Hal-hal berkenaan proses investasi baiknya founders perlu mendapat bantuan dari yang ahli.
Peran investasi dalam sebuah startup besar banget, sampai-sampai kalau kita mendengar dua kata itu disandingkan dalam satu topik, kita langsung familiar bahwa ada “money talk” dalam percakapan tersebut. Nah, tapi bagaimana caranya supaya kita bisa mendapatkan investasi?
Biasanya penggiat startup mengandalkan venture capital untuk mendapatkan investasi dari lembaga keuangan maupun perseorangan yang memiliki kemampuan finansial tinggi untuk menanamkan sahamnya dalam startup kamu. Di sinilah kamu perlu membuat kesepakatan dan data-data penting yang menyokong kelanjutan perjanjian antara kedua belah pihak. Makanya, kadang-kadang pemilik startup banyak yang menggunakan pengacara atau lawyer untuk membantu memberikan mereka bimbingan legal.
Masalahnya, ada pendapat lain nih mengenai itu, yaitu cost atau biaya yang harus dikeluarkan dalam bekerja bersama lawyer, terutama sebuah startup yang baru berdiri belum tentu memiliki dana sebanyak itu untuk terus-menerus menggunakan jasa lawyer.
Untuk hal tersebut, kamu bisa mengurus proses investasi bersama dengan investor kamu saja berdasarkan pakem dari dokumen-dokumen yang sudah umum digunakan (contoh: SAFE dan KISS) yang memang cukup simpel.
Namun kadang memang akan ada kesepakatan-kesepakatan yang tidak diatur dalam format SAFE dan KISS, yang seringkali harus kamu perhatikan resiko serta efeknya terhadap startup kamu. Nah, di sini ternyata peran legal dibutuhkan. Sebab meski nantinya hanya sebelah pihak saja yang menggunakan jasa pengacara, tugas pengacara yang menangani investasi ini adalah tetap memperhatikan apakah ada diskriminasi atau pelanggaran dalam kesepakatan investasi ini.
Pertanyaannya, apa aja sih yang bisa dibantu oleh pengacara dalam proses kesepakatan venture?
1. Term Sheet
Saat kamu mendapatkan investor, ia akan memberikan kepada kamu kesepakatan dan syarat-syarat yang biasanya digunakan, yang disebut juga dengan term sheet. Di sini, peran pengacara dalam startup kamu adalah menegaskan kembali syarat-syarat dalam ranah legal, membantu bernegosiasi, dan mengecek validitas dari syarat-syarat yang diberikan.
Biasanya startup menggunakan jasa pengacara untuk meminimalisasi resiko dari kesepakatan yang ditetapkan oleh investor. Setelah itu, pengacara tersebut juga bisa membantu pengusaha startup untuk mencari cara paling optimal untuk mengatur kesepakatan antara kedua pihak dan menemukan instrumen investasi yang paling tepat.
2. LDD (Legal Due Diligence) dan VDD (Vendor Due Diligence)
Due Diligence digunakan untuk mendapatkan informasi dan fakta material mengenai suatu usaha. LDD digunakan oleh investor sebagai bagian dari kesepakatan, sementara VDD digunakan oleh startup sebelum kesepakatan dibuat.
Pada tahap awal, dokumen-dokumen ini digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan identitas perusahaan dan intellectual properties, namun kedepannya, dokumen-dokumen ini bisa digunakan untuk hal-hal lain, seperti membantu investor mengawasi hubungan dengan personel inti, perjanjian dengan klien-klien, dan kesepakatan dalam investasi-investasi sebelumnya.
Due Diligence berkaitan pula dengan Term Sheet. Bila kamu memutuskan untuk menggunakan jasa pengacara, maka pengacaramu akan membantu kamu untuk mengatur ulang segala kesepakatan yang ada sehingga kedepannya, investasi ini tidak akan merugikan startup kamu.
3. Dokumen Investasi
Segala dokumen investasi biasanya disediakan oleh investor, sesuai dengan ketentuan yang ingin mereka berikan kepada pemilik startup. Dokumen-dokumen lainnya, seperti perizinan startup, kontrak kesepakatan, dan lain-lain.
Jadi, tidak hanya Term Sheet, LDD dan VDD saja yang bisa diawasi dan dibantu oleh pengacara, namun dokumen-dokumen lain pun bisa ditangani oleh pengacara dan dibantu proses negosiasinya.
Dari pro dan kontra yang telah dijelaskan sebelumnya, serta fungsi-fungsi pengacara yang telah kita bahas sebelumnya, sudahkah kamu mempertimbangkan untuk menggunakan jasa pengacara dalam prosesmu mencari investor?
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini