Momen memberikan umpan balik pada karyawan adalah salah satu timing yang paling membuat leader ‘deg-degan’. Sebenarnya, takut saat ingin memberikan feedback adalah hal yang wajar. Ada rasa tegang, takut merusak hubungan, takut menurunkan motivasi karyawan, dan lain-lain. Untuk itu, ada hal-hal yang perlu kamu perhatikan dalam memberikan feedback pada karyawan.
Merupakan hal yang wajar saat pemimpin merasa takut memberikan umpan balik karena takut dianggap oleh karyawan sebagai orang yang terlalu micromanage, atau mungkin dengan mengungkit masalah akan merusak hubungan dengan karyawan. Meskipun pemikiran tersebut bisa berasal dari pengalaman masa lalu, pada kenyataannya kita juga bisa bersikap jujur tanpa merusak hubungan dan menjadikanmu dicap sebagai leader yang ‘bikin susah’.
Sebaliknya, kamu dapat fokus pada apa yang bisa kamu peroleh dengan berbicara terus terang dan potensi manfaat dari komunikasi yang jelas. Menyuarakan pikiran tidak hanya akan membantumu merasa lebih percaya diri, tetapi masukan atau pendapat yang kamu berikan pada karyawan mungkin saja sesuai dengan kebutuhan untuk mendorong penyelesaian tugas yang menantang.
Selain itu, komentar jujur yang disampaikan kepada rekan kerja tentang perilakunya yang mengganggu dapat menghasilkan lingkungan kerja yang lebih damai dan produktif, loh. Kritik yang kamu berikan juga dapat membantu anggota tim berkembang dan bertumbuh dalam perannya, sehingga membuka peluang karir baru.
Ketika kamu melihat manfaat terus terang dan jujur secara lebih dekat, kamu akan lebih condong untuk berani mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pendapat karena manfaatnya lebih besar daripada dampak negatifnya.
Selanjutnya, kamu dapat melihat umpan balik sebagai tools yang mendukung anggota tim untuk tumbuh. Akan sangat tidak bijak jika kamu tidak menyampaikan informasi yang dibutuhkan anggota tim agar mereka bisa berkembang. Ketika kamu berani mengubah konflik menjadi bagian kepemimpinan yang sehat, secara otomatis rasa cemasmu akan memudar ketika perlu membicarakan topik sulit dengan orang lain.
Kamu juga dapat mempraktikkan untuk menarik napas dalam dan hembuskan perlahan, sebelum memberikan masukan untuk orang lain. Ingatlah bahwa kamu tidak menyebabkan konflik, melainkan membantu orang lain untuk berkembang. Kamu tidak mengkritik, melainkan melakukan pendekatan untuk coaching.
Sebagai penutup, kamu juga perlu membuka mata terhadap realita dari respon anggota tim ketika mendapatkan umpan balik. Tapi, tetap pertimbangkan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi saat melakukan umpan balik, ya. Misalnya, karyawan defensif atau justru menangis. Jika itu terjadi, bagaimana kamu dapat mengatasinya?
Mungkin kamu dan karyawanmu butuh waktu istirahat sejenak. Atau pertimbangkan hal lain yang dapat dilakukan untuk tetap menumbuhkan semangat optimisme dari masukan tersebut. Ingatlah bahwa kamu adalah leader yang sedang dalam proses untuk memberikan dampak positif pada anggota tim lewat umpan balikmu yang berharga.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini