Semua startup lahir dari sebuah ide. Sekecil apa pun idemu, jika berhasil direalisasikan, akan menjadi sangat berharga. Untuk itu, kamu perlu mengapresiasi ide yang muncul di pikiranmu. Sebab, itulah yang menjadi cikal bakal perusahaanmu berdiri.
Meskipun semua orang berhak punya ide dan merealisasikannya, akan tetapi tidak semua orang bisa menentukan apakah ide tersebut tepat atau tidak. Kita tidak bisa langsung menebak apakah ide A, B, C, D akan berhasil atau gagal kecuali dengan membuktikannya.
Proses membuktikan sebuah ide dinamakan validasi. Secara harfiah, validasi ide startup adalah proses menjadikan ide agar lebih terarah, tepat tujuan, dan substansial. Tahap validasi ide termasuk tahap awal yang krusial bagi startup. Dalam validasi ide, founder bekerja keras untuk mengumpulkan banyak informasi terkait ide tersebut dan melakukan pengujian. Tujuannya untuk membuktikan apakah ide tersebut sudah tepat, sekaligus meminimalisir risiko.
Jadi, bagaimana cara validasi ide startupmu?
Kamu dapat menerapkan beberapa cara di bawah ini untuk melakukan validasi idemu.
1. Menemukan problem statement
Problem statement sangat berguna untuk memastikan apakah masalah yang akan diselesaikan oleh ide tersebut sudah layak atau belum. Untuk menentukannya, kamu dapat berangkat dari beberapa pertanyaan berikut:
– Apakah idemu bermanfaat untuk masyarakat?
– Apakah masalah yang muncul layak untuk diselesaikan?
– Apakah kamu merasa solusi yang kamu tawarkan akan menarik hati pelanggan dan mereka akan menggunakannya?
– Apakah pelanggan rela merogoh kocek untuk solusi yang kamu tawarkan?
– Apakah ide tersebut meningkatkan efisiensi dari suatu sistem?
2. Berbicara dengan pelanggan
Salah satu kesalahan founder di tahap awal yang mungkin sering terjadi adalah mendesain produk sesuai dengan asumsinya. Ingatlah bahwa produkmu akan digunakan oleh pelanggan, bukan olehmu, dan bukan pula oleh anggota tim-mu. Maka, kamu perlu membuat produk yang dicintai oleh pelanggan.
Oleh karena itu, kamu bisa bertemu langsung dengan pelanggan untuk meminta umpan balik mereka. Misalnya melalui survei atau wawancara pelanggan. Tanyakan pada pelanggan, apakah masalah mereka dapat diselesaikan dengan baik melalui produkmu. Itu adalah validasi pertama, yaitu product-market fit.
Proses meminta umpan balik pelanggan ini dapat meminimalisir muncul nya founder bias, di mana founder merasa idenya sudah sempurna dan paling hebat. Dengarkan setiap masukan yang masuk, entah baik atau buruk, agar proses iterasi dapat berjalan dengan lebih mulus.
3. Riset tentang pangsa pasar
Kamu perlu mencari tahu seberapa besar target market yang akan kamu bidik. Kamu juga perlu riset apa saja kebutuhan dan keinginan pelanggan. Agar kamu semakin paham, mari kita lihat salah satu contoh riset pasar secara daring yang dilakukan oleh Airbnb, sebuah platform yang memfasilitasi penyewaan penginapan. Mereka memulai riset dengan melihat kompetitor misalnya Couch Surfing dan NYC Craiglist. Hasilnya, ternyata kebutuhan untuk menyewakan penginapan adalah 630.000 tempat di Couch Surfing dan 27.000 di NYC Craiglist.
Kemudian, mereka menemukan data bahwa ada 1,9 triliun transaksi sewa penginapan secara global, dan 532 juta di antaranya dilakukan secara online. Dari transaksi tersebut, Airbnb membuat estimasi penetrasi pasar sekitar 2% atau 10,6 juta. Data tersebut yang meyakinkan founder Airbnb untuk merealisasikan idenya.
4. Tanyakan pada pakarnya
Apakah ada cara yang lebih baik selain belajar dari pengalaman orang lain? Selain mempersingkat waktu, bertanya pada pakar adalah salah satu cara efektif validasi ide. Dengan bertanya pada orang yang ahli, kamu akan mendapatkan pemahaman tentang hal yang mungkin tampak rumit atau yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini