas)

Setelah beberapa masalah besar teridentifikasi, tim melakukan pembuatan prototipe dan pengujian cepat untuk menentukan kelayakan dan kelangsungan hidup.

Misalnya, di UPS, tim startup hybrid memperhatikan bahwa pemilik UMKM menghabiskan akhir pekan dengan bekerja lembur untuk mengemas dan mengirimkan tumpukan pesanan.

Bagaimana jika UPS dapat membangun layanan pergudangan dan logistik end-to-end seperti divisi pemenuhan Amazon, tetapi terbuka untuk semua orang?

Bagaimana layanan seperti itu akan dibuat prototipenya?

Nick Basford, wakil presiden UPS untuk ritel global dan e-commerce, menjelaskan tentang menemukan bisnis kecil yang menjual knalpot secara online, menyewa unit penyimpanan untuknya, dan meniru platform yang layak. MVP tersebut ternyata membuktikan bahwa ia berhasil dibangun untuk melayani pelanggan dengan baik, dan startup hybrid UPS, yaitu Ware2Go, telah berkembang secara menguntungkan selama empat tahun terakhir.

Pada akhirnya, perkembangan teknologi yang semakin meroket ternyata dapat memunculkan kolaborasi antara perusahaan lama dengan startup (perusahaan teknologi). Saat teknologi berhasil mendobrak tantangan yang sudah biasa, perusahaan lama perlu memutar otak untuk bisa menjadi perusahaan teknologi, sebelum startup memahami bisnis perusahaan lama.

Ternyata, jika dirancang dan dikelola dengan baik, startup hybrid dapat menciptakan pertumbuhan baru dari aset perusahaan lama yang sudah ada, untuk mencapai proses transformasi, mentransfer wawasan dan kemampuan ke perusahaan lama, serta membantu bisnis untuk meningkatkan skalanya di masa depan.

. . .

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini