fbpx

Akankah Style Fashion Umat Manusia Ditentukan oleh Artificial Intelligence (AI)?

Artificial Intelligence (AI) merupakan bidang yang memanfaatkan data yang diproses melalui algoritma tertentu sehingga memberikan sebuah kecerdasan layaknya manusia. AI yang merupakan bagian dari bidang yang memanfaatkan data tentu sudah mulai banyak diterapkan di berbagai industri, salah satunya adalah industri fashion.

Industri ini tentu memiliki berbagai masalah yang ingin diselesaikan melalui AI. Penasaran bagaimana peran AI dalam industri fashion? Yuk kita bahas bersama di artikel ini!

Hubungan Industri Fashion dengan AI

Fashion merupakan salah satu industri terbesar di dunia dengan pendapatan diperkirakan mencapai 2,25 Triliun dollar AS pada tahun 2025. Hal ini dikarenakan manusia membeli pakaian dalam jumlah sangat besar, yaitu sekitar 56 juta ton setahun, karena rata-rata pakaian disimpan manusia hanya selama 5 minggu. Hal inilah yang membuat industri fast fashion menjadi industri dengan populasi terbesar kedua di dunia.

Perkembangan AI secara global memang semakin maju dengan besaran pengeluaran untuk AI mencapai sekitar 7,3 miliar dolar AS pada 2022. Kehadiran AI diharapkan dapat menyelesaikan berbagai persoalan di banyak industri, termasuk industri fashion.

Beberapa peran AI dalam industri fashion diantaranya adalah membantu manusia menghasilkan desain yang menarik, menciptakan tren fashion, hingga membantu mengatasi masalah lingkungan.

‌Bagaimana Contoh Penerapan AI dalam Industri Fashion?

Costas Kazantzisc, Creative Technologist dari Fashion Innovation Agency (FIA) mengatakan bahwa industri fashion memerlukan perubahan berupa transformasi digital dan adopsi alat-alat teknologi untuk membantu melakukan pekerjaan di industri. Hal ini sejalan dengan perusahaan Costas yang menggunakan sebuah teknologi AI bernama Reactive Reality.

Reactive Reality merupakan meja putar yang terhubung ke kamera dan komputer yang memungkinkan kita untuk mengambil foto kemudian diproses mesin. Melalui alat tersebut, calon konsumen dapat mencoba menggunakan pakaian tersebut dengan cara memindai wajah dan ukuran badan, kemudian akan terlihatlah diri kita yang mengenakan pakaian tersebut secara virtual. Dengan demikian, perusahaan hanya akan menciptakan apa yang ingin konsumen beli sehingga menghilangkan pemborosan dan produksi berlebihan, yang membantu mengurangi limbah fashion.

AI juga dapat menjadi alat desain dalam membantu desainer. AI memungkinkan desainer untuk bereksperimen sebebas mungkin dan menghasilkan desain yang lebih unik. Dengan adanya AI, desain menjadi relatif lebih mudah dan mampu memberikan berbagai efek dan animasi yang kemudian dapat langsung dilihat pada hasil visual dari proyeksi AI, dalam hal ini menerapkan Augmented Reality.

AI juga dapat memberikan referensi desain, sehingga dapat membantu untuk memberikan inspirasi bagi para desainer dengan cara menggunakan sebuah algoritma AI yang dilatih menggunakan berbagai data desain. Selain itu, AI dapat menghasilkan sebuah mesin rekomendasi fashion yang memiliki kemampuan membangun hubungan terpersonalisasi antar manusia, sehingga dapat lebih memahami konsumen secara individu dan memberikan rekomendasi yang lebih sesuai.

Melalui uraian di atas, kita mengetahui bahwa AI dapat membantu pekerjaan desainer maupun bisnis dalam memahami konsumen. AI menjadi alat yang dapat dikolaborasikan dengan manusia dalam rangka membantu menyelesaikan berbagai persoalan industri fashion.

‌Apa Saja Tantangan Penerapan AI dalam Industri Fashion?

Tantangan pertama, yaitu terkait sumber daya yang digunakan dalam membangun sebuah AI. Kita menyadari bahwa dalam menghasilkan sebuah AI, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk keperluan hardware dan software yang mumpuni serta para ahli AI. Ini menjadi tantangan bagi berbagai perusahaan di industri fashion karena perlu mempertimbangkan matang-matang biaya investasi yang harus dikeluarkan.

Tantangan kedua adalah terkait output yang akan dihasilkan AI. Kita menyadari bahwa AI dibangun dengan melatih sejumlah dataset agar dapat memberikan sebuah prediksi atau hasil. Dataset yang digunakan umumnya merupakan data yang telah ada di masa lalu. Contohnya, pada industri Fashion, dataset yang digunakan merupakan gambar desain fashion yang telah dibuat sebelumnya.

Nah, apakah AI tersebut akan memberikan sebuah output yang benar-benar kreatif karena telah ‘dilatih’ menggunakan data masa lalu?

Pada banyak kasus, AI memang dapat menghasilkan output yang tetap kreatif karena ia dapat terinspirasi dari berbagai elemen dalam sebuah gambar. Seperti background foto, warna dalam sebuah objek, sebuah kebudayaan, dan sebagainya yang dikolaborasikan sedemikian rupa hingga menghasilkan hal yang cukup acak, unik dan baru. Hal ini merupakan bagian dari proses menghasilkan kreativitas.

Namun demikian, tetap saja diperlukan kemampuan desainer dalam memilih dataset dan algoritma untuk mengolah data tersebut. Sehingga, aplikasi AI dalam industri fashion masih sangat bergantung pada para desainer.

‌Kesimpulan

Kita telah mengulas banyak hal terkait AI dalam industri fashion. Mulai dari hubungan industri fashion dengan AI, bagaimana contoh penerapan AI dalam industri fashion, hingga tantangan dalam penerapannya. Kita dapat menyimpulkan bahwa untuk saat ini AI tidak dapat menggantikan peran para desainer, melainkan untuk meningkatkan kolaborasi dan memajukan industri fashion. Dengan demikian, style fashion umat manusia bukan hanya ditentukan oleh AI melainkan juga masih oleh manusia.

AI dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi berbagai industri termasuk fashion. Nah, kalau kamu tertarik mempelajari AI (bagian dari Data Science) dan pemanfaatannya lebih lanjut, hingga berkarir di dunia data menjadi seorang data scientist andal, kamu bisa mengikuti Bootcamp Algoritma Data Science School yang memiliki serangkaian program yang membantumu menguasai dunia data di industri yang kamu minati.

Yuk, kunjungi algorit.ma dan bergabung bersama Algoritma sekarang!

. . .

Artikel ini merupakan kontribusi dari Algoritma Data Science School. Algoritma merupakan sekolah data science di Indonesia dengan kurikulum yang relevan dengan industri dan instruktur yang berpengalaman lama di machine learning, Artificial intelligence, dan data visualisasi. Kini, Algoritma telah mendidik lebih dari 1,000 murid dan lebih dari 100 klien korporat.

. . .

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Referensi:
– Youtube.com/RecallbyDataiku

Bagikan artikel ini