Riliv adalah layanan kesehatan mental berbasis teknologi yang mendukung self-help dengan meditasi serta konseling online dengan psikolog profesional dengan visi ‘to create peace of mind and smile all over the world’. Startup ini didirikan pada tahun 2015 oleh kakak-beradik, Audrey Maximillian Herli dan Audy Christoper Herli, dengan jumlah tim sebanyak 20 orang dan dalam fase pendanaan seed funding.
Pada mulanya, bagaimana cerita latar belakang/inspirasi dalam membuat Riliv?
Ide lahirnya Riliv berawal dari observasi di lingkungan sekitar. Salah satu founder Riliv, Maxi, melihat banyak teman-temannya yang cukup sering mencurahkan perasaannya di media sosial. Namun, bukannya mendapat solusi atas permasalahan yang mereka hadapi, tidak jarang mereka malah mendapatkan perundungan dari sana. Hal itu menimbulkan pertanyaan, mengapa orang-orang lebih memilih menceritakan permasalahan pribadinya di media sosial daripada bercerita di tempat yang tepat agar mereka bisa mendapatkan solusi yang memang dibutuhkan?
Selain itu, menurut WHO, setiap 40 detik terdapat satu orang meninggal dunia dikarenakan bunuh diri akibat depresi. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 menyebutkan bahwa di Indonesia tingkat rasio depresi dan kecemasan mencapai 14 juta orang, dan satu dari tujuh orang mengalami masalah kesehatan jiwa di tempat kerja. Akibat dari kondisi ini dapat menjadi serius jika dibiarkan berlarut-larut. Maka dari itu, Riliv dibuat dengan harapan bisa mengurangi angka tersebut ke depannya. Dengan adanya Riliv, masyarakat menjadi punya tempat cerita dan konseling dengan psikolog di mana pun dan kapan pun via online.
Apa visi yang ingin dicapai oleh Riliv?
Visi dari Riliv adalah “to create peace of mind and smile all over the world”. Caranya adalah dengan membantu orang-orang stuck dan membutuhkan tempat untuk bercerita dengan metode yang tepat. Karena kebutuhan orang berbeda-beda, jadi Riliv berusaha sedemikian rupa untuk menyediakan akses penyembuhan serta pencegahan yang terkait dengan kesehatan mental.
Sebelum membuat startup, apa pekerjaan/kegiatan Anda sebelumnya Mengapa memutuskan untuk membuat startup?
Di tahun 2015, dua founder kakak-beradik, yakni Audrey Maximillian Herli dan Audy Christopher Herli, mengikuti program inkubasi dan akselerasi startup kreatif berbasis teknologi yang disebut program Start Surabaya. Dari program berdurasi tiga bulan tersebut, konsep startup Riliv dikembangkan dari tahap ide hingga eksekusi dengan kegiatan yang beragam seperti lokakarya, seminar, pelatihan, dan konsultasi. Hasilnya ide startup Riliv tersebut menjadi semakin matang hingga akhirnya kini dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dalam wawancaranya, Maxi menegaskan bahwa ia sangat ingin berbuat sesuatu untuk membantu teman-teman sekitarnya dalam hal kesehatan mental.
Apa tantangan terbesar yang dihadapi saat tahun pertama merintis Riliv? Apakah tantangan tersebut sudah diprediksi sebelumnya, atau di luar prediksi?
Masing-masing startup pasti memiliki tantangan yang berbeda-beda dalam proses merintisnya. Bagi founder Riliv, bukan tentang eksekusi konsep yang menjadi tantangan terberat. Namun proses di awal-awal terkait dengan keyakinan terhadap nilai utama atau ‘Why’ dari ide yang diajukan, dan bagaimana bisa meyakinkan diri sendiri dan tim untuk mengeksekusi suatu ide. Kritik maupun keraguan dari orang-orang sekitar kerap kali terjadi dikarenakan industri kesehatan mental belum umum pada saat itu.
Menurut Maxi, meskipun akan banyak mendapatkan masukan serta opini yang beragam dari berbagai pihak di sepanjang perjalanan merintis startup, penting bagi tim internalnya untuk mampu memvalidasi data-data yang terkait dengan keberlangsungan startupnya di masa depan. Karena pada akhirnya, tim internalnya lah yang benar-benar mengetahui bagaimana situasi di lapangan. Dengan kemampuan tersebut, sebuah startup bisa lebih yakin dalam melangkah dan menggapai tujuannya. Karena suatu ide yang baru tidak akan pernah mudah untuk diimplementasikan dan diterima oleh masyarakat.
Bagaimana perkembangan Riliv saat ini? Apa yang sedang fokus dikerjakan Riliv sekarang?
Saat ini, Riliv ingin dibangun menjadi onestop mental health service. Jadi tidak hanya memfasilitasi konseling masalah pribadi dengan psikolog yang sifatnya kuratif, namun juga menyediakan fasilitas kesehatan mental yang bersifat preventif seperti konten dan platform untuk meditasi, journaling, atau bahkan mood tracking. Sehingga keberadaan Riliv bisa selalu dekat dengan penggunanya setiap hari.
Apa keunikan utama yang ditawarkan Riliv bagi penggunanya?
Dibandingkan dengan aplikasi-aplikasi kesehatan sejenis, fitur-fitur pada Riliv sangat bisa menjadi bagian dari gaya hidup penggunanya. Sehingga lebih mudah bagi penggunanya untuk lebih ‘mindful’ terhadap apa yang sedang mereka rasakan, bisa lebih mudah mencari solusi permasalahannya, serta berujung masyarakat yang akhirnya lebih bahagia dan produktif.
Apa hal yang paling berpengaruh besar pada pertumbuhan Riliv?
Riliv tidak akan berkembang hingga seperti saat ini jika bukan karena orang-orang yang terlibat di dalamnya. Karena di startup, sumber daya manusia merupakan hal utama yang menentukan maju tidaknya bisnis. Pentingnya anggota tim dan partner yang memiliki visi yang sama, yakni yang bukan hanya fokus pada proses bisnis Riliv, melainkan juga percaya kalau Riliv bisa membantu banyak orang mengatasi depresi dan permasalahan mental lainnya.
Apa pencapaian terbesar yang pernah diraih Riliv?
Bagaimana Riliv bisa memberikan layanan kesehatan mental kepada masyarakat. Namun Riliv belum ingin berpuas diri dengan apa yang telah dicapai dan merasa harus terus berusaha lebih keras agar dapat diterima seluruh masyarakat Indonesia.
Apa prioritas utama dari Riliv dalam 2 tahun mendatang?
Prioritas utamanya adalah memberikan layanan seluas-luasnya alias ekspansi pasar. Riliv tidak akan terlalu fokus pada pegembangan produk karena sejauh ini sudah cukup matang. Harapannya, apa yang Riliv tawarkan bisa tersampaikan ke seluruh lapisan masyarakat. Maka dari itu, perusahaan ini juga sangat membuka kesempatan kolaborasi bagi pihak-pihak yang memiliki visi yang sejalan dengan Riliv.
Tulisan ini juga dipublikasikan pada Buku Saku RINTISAN Volume 7.
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah sebuah gerakan untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia dengan mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital.
Diinisiasi sejak 2016, #1000StartupDigital berfokus mendorong early-stage startup pada sektor agrikultur, kesehatan, pendidikan, pariwisata, logistik, dan maritim.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
. . .
— Tulisan dibuat oleh Aulia Mahiranissa.
Bagikan artikel ini