Perusahaan startup seringkali mendapat tantangan dalam merekrut talenta terbaiknya. Namun, ternyata kita bisa belajar hal terbaik dari pengalaman orang lain yang sudah ahli di bidangnya.
Dikutip dari startup.com, kamu dapat menerapkan beberapa saran dari Brian Govatos dari Methodology Coaching tentang bagaimana caranya ia merekrut talenta. Ia merupakan konsultan pengembangan dan pelatihan untuk Microsoft, Google, hingga Best Buy. Dalam merekrut talenta startup, Brian memberikan pandangan bahwa kita harus memiliki pola pikir layaknya seseorang dari Production House yang sedang mencari calon aktor atau aktris lewat proses casting.
Syarat pertama, menurut Brian adalah, hindari menjadi agen yang putus asa sehingga merekrut sembarang orang. Ibaratnya, kamu memilih siapa saja yang mau mendaftar untuk posisi tersebut. Di industri startup, tekanan dalam mempekerjakan orang bisa sangat menantang karena ada banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan. Ada risiko burnout, kewalahan karena overload pekerjaan, dan lain-lain. Maka dari itu, penting sekali buatmu melakukan proses rekrutmen dengan hati-hati, sekaligus menjadikan proses tersebut sebagai sesuatu yang mengarah pada pencapaian tujuan perusahaanmu.
Salah satu tips terbaik jika perekrutan penuh waktu yang tepat tidak dapat terealisasi adalah, kamu dapat memanfaatkan komunitas pekerja lepas. Umumnya, profesi pekerja lepas cenderung lebih terjangkau daripada pekerja penuh waktu karena kamu dapat menghindari biaya asuransi, sewa kantor, dan lain-lain. Di luar sana, ada banyak pekerja lepas dengan talenta hebat yang tidak mencari pekerjaan penuh waktu, akan tetapi sangat senang mendapatkan hasil untuk klien mereka. Namun tantangannya, mencari pekerja lepas dengan persyaratan yang layak bisa memakan waktu apabila kamu tidak tahu caranya. Solusinya, kamu dapat memanfaatkan jasa agensi sehingga berhasil menemukan orang yang cocok untuk mengisi kekosongan posisi.
Selanjutnya, ketika kamu mengevaluasi seorang kandidat, menurut pendapat Brian, anggap saja kamu perlu melewati serangkaian tahapan, seperti:
Tahap 1: Dasar-dasar
“Bisakah orang tersebut mengetik 50+ WPM (Words per Minute)? Apa mereka punya mobil?”
Tahap 2: Pengalaman
“Apakah orang ini pernah bekerja di industri atau spesialisasi ini sebelumnya?”
Tahap 3: Pengetahuan
“Bagaimana kinerja mereka dalam tes pengetahuan? Apakah pengetahuan mereka tampak sebanding dengan pengalaman mereka?”
Tahap 4: Gaya Hidup
“Apakah mereka bepergian ke Roma selama 3 bulan setiap tahun? Apakah mereka merawat kerabat yang tinggal di rumah? Faktor apa yang mungkin memengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan dengan baik?”
Tahap 5: Keterampilan
“Ini adalah gerbang termudah untuk melatih seseorang. Itu yang paling tidak penting dari semuanya. Jika mereka memiliki segalanya, memiliki keterampilan yang relevan adalah hal yang sangat penting.”
Dari kelima tahapan tersebut, apakah seorang kandidat perlu bisa melewati semua tahapannya? Jika kamu bisa mendapatkan kandidat yang melewati semua checklist tahapan, artinya kandidatmu sangat ideal. Namun, jika hanya 3 hingga 4 tahapan saja, kamu bisa mempertimbangkannya dengan memikirkan tentang, ‘apakah biaya pelatihan dan pengembangannya sepadan dengan proses rekrutmen ini?’.
Kemudian, ketika kamu akan mempekerjakan orang, kamu sebenarnya punya pilihan. Apakah kamu akan mempekerjakan mereka sebagai karyawan atau anggota tim?
Apabila kamu menganggap mereka sebagai karyawan, kamu dapat memberikan arahan, mengevaluasi pekerjaan, dan memberikan kompensasi atas waktu dan keterampilan mereka. Namun, jika kamu memilih untuk merekrut anggota tim, maka kamu perlu memperlakukan mereka sebagai orang yang telah memilih untuk mendedikasikan waktunya untuk mewujudkan visi perusahaan, termasuk belajar bersamamu dan mengalami naik turunnya startupmu.
Yang terakhir, kamu perlu menggarisbawahi bahwa, kamu tidak hanya merekrut dan memilih orang, tetapi kandidatmu juga perlu memilihmu. Jadi ketika kamu fokus untuk menemukan anggota tim, maka pastikan bahwa tim yang dibangun saling mengisi dan tepat bagi rekan kerja yang lainnya.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini