Dalam dunia startup, waktu adalah aset yang sangat berharga. Kesuksesan atau kegagalan sering kali ditentukan oleh seberapa efisien dan cepat sebuah perusahaan dapat beradaptasi, berkembang, dan merespons perubahan pasar.
Kamu dituntut untuk meluncurkan produk atau layanan lebih cepat daripada kompetitor, bisa mengumpulkan modal dengan cepat, dan mampu merespons feedback pelanggan sesegera mungkin, karena setiap hari yang terbuang bisa membuatmu berisiko melewatkan peluang-peluang baru.
Oleh karena itu, dalam lingkungan yang dinamis seperti ini, kemampuan untuk memanfaatkan waktu dengan bijak dan mengambil tindakan dengan cepat adalah kunci kesuksesan sebuah startup.
Ada yang namanya “Critical Mass Theory of Startups”, yaitu kerangka kerja untuk membantumu memahami kapan waktu yang tepat untuk memulai sebuah startup. Ini merupakan titik kritis di mana produk atau pasar mengalami transformasi yang cepat atau bahkan sangat mendadak, yaitu saat tersedia teknologi pendukung, adanya dorongan ekonomi, dan lahirnya budaya baru.
Simak artikel ini untuk penjelasan lebih lengkapnya, ya!
1. Ketersediaan Teknologi Pendukung
Salah satu faktor penting dalam menentukan timing yang tepat adalah ketersediaan teknologi pendukung. Adanya asisten virtual seperti Alexa, layanan online streaming seperti Twitch dan Netflix, dan perangkat yang dapat dikenakan seperti AirPods tidak dapat berjalan dengan sempurna tanpa teknologi seperti low-latency voice recognition (pengenalan suara latensi rendah), smartphone, Bluetooth, dan sensor.
Jika sebuah startup memasuki pasar tanpa memanfaatkan infrastruktur teknologi yang tepat, peluang mereka untuk menarik perhatian pasar akan sangat terbatas. Kamu bisa belajar dari para pendiri perusahaan terkemuka di dunia. Karena, mereka pasti memiliki pemahaman yang mendalam tentang evolusi teknologi dan mampu memprediksi kapan teknologi yang mereka gunakan berada pada titik puncaknya serta siap mengalami perubahan.
2. Dorongan Ekonomi
Sebagai founder, kamu harus selalu update dengan tren perkembangan ekonomi agar dapat menciptakan peluang baru. Tren ini bisa termasuk pergeseran dari bisnis yang tidak menguntungkan menjadi menguntungkan, atau transformasi dari produk dan layanan yang mahal menjadi terjangkau berkat skala ekonomi.
Peluang juga bisa muncul ketika layanan yang sebelumnya terjangkau menjadi mahal, seperti pendidikan atau perawatan anak. Harga yang tinggi, seperti langganan TV kabel telah mendorong pertumbuhan layanan streaming dan gig economy.
Selain itu, faktor-faktor makroekonomi seperti resesi telah menciptakan sharing economy, seperti perusahaan Airbnb dan Lyft yang muncul setelah krisis keuangan. Sharing economy sendiri adalah aktivitas ekonomi yang memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi individu dalam meminjamkan atau menyewakan asetnya kepada pihak lain.
3. Lahirnya Budaya Baru
Cara kita berinteraksi dengan teknologi berubah dengan cepat dan perubahan perilaku tersebut dapat memengaruhi kesuksesan suatu segmen pasar.
Contohnya, kesuksesan Instagram yang melibatkan perubahan budaya yang terjadi selama 20 tahun, yakni mulai dari munculnya platform blogging dan vlogging, hingga munculnya Facebook dan budaya selfie. Para pelopor Instagram telah berhasil mengubah pandangan masyakat dari berbagi foto atau video dengan orang asing di internet adalah kegiatan berbahaya menjadi kegiatan lazim di mana semua orang bebas berbagi foto atau video di akun mereka.
Penerimaan budaya baru ini mungkin terasa abstrak, tetapi hal ini merupakan bagian penting dari kesuksesan suatu segmen pasar. Selain itu, perubahan budaya dapat mengarah pada perubahan regulasi yang dapat memiliki dampak besar pada keberlanjutan suatu segmen tertentu.
Kamu mungkin tidak selalu bisa mengendalikan ketiga hal tersebut, karena semuanya juga tergantung pada faktor-faktor di luar kendalimu. Namun, dengan memahami dan menggabungkan elemen-elemen tersebut, kamu bisa menemukan peluang baru dalam berbisnis yang tentunya akan memengaruhi masa depan startupmu.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini