fbpx

3 Strategi Pemasaran Awal untuk Startup

Dalam melakukan pemasaran startup, kamu perlu mengetahui dua hal dasar yang menjadi prinsip. Pertama, produk yang hebat tidak menjamin bahwa pemasaran dapat dilakukan dengan sukses. Kedua, pemasaran sehebat apa pun tidak akan berhasil untuk produk yang buruk.

Produk yang hebat dan memecahkan masalah pengguna membutuhkan pemasaran yang tepat, begitu pula sebaliknya. Kali ini, kita tidak akan membahas tentang produk yang hebat dan memecahkan masalah pengguna, melainkan lebih fokus pada poin pemasarannya.

Lalu, seperti apa strategi pemasaran yang dapat startup lakukan di tahap awal?

1. Cari saluran inti yang paling tepat untuk startupmu

Salah satu tahap awal yang perlu dilakukan oleh startup dalam merancang strategi pemasaran adalah menemukan satu saluran pemasaran inti. Mengapa ini penting? Alasannya, jika kamu sudah menemukan satu saluran pemasaran inti, ketika kamu berhasil menggandakannya, akan menjadi pengungkit pertumbuhan yang luar biasa!

Untuk dapat mencapai titik tersebut, kamu perlu melakukan uji coba dengan berbagai macam saluran. Dari situ, kamu bisa melakukan analisis dan evaluasi, saluran mana yang memiliki performa rendah dan tinggi.

Kamu juga dapat memanfaatkan berbagai platform dan tools dalam membantumu menganalisa konten dan saluran pemasaran yang paling tepat untuk startupmu.

2. Memanfaatkan growth hacking

Untuk bisa mendapatkan growth hacking, kamu perlu mencapai pertumbuhan eksponensial. Misalnya, dari satu pengguna akan merekomendasikan produkmu ke dua calon pelanggan lainnya, kemudian mereka membeli produkmu.

Salah satu cara untuk bisa mengukur seberapa besar pengguna akan merekomendasikan produkmu adalah dengan menggunakan Net Promote Score. Tanyakanlah, “Seberapa besar kemungkinanmu untuk merekomendasikan produk kami ke temanmu?”. Apabila skor agregatnya di atas 9, kemungkinan besar kamu akan mencapai pertumbuhan eksponensial!

Selanjutnya, kamu dapat memanfaatkan growth hacking menggunakan saluran yang digunakan oleh pelanggan ideal untuk mempelajari produkmu. Jadi, kamu perlu mencocokkan caramu dalam memasarkan produk dengan cara prospek mempelajari dan berbelanja produkmu.

Contohnya, jika 90% pelangganmu mempelajari whitepaper, maka pendekatan yang lebih tepat adalah dengan memproduksi UGC (User Generated Content) yang dapat digunakan untuk meningkatkan skala produksi whitepaper, dibandingkan dengan beriklan lewat Facebook yang bukan merupakan saluran utama pelangganmu.

3. Memaksimalkan tingkat konversi dengan CRO (Conversion Rate Optimisation)

Conversion Rate Optimisation adalah prinsip di balik teori mengapa user tidak kunjung melakukan konversi, dan berubah status dari yang semula pengunjung menjadi pelanggan.

Langkah awal yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengidentifikasi ‘mengapa pelanggan merasa keberatan’ untuk melakukan konversi. Cara paling cepat untuk bisa memahami mengapa pengunjung tidak melakukan konversi adalah dengan bertanya langsung. Nah, kamu dapat memanfaatkan beberapa tools dan teknik seperti:

  • Mengunduh tools Interkom, di mana kamu dapat berbicara secara real time dengan pengunjung di situs web.
  • Meminta user untuk mengisi survei menggunakan survey platform, misalnya Survey Monkey. Kamu bisa saja memberikan insentif pada tahapan ini.
  • Meminta umpan balik di forum yang diikuti oleh pelangganmu.
  • Mengundang pelanggan untuk makan siang atau berkomunikasi secara virtual melalui video conference.
  • Melakukan tes pengguna dari usertesting.com.

Dari riset yang sudah kamu lakukan, kamu akan punya gambaran tentang keberatan mereka sehingga sekarang adalah saat yang tepat untuk melakukan perubahan pada landing page. Fokuslah pada area dengan leverage paling tinggi. Misalnya kamu dapat fokus pada judul, call to action, dan pengalaman pengguna pada homepage landing page.

Pikirkanlah bahwa masalah CRO harus diselesaikan secara bertahap, poin per poin. Misalnya, “bisakah kita mengurangi navigasi untuk meminimalkan gangguan?” dan lain-lain. Selanjutnya, kamu dapat melakukan A/B testing terhadap landing page untuk mengetahui hasilnya.

Kesimpulannya, CRO bukanlah upaya yang bisa dilakukan sekali saja. Kamu dapat melakukan ini secara berulang untuk menyempurnakan landing page agar jumlah pengguna baru semakin meningkat.

Semangat, founder!

. . .

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.

Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!

Bagikan artikel ini