Sebagai seorang entrepreneur, tentu banyak dari kamu yang menyadari bahwa menjalankan bisnis merupakan perjalanan yang dinamis, penuh tantangan, dan ketidakpastian. Trigger eksternal tersebut seringkali membuat banyak orang merasa tertantang, dan sebagian orang merasa frustasi dan ingin menyerah.
Namun, hal berikutnya yang harus kamu sadari adalah ketegaran dan kestabilan emosi sebagai seorang founder juga dibutuhkan dalam perjalanan ini. Sebab, sebagai kepala dari anggota tim, maupun karyawan dari semua divisi akan sangat bergantung pada setiap keputusan yang kamu buat. Maka dari itu, mari sama-sama membahas cara terbaik untuk bertahan di masa sulit!
Empat Zona menurut Tony Schwartz
Tony Schwartz, CEO dari The Energy Project (sebuah startup yang fokus kepada jasa employee wellbeing), menggolongkan keadaan-keadaan yang biasa dialami seorang founder menjadi empat zona:
Performance Zone adalah keadaan di mana seorang sedang memiliki banyak energi dalam konteks yang sangat positif. Merasa sangat terpompa, bersemangat, dan siap menghadapi tantangan apapun.
Survival Zone adalah keadaan di mana kamu harus mulai berhati-hati, sebab kamu merasa penuh energi, tetapi tidak dalam konteks yang cukup positif. Keadaan ini menggambarkan orang-orang yang mudah terpicu, merasa terancam di setiap situasi, mudah cemas, tidak sabaran, cenderung mengkritik diri sendiri secara berlebihan, dan tidak puas akan banyak hal.
Burnout Zone adalah masa di mana tubuhmu mulai menyadari akibat buruk dari menekan diri sendiri secara berlebihan pada survival zone. Kamu akan merasakan kelelahan yang luar biasa, dan kamu butuh memperhatikan kesehatan fisik dan mentalmu dengan lebih teliti pada fase ini.
Renewal Zone adalah masa di mana kamu diharapkan untuk beristirahat. Rasa lelah itu mungkin sudah jauh berkurang, tapi kamu masih butuh recovery dan recharge sementara waktu. Kuncinya adalah bergerak dan bertindak pelan-pelan serta tenang, agar kamu bisa mendorong dirimu lagi menuju performance zone.
Yang Harus Diperhatikan untuk Menghindari Survival Zone
Seringkali survival zone menjadi tak terhindarkan, namun bukan berarti mustahil. Kamu bisa mencoba cara-cara ini untuk mengantisipasi dampak buruk yang ekstrem, maupun mencegah sama sekali agar hal ini tidak terjadi.
Kamu bisa memulai dengan memahami batasan dirimu. Ibaratnya, dibanding berlari marathon dengan menjadi yang tercepat dalam satu kali perlombaan, kamu bisa menjadi yang terbaik dalam track yang lebih pendek. Dengan mencurahkan energimu secara merata kepada banyak fokus dan subfokus, kamu tidak akan kelelahan dan menghabiskan seluruh energimu pada satu hal saja.
Hal terpenting dalam pengembangan diri adalah membedakan observasi diri dengan menggunjing diri. Sering kali seorang pemimpin terbuka akan negative self-talk di kepalanya hanya karena ia merasa momentum itulah yang bisa membuatnya maju dan self-aware akan kekurangannya, namun hal negatif yang kamu tanamkan terus-menerus dalam dirimu akan menjadi racun dalam pola pikir. Bedakanlah suara dalam kepalamu; yang mana yang kamu rasa lega dan terpacu saat membatin, dan yang mana yang membuatmu merasa jatuh dan membenci diri sendiri.
Penting juga untuk membatasi diri saat merasa sedih dan tidak merasa bahwa kegagalan adalah akhir dari segalanya. Selama masih ada kesempatan dan waktu untuk memperbaiki segala sesuatu, maka cerita dan usahamu belum selesai. Gunakan teknik square breathing atau journaling untuk memetakan perasaan dalam dirimu. Rasakan dari mana trigger stres itu berasal, dan di bagian tubuh mana kemarahan/kekesalan itu paling terasa. Dengan pikiran yang lebih jernih dan stabil, kamu bisa lebih semangat dalam melanjutkan ceritamu bersama tim kamu.
Menjadi founder bukan berarti harus selalu bekerja 24 jam. Kamu tetap harus memiliki ruang sendiri. Luangkanlah waktu untuk rekreasi, istirahat, membaca, atau bahkan sekedar menyendiri di ruangan atau tempat favoritmu. Bila kamu nyaman pun, kamu bisa melakukan rekreasi tersebut bersama orang-orang terdekatmu. Sediakan juga waktu untuk melakukan hobi yang terlupakan sejak kamu merintis startup ini; bisa jadi hobi menari, hobi berkuda, desain, maupun olahraga tertentu.
Melakukan hal baik untuk orang lain menciptakan hormon dopamine yang mendorong kita untuk merasa dihargai, puas, dan gembira. Luangkanlah waktu untuk kegiatan sosial sekecil apapun, seperti mentraktir karyawanmu, mengajak pasangan maupun keluargamu pergi ke tempat yang sejak lama mereka idamkan, maupun menjadi pembicara sukarela dalam acara almamatermu.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini