Memilih pemimpin perusahaan, khususnya pemimpin dewan dan direksi, perlu dilakukan secara teliti dan seksama. Panduannya, kamu dapat mengikuti berbagai saran dari pakar yang sudah berpengalaman dalam melakukan suksesi pimpinan. Di bawah ini adalah beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan ketika melakukan pemilihan pemimpin perusahaan, berdasarkan best practice dari para penulis yang berinteraksi dengan lebih dari seperlima dewan pengurus Fortune 100, dan dikutip dari artikel Harvard Business Review.
1. Apakah kualitasnya sesuai dengan yang kita cari?
Untuk memastikan dewan yang nantinya terpilih, itu semua harus dimulai dari diskusi tentang uraian tugas yang akan dikerjakan. Selanjutnya, tugas direktur adalah menyetujui apa saja yang dibutuhkan oleh peran tersebut. Dikutip dari HBR, ketika mencari posisi direktur utama, dewan harus mengedepankan:
– Seseorang yang dapat mempertahankan hubungan kolegial namun objektif dengan CEO yang dibangun atas dasar kepercayaan.
– Seseorang dengan pengalaman strategis yang relevan untuk membantu mengarahkan perusahaan ke arah yang benar.
– Seseorang dengan keberanian untuk menantang manajemen dan dewan bila perlu dan mendorong hal yang sama dari direktur lainnya.
Pada intinya, posisi dewan dan direksi sudah seharusnya memiliki hubungan yang sangat terbuka, jujur, dan bersifat kolegial.
2. Seberapa aktif CEO dalam proses seleksi?
Hubungan kerja sama pemimpin dewan baru dengan CEO adalah sangat dekat. Untuk itu, penting sekali bagi CEO untuk bisa terlibat aktif dalam mengidentifikasi dan mewawancarai kandidat serta memilih finalis yang terpilih. Tidak hanya itu, baik pemimpin dewan dengan direksi akan membuat banyak keputusan penting terkait perusahaan, sehingga pastikan bahwa mereka punya suara dalam memilih satu sama lain.
3. Apakah CEO dan pemimpin dewan sudah jelas tentang peran masing-masing?
Agar peran masing-masing bisa sinkron, CEO dan pemimpin dewan menuliskan tentang apa yang menurutnya menjadi tugas dari rekan kerjanya. Misalnya CEO menuliskan tentang hal-hal atau tugas apa saja yang sekiranya perlu dilakukan oleh pemimpin dewan. Selanjutnya, CEO juga menuliskan tentang tugasnya sendiri. Artinya, setiap peran menuliskan ekspektasi dari tugas diri sendiri dan tugas rekan kerjanya. Begitu pula untuk peran pemimpin dewan. Setelah itu, mereka dapat saling mencocokkan jawaban masing-masing dan berdiskusi mengenai hal tersebut.
4. Apakah dewan menyepakati kapabilitas yang tepat untuk seorang pemimpin dewan?
Dikutip dari HBR, ketika dewan menjadi semakin beragam, seorang pemimpin dewan perlu memiliki kecerdasan emosional dan keterampilan persuasif. Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menafsirkan berbagai sudut pandang dari para direktur dan kemudian menyampaikannya kepada CEO secara kohesif dan komprehensif.
5. Apa yang akan kita lakukan jika beberapa direktur tertarik dengan peran kepemimpinan dewan?
Bayangkan jika dua atau lebih direktur saling bersaing untuk posisi pemimpin dewan, pasti akan terasa canggung. Untuk mengantisipasi hal ini, sebelum memilih pemimpin baru, dewan bisa meminta direktur untuk menyelesaikan survei. Survei ini berisikan tiga atau empat nama direktur yang sangat diunggulkan atau sangat cocok dengan orang yang mengisi survei. Jika ada orang yang tidak disebutkan, kemungkinan besar mereka tidak akan menjadi bahan atau calon pemimpin dewan.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini