fbpx

6 Aset Penting Agar Sukses Melakukan Pitching

Sumber: unsplash.com

Sebagai seorang pebisnis, kamu harus pandai meyakinkan orang lain untuk menjadi pelangganmu. Salah satu caranya adalah lewat pitching yang digunakan untuk meyakinkan calon pembeli membeli produk, jasa, atau mendukung proyek tertentu.

Metode pitching biasanya menggunakan presentasi singkat yang meyakinkan. Ada beberapa aset yang bisa kamu buat untuk mendukung kegiatan pitching. Apa saja? Yuk, simak di bawah ini.

1. Elevator Pitch

Ada kalanya kamu hanya punya sedikit waktu untuk mempromosikan barang atau jasa bisnismu kepada klien. Inilah mengapa kamu harus pandai memanfaatkan waktu presentasi sebaik-baiknya saat melakukan elevator pitch.

Elevator pitch adalah jenis presentasi bisnis singkat berdurasi sekitar 10 menit di mana kamu mempresentasikan bisnis saat bertemu dengan klien maupun investor di waktu yang super singkat.

Jenis presentasi ini sering kali digunakan dalam teks pembukaan email, presentasi, meeting dengan klien, pameran karier, dan aplikasi LinkedIn. Jika belum familier, perbanyak latihan agar kamu terbiasa melakukan elevator pitch. Sampaikan apa permasalahannya, bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah tersebut, dan siapa yang menjadi target konsumen.

2. Pitch Deck

Sampaikan rencana bisnismu dengan singkat dan jelas dalam bentuk slide presentasi. Dengan pitch deck, kamu bisa menjelaskan apa saja yang sedang atau telah bisnismu kerjakan kepada klien agar mereka tertarik mendanai startup kamu.

Berbeda dari executive summary yang banyak menggunakan teks, pitch deck lebih menonjolkan visual dan penjelasan disampaikan dalam bentuk highlight atau poin-poin singkat. Banyak menampilkan aset visual dapat mempermudah kamu menyampaikan value dari berbagai ide.

3. Executive Summary

Executive summary atau ringkasan eksekutif adalah rencana bisnis yang disampaikan dalam bentuk ringkasan. Isinya termasuk gambaran bisnis, target pasar, dan produk yang dibuat.

Buatlah executive summary yang inventif agar orang lain tertarik untuk mengetahui rencana bisnis kamu. Ringkasan ini juga bisa kamu bagikan kepada calon investor agar mereka punya gambaran mengenai rencana bisnismu ke depan secara mendetail lewat narasi yang ringkas.

4. Business Plan

Sebelum memulai bisnis, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan target konsumen dan manfaat produk kamu untuk mereka. Lalu cari mentor bisnis dan buatlah business plan.

Business plan adalah dokumen tertulis yang di dalamnya tercantum tujuan bisnis dan cara mencapai tujuan tersebut. Sebab itu, kamu harus menyusun dokumen ini secara matang agar benar-benar menggambarkan sifat bisnismu.

Ada beberapa jenis business plan yang perlu kamu pahami, di antaranya:

  • Startup business plan.
  • Strategic business plan.
  • Operations business plan.
  • Development business plan.
  • Growth business plan.

Membuat business plan akan memakan banyak waktu jika kamu ingin menggali setiap langkah rencana bisnis dari awal sampai akhir. Jika kamu berencana membuat business plan yang rinci, pastikan kamu memasukkan informasi penting dan relevan. Atau kamu juga bisa memulai dengan business plan ringkas yang mudah dicerna, seperti executive summary dan pitch deck.

5. Situs Web

Tampilkan informasi pendukung di situs web agar bisa dijadikan sebagai referensi orang-orang yang tertarik mengetahui lebih lanjut tentang perusahaan kamu.

Situs web berguna untuk menyediakan “brosur” seputar ide bisnis kamu yang mencakup penjelasan singkat tentang tujuan bisnis, atau bisa juga berupa blog pribadi yang membahas tentang suatu permasalahan.

Hal terpenting dari situs web adalah memberikan pandangan profesional tentang perusahaan kamu dan apa yang ingin kamu capai. Dengan adanya situs web juga membantu kamu mengarahkan orang untuk berlangganan newsletter.

6. Dokumen Keuangan

Dokumen keuangan dapat mencakup beberapa aspek bisnis kamu, mulai dari perkiraan pendapatan, biaya operasional, hingga arus kas. Dalam sebuah dokumen keuangan, setidaknya mencakup beberapa aspek dari gambaran keuangan kamu.

  • Revenue projections (perkiraan pendapatan). Jelaskan dari mana sumber pendapatan dalam periode tertentu. Tidak ada yang tahu persis berapa banyak pendapatan yang akan dihasilkan untuk tahun-tahun mendatang. Jadi, gunakan ini untuk memperkirakan kemungkinan yang terjadi di masa depan.
  • Operational expenses (biaya operasional). Seiring pertumbuhan perusahaan, penting untuk mencatat segala jenis pengeluaran. Ini akan menjelaskan bagaimana staf, biaya produk, pemasaran, dan biaya overhead (sewa dan persediaan) akan meningkat seiring pertumbuhan bisnis kamu.
  • Cash flow (arus kas)Mirip dengan perkiraan pendapatan dan biaya operasional, arus kas harus merinci bagian dengan tepat tentang pendapatan dan pengeluaran dari bisnismu. Informasi yang disampaikan cenderung bervariasi tergantung jenis usaha.

Nah, itu dia beberapa aset yang bisa kamu buat untuk mendukung kegiatan pitching. Proses pembuatannya mungkin akan memakan banyak waktu dan kamu perlu pandai memilah mana saja informasi penting yang sebaiknya dimasukkan ke dalam dokumen. Selamat mencoba, ya.

. . .

— Tulisan ini dibuat oleh Yurista Andina.

Bagikan artikel ini