Ketika berbicara tentang akuisisi pelanggan, maka kita perlu menilik komentar menarik yang datang dari pakar growth hacking yaitu Brian Swichkow, yang merupakan founder Ghost Influence. Menurut Swichkow, strategi akuisisi pelanggan memiliki kemiripan dengan strategi kencan. Ada tahapan di mana merek perlu melakukan pendekatan dengan pelanggan, hingga di momen tertentu, mereka yakin untuk melakukan konversi. Di bawah ini adalah beberapa tips yang dikutip dari artikel startups.com
Aturan pertama: tidak terburu-buru
Jika dalam pertemuan pertama dengan pelangganmu, kamu sudah menyuruhnya untuk membeli produkmu, kira-kira apa yang akan dilakukan mereka? Pilihannya ada dua, bisa menolak dengan halus, atau menolak tegas dan kabur dari hadapanmu. Layaknya ketika akan berkencan, pasti seseorang akan berkenalan dahulu dengan calon pasangannya. Seperti itu juga yang terjadi ketika melakukan akuisisi pelanggan. Interaksi pertama sangat penting. Jadi, kamu bisa pikat hati mereka dengan pelan-pelan.
Menurut Aaron Zakowzski, founder Zammo Digital Marketing, kamu bisa memulai dengan menawarkan komitmen paling rendah, di mana kamu tidak mengharapkan calon pelanggan untuk melakukan terlalu banyak aktivitas dalam interaksi pertamanya. Misalnya dengan mengunduh e-book atau memasukkan alamat e-mail. Komitmen rendah seperti itu memberi pelanggan kesempatan untuk bersikap ramah kepadamu. Hal tersebut juga memberimu kesempatan untuk membangkitkan minat mereka sebelum mereka memberikan komitmen yang lebih besar, alias melakukan konversi. Ada satu hal lagi yang penting dalam fase ini, yaitu jangan pernah memaksakan kehendak pelanggan.
Aturan kedua: berempati terhadap pelanggan
Menurut Brian Swichkow, ketika mengembangkan pengalaman untuk audiensmu, cobalah untuk meluangkan waktu sejenak. Tujuannya agar kamu dapat mempertimbangkan apa saja yang cocok dan dapat ditawarkan pada mereka. Misalnya, ketika kamu akan membuat Facebook Ads atau banner ads di situs favorit mereka, cobalah untuk menanyakan pada diri sendiri tentang bagaimana perasaan mereka ketika melihat iklanmu. Selanjutnya, kamu dapat mencoba memahami pengalaman mereka dan mengembangkan ‘action’ lain untuk bertindak ke langkah berikutnya.
Aturan ketiga: jadi diri sendiri
Unsur penting yang harus dimiliki ketika sedang mengakuisisi pelanggan adalah keaslian. Ini dapat dimulai sejak hari pertama saat kamu berinteraksi dengan mereka. Beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh John Doherty, founder dari Credo, yang sebaiknya kamu pertimbangkan adalah, “Apakah kamu menetapkan harapan kepada pelanggan?”
“Apa yang akan pelanggan dapatkan darimu?”
“Bagaimana caramu memperkenalkan diri dengan pelanggan?”
Pertanyaan di atas berkaitan dengan connecting. Karena orang terhubung dengan orang, bukan terhubung dengan merek. Maka, jadilah merek yang relevan dan mewakili audiensmu.
Analoginya, membina hubungan dengan pelanggan (akuisisi pelanggan) sama seperti mencintai seseorang dengan setia. Tunjukkan bahwa kamu memiliki cinta dengan tulus, punya niat baik. Tunjukkan bahwa kamu memiliki sesuatu (hal berharga) yang pantas untuk ditawarkan dan dimiliki pelanggan. Kemudian yang terakhir, jangan pernah memaksa dan melakukan cara curang ketika ingin mendapatkan pelanggan.
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini