Ada beberapa hal yang bisa mendukung mentoring agar lebih efektif, efisien, dan berjalan dengan nyaman. Mari kita bahas satu per satu!
Membangun sebuah bisnis atau startup tentu akan lebih baik jika kamu memiliki orang yang berpengalaman untuk menuntunmu. Bisa jadi, mereka adalah kolega, teman, atasan, bahkan mungkin keluargamu? Siapa pun itu, kamu bisa jadikan salah satunya sebagai mentor. Seorang mentor dapat mendukung, mengembangkan keterampilan, sampai meningkatkan kinerjamu agar tujuan akhirmu tercapai.
Kalau kamu sudah menemukan mentor yang tepat, langkah selanjutnya adalah lakukan pendampingan (mentoring) secara berkala. Ada beberapa hal yang bisa mendukung mentoring agar lebih efektif, efisien, dan berjalan dengan nyaman.
1. Buatlah suasana santai & hindari penggunaan kata ‘mentor’
Saat akan ‘melamar’ seseorang untuk dijadikan mentor, coba mulai dengan ini,
“Halo, saya sedang mencoba untuk membuat XYZ, dan saya mendengar dari beberapa orang, kalau Anda mungkin dapat memberikan beberapa wawasan terkait hal tersebut. Mungkin Anda ada waktu bertemu untuk minum kopi? ”
Kamu bisa sampaikan juga hal-hal rinci yang mau kamu capai. Dengan begitu, keseriusanmu akan lebih terlihat, membuat mentor merasa memiliki keahlian luar biasa dan sedang dicari secara proaktif.
2. Jangan menganggap mentoring seperti transaksi
Jika kamu tidak hati-hati, mentoring bisa terasa berat sebelah. Kamu sering duduk dengan mentor, membelikan mereka kopi atau makanan, kemudian ‘mengunduh’ kebijaksanaan dan ilmu mereka. Kalau terus seperti itu, hubunganmu dengan mentor lambat laun akan semakin kaku dan menjadikannya sebatas hubungan profesional.
Cara terbaik untuk mencegahnya harus kamu lakukan dari pertemuan pertama. Kamu bisa memperdalam hubungan pribadi dan jangan memulainya dengan bisnis. Luangkan waktu untuk memahami jalur karier, tujuan, harapan, ketakutan, dan gaya hidup satu sama lain.
3. Selalu datang dengan membawa pertanyaan
Mentor akan lebih senang jika kamu mengirimkan hal yang ingin diskusikan sebelumnya. Kamu bisa membuat daftar pertanyaan, Google Docs yang memungkinkan mentor untuk berkomentar dan mengajukan pertanyaan mereka sendiri tentang apa yang telah diuraikan, atau mungkin slide deck.
Idealnya, dalam setiap mentoring kamu datang dengan satu topik dan daftar pertanyaan singkat (3–5) yang akan memberi mentor kejelasan akan apa yang kamu butuhkan terkait topik tersebut.
4. Tanyakan blind spot pada setiap masalahmu
Pengalaman memberi mentor sudut pandang berbeda dalam melihat banyak hal yang mungkin belum mampu kamu lihat. Mentor telah melihat bagaimana segala sesuatunya berjalan dan dapat mengenali pola dengan lebih mudah. Dengan begitu, kamu bisa tanyakan dan meminta saran atas permasalahan yang sedang kamu hadapi. Mungkin saja, mentormu pernah mengalami hal serupa dan memiliki cara terbaik untuk menghadapi masalah tersebut.
5. Usahakan untuk jujur dan transparan
Ini sangat penting dilakukan antar kamu dan mentor. Jika merasa tidak nyaman untuk saling terbuka dalam membagikan informasi penting, mentoring tentu tidak akan berhasil. Ketika informasi yang kamu berikan tidak banyak dan lebih memilih untuk bungkam dalam beberapa situasi, mentor akan kesulitan membaca yang tersirat dan memberikan saran. Dalam hal ini kepercayaan dan sikap untuk saling menghormati memang harus dibangun.
6. Fokus pada eksekusi
Agar setiap mentoring menghasilkan progres, kamu perlu berkomitmen untuk melaksanakan apa yang mentor katakan. Dengan poin-poin diskusi yang ada, tanyakan “apa langkah selanjutnya?”, “apa yang sebaiknya dilakukan?”, “ bagaimana caranya agar bisa mencapai itu?” Dengan begitu, akan ada dorongan agar kamu menyelesaikan sesuatu.
Ketika bertemu lagi pada sesi berikutnya, kamu bisa mulai dengan melaporkan hal-hal yang sudah berhasil kamu lakukan. Kamu juga dapat menyampaikan kendala dan evaluasi terhadap eksekusi yang sudah dijalani.
7. Usahakan punya beberapa mentor
Pada saat tertentu, ketika masalah yang kamu hadapi cukup besar, penting untuk memiliki sejumlah perspektif dari orang-orang ahli yang kamu percaya. Maka dari itu, sebaiknya kamu melibatkan 2–3 mentor untuk mendukung perjalananmu membangun startup. Berkonsultasi dengan beberapa orang akan membuatmu semakin melihat satu hal secara lebih luas. Tiap tanggapan mentor bisa saling melengkapi, olah hal tersebut dan manfaatkan dengan sebaik mungkin.
Memiliki kesempatan untuk berbincang, berdiskusi, bahkan memecahkan masalah bersama dengan seorang ahli merupakan hal yang berharga. Mungkin tidak semua founder atau pemilik bisnis mampu mencari dan mendapatkan orang yang tepat untuk dijadikan mentor. Maka dari itu, kalau kamu sudah menemukannya, jalin hubungan yang baik dan maksimalkan pontensi di setiap sesi mentoring.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini