Founder, co-founder, CEO: sebenernya apa bedanya ya? Ketika berbicara tentang istilah-istilah ini, penting untuk memahami perbedaan peran dalam startup. Ini jadi membingungkan karena satu orang bisa memiliki banyak peran, misalnya sebagai founder sekaligus CEO.
Mungkin kamu bertanya-tanya, “apa itu co-founder?” atau “apa bedanya antara founder dan co-founder?” Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan poin-poin paling penting untuk memahami perbedaannya.
Bisakah sebuah perusahaan memiliki founder dan co-founder sekaligus?
Jawabannya: tentu saja. Sebuah bisnis bisa memiliki founder dan co-founder secara bersamaan. Di komunitas startup, seorang founder adalah orang yang mendirikan bisnis, hingga mengubah ide-ide menguntungkan menjadi keuntungan nyata. Founder membangun struktur bisnis dan bekerja untuk memulainya.
Para pengusaha yang memulai bisnis sendirian disebut “solo founder.” Jika beberapa orang terlibat dalam peluncuran perusahaan, maka mereka semua bisa mendapatkan gelar “co-founder.”
Dalam beberapa kasus, perusahaan bisa memiliki founder dan satu atau lebih co-founder. Penentuan gelar tergantung pada waktu pasti kapan kamu mempekerjakan anggota tim awal.
Sebagai contoh, bayangkan kamu membuat startup sendirian, sehingga kamu punya gelar “founder.” Beberapa bulan kemudian, kamu memutuskan mencari co-founder untuk melengkapi keahlian tertentu. Dalam kasus ini, kamu masih bisa disebut “founder” dari startup. Namun, mitra bisnismu akan disebut “co-founder” (tapi mungkin bukan “founder”).
Di sisi lain, bayangkan kamu memutuskan untuk membuat startup bersama dua teman sekelas dari sekolah bisnis. Dalam kasus ini, kalian bertiga terlibat sejak awal proyek, jadi kalian semua mendapatkan gelar “co-founder.” Namun, tidak tepat untuk menyebut salah satu dari kalian sebagai “founder” tunggal, karena kalian semua berperan dalam mendirikan bisnis tersebut.
Apakah founder lebih tinggi daripada co-founder?
Dilihat dari situasi yang dijelaskan di atas, mungkin (meskipun tidak pasti) seorang founder startup lebih “tinggi” daripada co-founder.
Jika sebuah startup memiliki founder dan co-founder, kemungkinan founder adalah pencipta asli perusahaan, sedangkan co-founder bergabung belakangan. Misalnya, banyak founder startup punya ide bisnis bagus, tapi membutuhkan co-founder teknis yang bisa membantu merealisasikannya. Orang-orang ini mencari co-founder yang bisa melengkapi keahlian mereka.
Namun dalam arti apa kita bisa mengatakan bahwa founder startup dan co-founder “lebih tinggi” satu sama lain? Ada dua kemungkinan:
Salah satu orang memiliki ekuitas lebih besar di bisnis daripada yang lain. Ini sering terjadi saat co-founder bergabung dengan perusahaan pada waktu yang berbeda. founder asli mendapatkan bagian ekuitas terbesar, sementara co-founder yang bergabung kemudian mendapatkan bagian yang lebih kecil tergantung pada tingkat kontribusinya.
Salah satu orang berada di hierarki bisnis lebih tinggi daripada yang lain. Co-founder biasanya mendapatkan peran di tim eksekutif perusahaan, seperti CTO (chief technical officer) atau COO (chief operating officer). Posisi tertinggi adalah CEO (chief executive officer), seperti yang akan kita bahas pada bagian berikutnya.
Siapa yang lebih tinggi, CEO atau founder?
Status “founder” atau “co-founder” mencerminkan fakta sejarah tentang siapa yang bertanggung jawab atas pembuatan bisnis. Oleh karena itu, ini adalah gelar yang permanen dan tidak bisa dicabut nanti.
Sementara itu, CEO adalah karyawan dengan jabatan tertinggi dalam bisnis. Orang ini bertanggung jawab untuk membuat keputusan strategis tingkat atas untuk mewujudkan visi perusahaan. Penting untuk diingat, menjadi CEO adalah pekerjaan, bukan gelar permanen.
Tidak seperti CEO, status “founder” tidak memberi seseorang wewenang formal dalam bisnis. Bahkan, banyak founder yang berpisah dengan bisnis yang mereka dirikan setelah tidak setuju tentang arah perusahaan.
Tentu saja, satu orang bisa menjadi founder/CEO sekaligus, terutama pada awal founderan startup. Namun, saat perusahaan semakin matang, founder sering memberi kesempatan pada CEO lain.
Namun ini tidak berarti founder benar-benar menghilang dari bisnis. founder dan co-founder masih bisa memiliki peran lain seperti anggota dewan, pemegang saham, dan bahkan karyawan.
Salah satu contoh adalah Larry Page dan Sergey Brin, co-founder Google, yang dulunya menjabat sebagai CEO dan presiden perusahaan. Mereka masih menjadi pemegang saham pengendali dan juga tetap menjadi anggota dewan direksi Google.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini