Sebagai founder startup digital, membuat sebuah ide menjadi produk yang berwujud tentu merupakan tantangan utama di tahun-tahun awal. Salah satu dilema founder saat menghadapi situasi tersebut adalah perihal merekrut developer untuk jadi bagian dalam timnya. Developer seperti apa yang harus dicari? Gimana cara mengetahui kandidat tersebut sesuai? Di mana tempat mencari developer yang tertarik bergabung dalam startup? Ambil catetannya dan perhatikan beberapa hal penting berikut.
Ketika kamu akan merekrut developer di tahun awal startupmu berdiri untuk membuat sebuah Minimum Viable Product (MVP), kamu perlu memikirkannya berkali-kali. Kamu mungkin bisa lebih mudah mengetahui kebutuhan dan mencari developer yang tepat jika kamu memilki latar belakang IT. Tapi kalo tidak, coba deh cermati ‘decision tree’ berikut ini.
Setelah dilihat dan direnungi, coba tentukan apa keputusanmu. Dari sekian banyak opsi, merekrut developer sangat membutuhkan pertimbangan yang tepat. Keberhasilan dalam menentukan keputusan tersebut di awal dapat dengan mudah membuat startupmu berkembang pesat. Tapi, kalau salah langkah justru bisa menghancurkan startupmu. Jadi sangat penting untuk memastikan kamu berada di jalur yang benar.
Merekrut developer untuk early-stage startup
Kesalahan umum startup saat mencari developer adalah langsung membayar seseorang untuk merealisasikan ide yang belum divalidasi. Padahal, biaya pengembangan tersebut jadi pengeluaran terbesar dalam startup digital. Fakta yang dilansir dari https://www.failory.com/blog/startup-failure-rate, lebih dari 35% startup gagal karena produk mereka tidak memiliki market fit. Menginvestasikan sumber daya pada teknologi yang belum tentu dibutuhkan jadi langkah yang bisa merugikan bisnismu.
Sebagai early-stage startup yang tugas utamanya merampungkan MVP untuk bisa memvalidasi ide ke target user, kamu perlu menjawab pertanyaan penting ini: Apakah teknologi inovatif menjadi inti dari startupmu?
Pertimbangan untuk Low-Tech Startup
Jika startupmu tergolong low-tech, seperti toko online, inti bisnis sebenarnya bukan pada teknologinya, melainkan produk yang dijual. Dalam konteks ini, mencari developer untuk membangun platform mungkin bukan prioritas utama karena ada banyak solusi no-code yang bisa digunakan untuk membuat MVP dengan mudah dan cepat, bahkan tanpa latar belakang teknis.
Misalnya, untuk e-commerce, kamu bisa menggunakan Shopify, yang merupakan pemimpin pasar dalam menyediakan platform toko online. Fokus utama startupmu seharusnya pada pemasaran dan operasional, bukan pada pengembangan teknologi yang rumit.
Tujuan dari MVP adalah untuk menguji ide, bukan untuk menciptakan sistem yang siap scale-up. Artinya, kamu bisa ‘mengakali’ banyak hal dengan mengandalkan pekerjaan manual atau menggunakan alat sederhana yang tersedia, selama itu membantu menyampaikan konsep produk kepada pelanggan pertama. Kamu bisa pakai no-code tools berikut untuk membantumu membuat MVP:
Frontend
Manfaatkan no-code app untuk membuat halaman landing page yang sederhana.
- Squarespace (https://www.squarespace.com/): Serba guna dan mudah dipakai untuk pemula.
- Shopify (https://www.shopify.com/id): Cocok untuk e-commerce.
- WordPress (https://wordpress.com/): Ideal untuk blog.
- Carrd (https://carrd.co/) : Direkomendasikan untuk landing page sederhana.
Backend
Gunakan kombinasi alat seperti Zapier dan Google Sheets/Forms untuk meniru otomatisasi sederhana. Alternatif lainnya adalah menggunakan Bubble atau Softr untuk membuat frontend sekaligus backend.
Dengan memanfaatkan solusi ini, kamu bisa tetap fokus pada aspek utama bisnis seperti produk, pemasaran, dan operasional tanpa terbebani kebutuhan teknis yang kompleks. Pastikan MVP-mu cukup sederhana, namun efektif untuk memvalidasi ide sebelum melangkah lebih jauh.
Pertimbangan untuk High-Tech Startup
Jika startupmu berbasis teknologi (tech-heavy), memiliki technical co-founder adalah kebutuhan utama. Kamu dapat memanfaatkan solusi no-code atau open-source untuk mempercepat pembuatan MVP, namun juga memiliki kemampuan teknis untuk menyesuaikan dan meningkatkan MVP agar terlihat lebih profesional.
Di Mana Menemukan Tech Co-founder?
Jaringan Pribadi
Mulailah dengan lingkungan terdekat, terutama jika kamu memiliki koneksi di industri teknologi. Jika tidak, posting kebutuhanmu di media sosial bisa jadi langkah awal.
Komunitas Offline
- Coworking Spaces: Banyak profesional teknologi bekerja di sini.
- Konferensi Teknologi: Cari acara yang relevan dengan teknologi yang dibutuhkan.
- Meetup dan Hackathon: Tempat terbaik untuk melihat langsung kemampuan calon rekan.
Komunitas Online
Pitch idemu secara singkat dan menarik di platform seperti:
- Media Sosial: Grup Facebook atau LinkedIn untuk developer.
- Platform Developer: GitHub, Stack Overflow, atau subreddits teknologi.
- Papan Lowongan: AngelList, TechCrunch, atau Mashable.
Untuk menarik co-founder yang tepat, kamu harus mampu menjual idemu dengan meyakinkan. Tunjukkan keahlianmu, kualitas idemu, dan komitmen seriusmu. Proses ini serupa dengan meyakinkan investor, namun kali ini kamu meminta mereka berinvestasi waktu, bukan uang.
Setelah berhasil menemukan kandidat potensial, penting untuk memeriksa pengalaman dan portofolio mereka guna memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan teknis yang relevan. Jangan ragu untuk meminta referensi dari orang yang pernah bekerja dengan mereka untuk menilai integritas, etos kerja, dan kecocokan dengan tim. Terakhir, pastikan bahwa calon co-founder memiliki waktu dan komitmen penuh untuk mendukung pertumbuhan startupmu, karena keberhasilan proyek bergantung pada kolaborasi yang solid dan dedikasi dari semua pihak.
Membangun startup, terutama di tahap awal, membutuhkan keputusan yang strategis, termasuk dalam menentukan apakah kamu membutuhkan developer atau tidak. Untuk low-tech startup, solusi no-code dapat menjadi langkah awal yang efektif dan hemat biaya. Namun, bagi high-tech startup, memiliki tech co-founder yang kompeten adalah kunci untuk membawa ide menjadi produk yang profesional dan siap digunakan.
Ingat, tujuan utama MVP adalah untuk memvalidasi ide sebelum melakukan investasi besar. Baik melalui solusi no-code atau dukungan dari co-founder teknis, fokuslah pada menciptakan nilai nyata untuk pelanggan pertamamu. Dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi tim yang solid, startupmu akan memiliki pondasi yang kuat untuk berkembang lebih jauh.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini