Perubahan cepat yang terjadi di dunia terjadi berkat perkembangan teknologi yang pesat dan didorong oleh respon masyarakat yang juga luar biasa. Perubahan yang terjadi mulai dari ilmu baru, teknologi yang semakin maju, perkembangan ekonomi, sosial, budaya, serta banyaknya perubahan lain, ternyata terjadi lebih cepat daripada yang dapat diadaptasi oleh manusia.
Bahkan, menurut OECD, 1,1 miliar pekerjaan akan terganggu dalam lima tahun ke depan. Karyawan di seluruh dunia membutuhkan upskilling, yaitu belajar untuk meningkatkan pekerjaan saat ini, dan reskilling yakni belajar melakukan jenis pekerjaan baru.
Beberapa perusahaan besar memandang belajar sebagai hal yang serius. Dampaknya, mereka berani menggelontorkan dana besar untuk berinvestasi dalam pembelajaran dan pengembangan. Sebutlah raksasa grosir Walmart yang menginvestasikan $1 miliar untuk melatih kembali tenaga kerjanya. Perusahaan cepat saji McDonald’s juga melakukan hal sama, yakni menghabiskan $165 juta selama delapan tahun terakhir untuk mempersiapkan 72.000 karyawan untuk melakukan mobilitas lebih canggih.
Para pekerja di seluruh dunia, apapun latar belakangnya dan industri pekerjaannya, perlu mempersiapkan masa depan dengan lebih matang. Namun, bagaimana cara pekerja dapat beradaptasi secara efektif apabila pekerjaan berubah secara real time? Menjadi pembelajar yang ahli adalah jawabannya. Untuk berhasil menjadi pembelajar ahli, karyawan atau individu membutuhkan dukungan yang kuat dari pemimpin serta lingkungan kerjanya.
Ada beberapa praktik dasar yang dapat dilakukan oleh pemimpin tim agar berhasil dalam mengembangkan dukungan budaya pembelajaran di tempat kerja, seperti yang dikutip dari artikel Harvard Business Review. Berikut adalah penjelasannya.
Mengadopsi filosofi belajar dan mencoba memenuhinya
Menurut artikel dari Harvard Business Review, filosofi pembelajaran adalah kodifikasi dari apa yang diyakini organisasi tentang pembelajaran, termasuk nilainya, tanggung jawab setiap orang yang terkait dengan pembelajaran, dan metode yang digunakan organisasi untuk mendukung karyawannya untuk belajar dan berkembang.
Contohnya yang dilakukan oleh Korps Marinir Amerika Serikat, di mana filosofi mereka menempatkan ‘belajar’ secara harfiah adalah keterampilan bertahan hidup. Semua anggota tim mulai dari tamtama hingga komandan, punya tanggung jawab profesional untuk belajar. Pembelajaran berkelanjutan sangat penting karena memungkinkan para Marinir untuk dengan cepat mengenali perubahan kondisi di ruang tempur, beradaptasi, serta dapat membuat keputusan yang tepat ketika melawan musuh. Kesimpulannya, startup juga dapat melakukan budaya yang sama ketika punya alasan yang kuat, mengapa setiap individu punya peran penting untuk menjadi pembelajar.
Mengaudit budaya belajar
Ketika semua anggota tim diberi peran untuk menjadi pembelajar, jangan lupa untuk terus memastikan perilaku pemimpin relevan dengan budaya belajar. Pemimpin perlu mencontohkan dan mendukung filosofi belajar yang ditetapkan oleh startup. Kemudian, pemimpin juga punya tanggung jawab lebih dalam mengatasi hambatan yang muncul, serta menyediakan waktu dan sumber daya untuk belajar. Misalnya dengan memberikan insentif untuk keberanian dalam bereksperimen, kolaborasi, serta berbagi pengetahuan.
Menjadi fleksibel
Yang terakhir, pada praktiknya, menjadi pembelajar adalah peran yang fleksibel. Untuk berhasil menjadi pembelajar ahli, individu butuh fleksibilitas dalam memilih waktu belajar serta bagaimana cara belajarnya. Alasannya, setiap individu membutuhkan ruang untuk belajar, serta mereka harus memahami kapasitas belajar yang dimilikinya. Jika setiap individu memahami tentang kebutuhan belajarnya, maka hal tersebut dapat mengurangi kesenjangan atau hambatan yang mungkin terjadi di tempat kerja.
Bagaimanapun, perubahan adalah sesuatu yang pasti terjadi. Dalam menyikapinya, setiap pekerja membutuhkan kemampuan beradaptasi serta memahami bagaimana cara mereka meningkatkan kemampuan. Jika para pekerja berupaya dengan sungguh-sungguh untuk bisa menjadi pembelajar, maka mereka dapat mengantisipasi, berkomunikasi, dan memenuhi kebutuhan keterampilan dengan lebih baik.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini