Memuji orang lain di tempat kerja ternyata bukan hal yang mudah. Sepertinya terkesan remeh dan gampang untuk dilakukan, tetapi jika cara dan niatnya tidak tepat, pujian justru bisa memberikan rasa tidak nyaman terhadap penerimanya.
Namun, jika pujian dilakukan dengan baik, itu bisa jadi salah satu cara paling ampuh untuk memberi tahu seseorang bahwa kita menghargainya.
Bagaimana agar pujianmu tidak disalahartikan?
Bagaimana cara merespon pujian dari orang lain untukmu?
Simak beberapa wawasan yang menarik tentang menerima dan memberi pujian di bawah ini, ya.
Cara menerima pujian
Tahukah kamu, bahwa ketika ada seseorang memujimu, itu berarti mereka sedang menyampaikan pengaruh apa yang kamu lakukan terhadap mereka. Sebenarnya, tidak masalah jika kamu mau setuju atau tidak terhadap pujian dari mereka. Anggap saja pujian tersebut adalah hadiah dan terimalah dengan baik.
Jadi, cara paling tepat untuk menanggapi pujian yang datang adalah mengucapkan “terima kasih”. Jika pujian tersebut membawa perubahan, beri tahu orang tersebut. Jika kamu canggung dan merasa belum pantas menerimanya, kamu bisa mengatakan, “Saya sedang berusaha menjadi lebih baik dalam menerima pujian. Terima kasih.”
Apa ada cara lainnya untuk bisa menanggapi pujian? Kamu bisa menggunakan kalimat ini, seperti yang dikutip dari artikel Harvard Business Review.
“Terima kasih, aku senang mendengarnya.”
“Saya benar-benar memikirkan hal ini, terima kasih telah memperhatikan.”
“Terima kasih, saya sangat menghargai bahwa kamu meluangkan waktu untuk mengungkapkan hal itu.”
“Terima kasih, saya senang mendengarmu merasa seperti itu!”
Bagaimana jika ternyata orang lain memujimu atas pekerjaan orang lain? Kamu bisa menanggapinya seperti ini:
“Senang sekali mendengarmu merasa seperti itu! Sebenarnya Amanda-lah yang berada di balik proyek ini. Jika kamu punya waktu sebentar, dia akan senang mendengarkan perasaanmu.
Kalimat lainnya bisa jadi:
“Saya ingin sekali mendapat pujian, tapi John-lah yang bertanggung jawab atas hal ini. Saya akan menyampaikan tanggapanmu ketika saya bertemu dengannya hari ini.”
Misalnya, jika kamu seorang leader dari tim, dan ada orang lain yang memujimu karena peranmu dalam memimpin tim, pastikan untuk terlebih dahulu menerima pujian, dilanjutkan dengan mengakui upaya tim. Kalimatnya bisa menjadi:
“Terima kasih telah memperhatikan, sungguh menyenangkan mendengarnya. Semua orang di tim kami telah bekerja sangat keras dalam hal ini selama beberapa minggu terakhir. Saya akan menyampaikan tanggapanmu pada pertemuan kita berikutnya.”
Bagaimana memberikan pujian yang berkesan
Pujian yang berkesan dan berdampak terhadap penerimanya adalah pesan yang autentik dan spesifik, serta fokus pada proses yang mereka jalani, bukan fokus pada hasilnya.
Cara pertama, pastikan bahwa niatmu tulus. Jangan memuji orang lain sebelum mereka melakukan sesuatu, melunakkan hatinya sebelum memberikan tugas atau umpan balik yang sulit, atau pujian untuk menghibur orang lain setelah mereka melakukan kesalahan. Jika niatmu tidak tulus, maka jangan harap bahwa pujianmu akan tulus.
Ada satu aturan tidak tertulis dalam memberikan pujian, yaitu jangan memuji orang lain karena kamu merasa harus melakukannya. Namun, pujilah orang lain karena kamu merasa terdorong untuk memberi tahu bagaimana pengaruhnya terhadapmu atau orang lain.
Saat memuji orang lain, usahakan untuk menyebutkan dengan spesifik, sama halnya ketika kamu memberikan umpan balik. Kesimpulannya, jika memuji orang lain, jangan melakukannya dengan ‘tanggung’ sehingga orang tersebut justru bertanya-tanya mengapa kamu memuji mereka dengan tiba-tiba.
Ini adalah contoh pujian yang ‘tanggung’:
“Itu tadi menakjubkan!” (apa yang menakjubkan?)
“Aku bangga padamu.” (dalam hal apa?)
“Terima kasih telah mencatat dalam pertemuan ini.” (Itu memang tugasku, lalu apa spesialnya?)
Saat kita membagikan pujian, menjadi spesifik sehingga orang lain memahami konteks ucapan kita adalah hal yang penting. Jika pujian jelas dan tulus, orang lain akan paham, apa yang sebenarnya kita ungkapkan dan alasannya.
Contoh pujian yang tidak jelas:
“Terima kasih telah mencatat dalam pertemuan ini, keren banget!”
Contoh pujian yang spesifik:
“Desi, saya tahu tugasmu adalah membuat catatan dalam rapat, tetapi karena kamu melakukannya dengan sangat baik, saya tahu saya bisa santai dan fokus melakukan pekerjaan saya. Terima kasih.”
Menurut penelitian dari Christopher Littlefield yang ia tulis dalam HBR, orang jarang ingin diakui atas hasilnya. Mereka lebih menginginkan pujian atas proses dan upaya yang dilakukan. Pujian yang hanya fokus pada hasil justru menimbulkan kekhawatiran penerimanya karena takut tidak bisa memberikan hasil yang sama di lain hari. Contoh pujian yang tepat adalah:
“Rian, saya kagum dengan acara yang kamu buat untuk klien. Saya bahkan tidak dapat membayangkan seluruh waktu, kerja, dan kreativitas yang dihabiskan untuk merealisasikan proyek itu. Terima kasih atas semua segala upayamu di balik layar proyek ini.”
Jika kamu ingin memberikan pujian yang berdampak, berikan orang tersebut gambaran tentang apa yang kamu alami dan rasakan, serta bagaimana pengaruhnya terhadapmu atau orang lain. Contohnya adalah:
“Sita, saya ingin memberi tahumu bahwa saya sangat menghargai caramu memimpin tim kami. Di tim terakhir saya, saya tidak pernah ingin berbagi ide karena takut atasan saya akan menolaknya. Sejak hari pertama, saya menyaksikan bagaimana kamu mendorong kita semua untuk berbicara dan berbagi ide, dan saya merasa nyaman untuk mengambil risiko. Saya sangat menikmati bekerja untukmu dan merasa seperti saya berkembang setiap hari. Terima kasih.”
Kesimpulannya, menerima pujian dan memberi pujian tidak bisa serta merta dilakukan dengan mulus. Bagaimana pun, itu membutuhkan latihan untuk mewujudkan kebiasaan dalam menerima dan memberi pujian dengan tepat. Terlebih budaya kita di Indonesia, justru kerap ‘meremehkan’ orang yang memberi pujian karena kita merasa belum pantas menerima pujian tersebut. Jadi, tidak perlu takut atau merasa canggung karena memang perubahan tersebut perlu upaya dan latihan, ya.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini