Seorang pendiri, ketua tim, hingga anggota startup sekalipun, pasti akan membutuhkan keterampilan menulis sesuai dengan bidang yang dijalaninya. Ilmu menulis dalam bidang bisnis dibutuhkan ketika sedang menyusun email untuk rekan kerja, membuat laporan penting untuk dewan, atau menulis ucapan terima kasih untuk pelanggan. Di bawah ini ada lima hal yang dapat kamu manfaatkan untuk memikat pembaca dan membantu pesanmu semakin melekat di benak mereka. Ini ditulis berdasarkan artikel yang dimuat dalam Harvard Business Review dan ditulis oleh Bill Birchard, seorang penulis dan pelatih menulis yang telah bekerja sama dengan banyak pebisnis sukses. Berikut adalah rangkumannya.
1. Simplicity/kesederhanaan
Menulis kalimat yang sederhana lebih mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat yang pendek, kata-kata yang familiar, dan sintaksis yang sederhana membuat pembaca tidak perlu mengerahkan banyak tenaga untuk memahami maksudmu. Sebaliknya, kalimat majemuk atau bertingkat atau kalimat pasif dapat memotong akurasi pemahaman sebesar 10% dan membutuhkan sepersepuluh detik lebih lama ketika orang membacanya.
Contohnya, daripada menulis ‘profit disukai oleh investor’, akan lebih baik diganti dengan ‘investor menyukai profit’. Tips untuk menulis sederhana adalah dengan membuang kata-kata asing dan menggunakan kalimat aktif. Taktik lainnya adalah mengunggulkan apa yang benar-benar penting dan membuang detail yang terlalu panjang.
2. Specificity/kekhususan
Memilih kata yang spesifik pada tulisan dapat membangkitkan petak sirkuit. Lebih baik memilih ‘merpati’ dibandingkan ‘burung’, atau menghapus ‘makanan’ dan memilih ‘nasi goreng’. Menurut penelitian, kata-kata yang lebih spesifik berhasil mengaktifkan lebih banyak neuron di bagian visual dan jalur motorik otak daripada kata-kata umum, yang berarti kata-kata tersebut membuat otak memproses makna dengan lebih kuat.
Menggunakan bahasa yang lebih jelas dan gamblang akan memberi penghargaan kepada pembaca. Trik lainnya yang bisa kamu gunakan adalah menampilkan frase singkat yang mudah diingat untuk membantu pembaca mempertahankan pesan yang kamu sampaikan. Misalnya ‘tipping point’ dari Malcolm Gladwell. Frasa ‘blue ocean strategy’ dari Guru manajemen W. Chan Kim dan Renée Mauborgne, serta ; essayist Nassim Nicholas Taleb, “black swan event.”
Taktik spesifisitas lainnya adalah memberi pembaca frase singkat yang mudah diingat untuk membantu mereka mempertahankan pesan Anda. Malcolm Gladwell menciptakan “titik kritis”. Guru manajemen W. Chan Kim dan Renée Mauborgne datang dengan “strategi samudra biru”; penulis esai Nassim Nicholas Taleb, “peristiwa angsa hitam”.
3. Surprise/kejutan
Pembaca ternyata menyukai kejutan. Dilihat dari sisi sains, otak terhubung untuk membuat prediksi tanpa henti, termasuk menebak kata berikutnya yang muncul di setiap baris teks. Untuk itu, kamu perlu menyelipkan beberapa kejutan yang membuat pesanmu melekat di benak pembaca. Dengan kejutan, pembaca akan menelusuri, mempelajari, dan menyimpan informasi yang didapatkannya. Memberi kejutan juga dapat berupa menyuguhkan pembaca hal-hal yang baru serta menggunakan permainan kata yang tidak biasa.
4. Stirring language/menggunakan bahasa yang ‘emosional’
Untuk memikat hati pembaca, jangan mengandalkan kalimat yang membujuk lewat logika. Kamu dapat ‘membius’ pembaca dan membuat mereka merasa hanyut ketika membaca tulisanmu. Itu artinya, pembaca merasa fokus dan berusaha memahami tulisanmu. Tipsnya, kamu dapat menggunakan bahasa yang cenderung emosional, daripada logika (akan tetapi, perhatikan konteks bacaaannya juga, ya). Dalam ilmu sains, otak memproses konotasi emosional sebuah kata dalam waktu 200 milidetik setelah membacanya. Itu jauh lebih cepat daripada arti yang kita pahami. Jadi, ketika kita membaca materi yang bermuatan emosi, kita secara refleks bereaksi dengan perasaan. Misalnya perasaan takut, gembira, kagum, muak, dan lain-lain, karena otak kita telah dilatih untuk merespons dengan cara seperti itu. Contohnya, daripada menulis tentang ‘menantang persaingan’, kamu bisa menggunakan kalimat ‘mengecoh persaingan’, atau menggunakan kiasan lain sebagai metafora.
5. Social content/konten sosial
Menurut studi, otak manusia menginginkan sebuah hubungan, bahkan dalam apa yang kita baca. Beberapa unsur menarik yang bisa dimasukkan dalam bahan tulisan adalah deskripsi tentang orang, pemikiran orang, dan lain-lain yang memuat konten sosial. Bagian yang menyebutkan tentang orang atau kegiatan yang dilakukan, akan mengaktifkan otak serta menafsirkan sinyal sosial. Beberapa cara agar pembaca dapat terhubung denganmu serta tulisanmu adalah mengungkapkan lebih banyak hal atau jejak diri di dalamnya. Kamu dapat menuliskan suara atau pendapat, sudut pandang manusia, pandangan dunia, kosa kata, kecerdasan, sintaksis, hingga ritme puitis. Trik lainnya untuk melibatkan pembaca adalah menggunakan kata ganti orang kedua (kamu atau Anda).
Kelima hal tadi dapat kamu manfaatkan untuk dapat melibatkan pembaca ke dalam tulisan untuk tujuan bisnismu. Itu terbukti karena relevan dengan ilmu sains dan cara kerja otak manusia. Kelima hal tersebut apabila digunakan dengan tepat dapat memicu respons saraf dan membuat otak semakin memahami bacaan atau semakin terlatih. Selamat mencoba, ya!
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini