Apa tugas besar dari menjadi seorang CEO?
Ternyata jadi CEO itu harus terbiasa melakukan penilaian dan mengambil keputusan setiap harinya.
Penilaian adalah salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki seorang pemimpin. Kemampuan ini menggabungkan kualitas pribadi dengan pengetahuan dan pengalaman yang relevan untuk membentuk opini serta membuat keputusan. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Noel Tichy dan Warren Bennis, penulis dari buku How Winning Leaders Make Great Calls.
Dilansir dari artikel yang dipublikasikan Sir Andrew Likierman melalui Harvard Business Review, ada enam elemen dasar penilaian yang baik dan dibutuhkan oleh para pemimpin. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Menjadi pendengar yang perhatian dan pembaca yang teliti
Bagaimana membuat penilaian yang bijak apabila dilakukan dengan terburu-buru? Tentu hasilnya tidak maksimal, ya. Tapi, hal seperti ini ternyata kerap dilakukan oleh banyak pemimpin, lho. Sebab, secara tidak sadar mereka kurang menyerap dan menyaring informasi yang didapatkan.
Penyebab lainnya adalah para pemimpin ini tidak cukup kritis terhadap apa yang mereka dengar dan atau baca. Padahal penilaian dan keputusan yang baik seharusnya bisa mengubah pengetahuan menjadi pemahaman. Untuk itu, cobalah untuk menjadi pendengar aktif. Yaitu mendengarkan dengan penuh perhatian, menangkap pesan yang tidak dikatakan, hingga membaca arti dari bahasa tubuh.
Pendengar aktif juga berarti mengajukan pertanyaan serta memeriksa kesimpulan terkait informasi yang diberikan. Lain halnya dengan mendengarkan, pemimpin yang bijak adalah pembaca yang teliti. Mereka terbiasa untuk menelaah data, mencari tahu dari mana asal data yang menjadi dasar, serta kemungkinan minat dari orang-orang yang memasok data tersebut.
2. Mencari banyak informasi yang berbeda
Seperti kata pepatah, pengalaman adalah guru yang terbaik. Jadi, menggunakan pengalaman sendiri sebagai bahan pembelajaran adalah hal yang tepat. Akan tetapi, jangan persempit pemikiran dengan menjadikan pengalaman pribadi sebagai referensi. Kamu bisa memperluas pemikiran dan pandanganmu melalui pengalaman orang lain.
Jadi mulai dari sekarang, kamu bisa mengembangkan banyak sumber dari orang-orang terpercaya yang berperan memberi tahu apa yang kamu butuhkan, bukan memberi tahu apa yang ingin kamu dengar. Jangan mencari orang dengan prinsip ‘asal bos senang’. Alasannya, pemimpin butuh informasi dari banyak sumber dan objektif. Bahkan, bisa jadi informasi yang kamu tidak setuju ternyata malah memberikan tantangan yang kamu butuhkan dan membawa dampak positif.
3. Kaitkan dengan pengalaman yang relevan
Pemimpin dapat mengaitkan pengalaman yang relevan untuk mengambil keputusan. Namun, sebaiknya kamu kini perlu melakukan evaluasi tentang seberapa tepat kamu menggunakan pengalaman ketika membuat kebijakan?
Apa saja yang berjalan dengan baik ketika memasukkan unsur pengalaman dalam membuat keputusan?
Atau apa saja hal buruk yang terjadi?
Jika perlu, catat hal-hal yang benar dan yang tidak tepat ketika menggunakan acuan pengalaman sebagai referensi dalam memberikan penilaian. Sebab, ada kemungkinan hal-hal yang sama terjadi lagi jika tidak teliti. Pemimpin dengan pengalaman yang mendalam juga punya risiko untuk jatuh ke dalam kebiasaan yang berujung hasil tidak objektif karena terlalu mengandalkan kebiasaan atau kejadian masa lampau. Selanjutnya, kamu dapat menambah ‘kamus’ pengalamanmu melalui bekerja dengan banyak orang. Bagaimana pun, hal ini akan sangat berguna untuk referensi pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
4. Berani mengenali dan menantang bias
Ketika memproses informasi, sangat penting untuk memahami dan mengatasi bias kita sendiri. Untuk itu, cobalah untuk memahami, mengidentifikasi, dan menerima sudut pandang yang berbeda dari orang lain. Kamu juga dapat membiasakan diri dengan bermain peran dan simulasi. Tujuannya untuk dapat memaksa dan membiasakan pikiran untuk menganalisis agenda dan tujuan dari setiap peran. Misalnya, tujuan antara CEO bekerja dan tujuan karyawan bekerja, tentu saja akan sangat berbeda. Maka dari itu, penting bagimu untuk menyediakan ruang yang aman terhadap adanya perbedaan pendapat.
5. Kumpulkan beberapa pilihan kemungkinan solusi
Ketika akan memutuskan, jangan persempit pilihan menjadi A dan B saja. Para pemimpin cerdas menerima banyak pilihan untuk dijadikan kemungkinan solusi. Pertimbangkan juga dalam setiap pilihan akan ada risiko dan konsekuensi yang tidak diinginkan.
Pemimpin tidak perlu memikirkan semua kemungkinan pilihan, namun fokuslah untuk memastikan bahwa manajemen dan tim dapat memberikan berbagai kemungkinan, melawan bias, serta berani memunculkan pilihan yang mungkin sangat berbeda. Sebagai pemimpin, kamu punya kesempatan untuk bisa mengklarifikasi informasi-informasi yang ditawarkan kepadamu, terlebih informasi yang bersifat buruk. Gali dan cari tahu tentang adanya kemungkinan fakta penting yang hilang.
6. Pertimbangkan siapa yang akan mengeksekusi solusi
Ketika pilihan sudah diambil dan semua sepakat, pemimpin mungkin bisa sejenak mengambil nafas lega karena solusi sudah hadir di depan mata. Namun, masih ada satu tugas lagi yang perlu dikerjakan, yaitu memastikan siapa pihak yang tepat untuk mengeksekusi solusi.
Pemimpin dengan keterampilan penilaian yang baik dapat mengantisipasi adanya risiko dan paham siapa yang paling tepat mengelolanya. Ketika melakukan penilaian, kamu dapat memastikan bahwa pengalaman orang yang merekomendasikan solusi sudah relevan atau sesuai dengan konteksnya.
Pada akhirnya, semua keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan oleh pemimpin berujung pada penilaian yang tepat. Banyak pemimpin punya ambisi besar namun tidak dapat memberikan penilaian sehingga melakukan kesalahan dalam keuangan. Ada pula pemimpin dengan pesona dan wibawanya, tanpa penilaian ternyata juga bisa menjerumuskan anggota timnya ke arah yang buruk. Untuk itulah, keterampilan dalam menilai dan mengambil keputusan harus terus diasah dan dipraktikkan.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini