Sudah jadi hal yang wajar bagi para founder ketika di awal masa merintis bisnis akan kebingungan dalam mencari co-founder yang bisa membantu merealisasikan ide bisnisnya. Kalau kamu sedang mencari co-founder tapi bingung harus mulai dari mana, artikel ini bisa menjadi panduan dan memberimu wawasan menarik. Yuk, mulai!
1. Lingkup Pertemananmu
Ini adalah tempat paling mudah dan dekat dalam mencari calon co-founder startupmu. Coba pikirkan teman-teman dekatmu dan catat dengan siapa sekiranya kamu bisa cocok bekerja sama dengan salah satunya.
Pastikan bahwa salah satu temanmu itu bisa mengerjakan ide bisnis yang punya karakteristik yang kamu cari. Jadi, bukan ‘mentang-mentang’ teman dekat, lantas kamu langsung menjadikan mereka sebagai co-founder karena mereka cocok diajak bekerja sama. Pastikan kamu punya kriteria yang mumpuni dan tetap objektif dalam memilih, ya.
2. Koneksi dari Temanmu
Kalau poin pertama ternyata gak ada yang cocok, tenang, kamu masih cari koneksi dari temannya-teman.
Kamu bisa bertanya pada temanmu, apakah mereka punya teman yang cocok untuk menjadi co-founder startupmu. Jangan sepelekan koneksi ini karena bisa menjadi sumber mitra bisnis yang potensial, lho.
Ceritakan seperti apa kriteria co-founder yang kamu cari pada temanmu, sehingga ia bisa membantumu dalam berjejaring.
3. Rekan di Universitas
Kalau kamu masih kuliah, ini masa yang paling pas untuk mencari co-founder, terutama kalau kamu sudah tahu bahwa kamu akan membangun startup selama masih kuliah ataupun setelah lulus nanti.
Kamu bisa berkenalan dengan orang-orang di kelas dan lingkungan sosial yang tepat, di mana mereka punya skill dan sifat yang kamu jadikan kriteria sebagai co-founder.
4. Tempat Bekerja Sebelumnya
Tempat kerja adalah salah satu sweet spot untuk mencari kandidat co-founder. Itu karena kita sedikit banyak mengetahui performa dan kinerja mereka saat bekerja.
Kamu bisa mengingat-ingat dan membuat daftar orang-orang yang tepat dan cakap untuk menjadi mitra bisnismu. Kamu bisa mengajak mereka bertemu, minum kopi, dan berdiskusi tentang ide bisnismu. Tanyakan apa pendapat mereka tentang hal tersebut dan jangan segan untuk mengajak mereka menjadi bagian dari perjalanan bisnismu.
4. Berjejaring di Media Sosial
Sekarang, kita coba peruntungan yang lebih luas lagi cakupannya lewat media sosial. Kamu bisa memanfaatkan media sosial seperti Twitter/X untuk mencari co-founder. Misalnya dengan mencari lewat hashtag yang relevan terkait startup atau industri yang kamu jalani.
Cara terbaik untuk menemukan co-founder lewat media sosial adalah secara organik, yaitu dengan sering menulis status, berinteraksi dengan orang-orang yang mengikutimu, repost, atau membalas komentar orang lain. Jika kamu aktif di platform media sosial secara teratur, kamu punya peluang lebih untuk bisa terhubung dengan calon co-founder.
5. Koneksi di LinkedIn
Kamu juga bisa memanfaatkan situs yang menghubungkan jaringan profesional via LinkedIn. Cobalah untuk bergabung dengan grup LinkedIn yang berbeda dengan industrimu atau grup startup secara general. Dari situ, kamu bisa terhubung dengan orang-orang yang tertarik untuk mengerjakan proyek bersama. Kamu juga bisa memanfaatkan fitur pengalaman kerja, sertifikasi, dan informasi lain yang tertera dalam profil LinkedIn dari kandidat co-founder.
6. Acara dan Konferensi
Ini adalah salah satu tempat yang paling cocok untuk mendapatkan co-founder, terutama jika acara dan konferensinya berhubungan dengan industri atau startup. Kamu bisa berkenalan langsung dengan mereka, bertukar nomor kontak, dan wawasan penting yang bisa memberikanmu gambaran terkait profil co-founder yang tepat.
Rutinlah untuk mencari informasi tentang acara dan konferensi terdekat yang ada di kota atau sekitar tempatmu tinggal, yang bisa dijangkau. Cobalah untuk proaktif menghubungi contact person dari acara tersebut untuk mendapatkan informasi paling valid dan berguna demi kepentinganmu.
7. Inkubator dan Akselerator
Wadah offline selanjutnya yang bisa kamu manfaatkan adalah lewat program inkubator dan akselerator. Di mana, kamu akan bertemu dengan beberapa pendiri lain, mentor, dan penasihat yang mungkin bisa menghubungkanmu dengan co-founder yang ada di luar program.
Manfaatkanlah kesempatan untuk mengenal banyak orang di program tersebut, dan tanyakan apa yang sedang mereka kerjakan. Mungkin kamu akan menemukan orang yang memiliki ide serupa dan memutuskan untuk menggabungkan kekuatan.
Namun, kamu perlu lebih jeli dan seksama ketika mencari co-founder lewat kedua program ini. Sebab umumnya, akselerator bersifat lebih kompetitif dan mengharuskanmu untuk memiliki MVP sebagai bahan pertimbangan dan penilaian dari penyelenggara acara. Sebaliknya, program inkubator umumnya lebih ‘santai’ dan lebih cocok untuk startup.
Ibarat pepatah, ada 1000 jalan menuju Roma, maka mencari co-founder pun juga banyak jalannya. Kamu perlu menemukan jalan yang tepat untuk bisa menemukan tujuan yang tepat. Tapi, bagaimana bisa tahu jalannya jika tidak mencobanya? Jadi, selamat berusaha, ya founder!
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini