Bisnis yang berkelanjutan dan sukses punya pondasi yang kokoh dalam model bisnisnya. Menurut artikel yang dipublikasikan di Medium oleh BMI Lab, 90% ide bisnis berubah beberapa kali sebelum mencapai kesuksesan komersial dan lebih dari dua produk/solusi baru gagal memenuhi harapan pelanggan. Alasannya bisa bermacam-macam, misalnya tidak dapat beradaptasi dengan perubahan ekosistem, kolot dalam mempertahankan model bisnis lama yang sudah ‘usang’, hingga kekurangan struktur yang dapat menopang perusahaan.
Di bawah ini ada 3 tantangan yang umumnya terjadi ketika proses pengujian model bisnis baru sedang dilakukan. Dengan begitu, kamu dapat melakukan langkah antisipasi agar hal-hal yang buruk dapat dihindari.
Tantangan pertama: membangun tim yang tepat
Bisnis model yang baru ‘diuji coba’ punya risiko lebih tinggi terhadap bisnis model yang sudah lebih dulu ‘valid’. Proses uji coba ini membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi dan kekompakan tim ketika bekerja. Membangun tim yang tepat dapat meningkatkan peluang kesuksesan ketika pengaplikasian model bisnis. Seperti yang dijelaskan Jim Collins dalam buku Good to Great, yaitu mendapatkan “orang yang tepat di dalam bus”. Menurut Collins, ketika pemimpin memiliki orang yang tepat di dalam bus, mereka ternyata kesulitan untuk menentukan peran yang tepat untuk setiap anggota tim. Maksudnya adalah orang yang tepat di kursi yang tepat.
Pada dasarnya, kesulitan yang dialami pemimpin adalah mencari karakteristik yang diperlukan tim yang sedang menerapkan ide model bisnis baru. Beberapa karakteristik penting ini antara lain memiliki hands-on mentality (proaktif dalam melakukan sesuatu dan berani menyelesaikan masalah), tidak takut gagal (mungkin khawatir ketika gagal adalah hal yang wajar, namun harapannya mereka tidak takut bangkit lagi), dan terbuka terhadap cara kerja baru. Menurut Collins, proyek inovasi model bisnis memerlukan karakteristik pola pikir yang berbeda tergantung pada tahap pengembangan. Tim harus berkembang dan melakukan improvisasi tingkat tinggi berdasarkan wawasan yang didapatkan.
Tantangan kedua: mengintegrasikan inovasi ke dalam proses
Mengembangkan model bisnis yang inovatif punya dampak besar pada setiap proses yang akan dan telah dijalankan. Membangun pemikiran model bisnis dan meluncurkan inisiatif inovasi model bisnis dapat berdampak pada kurangnya pemahaman dan dukungan di tingkat tertinggi dalam organisasi. Karena mengubah proses itu sulit, perusahaan kehilangan pengalaman dan pendekatan untuk mengintegrasikan inovasi model bisnis ke dalam proses pengembangan produk yang ada. Hal tersebut dapat berisiko untuk proses implementasi yang tidak memikirkan kompatibilitas dengan lanskap proses secara menyeluruh.
Tantangan ketiga: eksplorasi dengan mengandalkan asumsi vs intuisi
Perusahaan harus berhasil menjelaskan kepada seluruh anggota tim tentang alasan: mengapa dan bagaimana bisnis dan teknik harus bisa bekerja sama ketika mengerjakan proyek baru. Ketika melakukan eksplorasi terhadap ide model bisnis baru, ada gesekan pemikiran dari para ketua tim (misalnya) yang punya asumsi berbeda. Dampaknya bisa menyebabkan ketidakcocokan antara pengambil keputusan dengan tim. Untuk itu, lakukanlah banyak pengujian untuk membuktikan hal mana yang paling tepat dan bisa menjadi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
Terakhir, sebagai penutup, proyek-proyek baru biasanya mendapatkan tantangan dalam memahami kesulitan internal perusahaan. Misalnya ketika para pemimpin tidak tahu bagaimana cara mengkomunikasikan misi proyek, siapa orang-orang yang relevan untuk memulai inovasi, dan seperti apa peran mereka. Butuh keterampilan yang gesit mengenai tata cara memahami teori, melakukan implementasi, hingga agile project management. Untuk itu, diperlukan bimbingan dan dukungan dari perusahaan kepada para pemimpin dalam menganalisis kesenjangan antara keterampilan yang tersedia dan yang dibutuhkan.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini