Ketika membuat iklan, tentu kita sebagai pemilik merek ingin menampilkan dan mempromosikan aspek terbaik dan ter-wow yang dimiliki, bukan?
Tapi, bagaimana jika dilihat dari sudut pandang pesaing, mereka tentu juga melakukan hal yang sama. Itu artinya, semua iklan di mata audiens terlihat sama. Namun, itu akan terlihat berbeda jika kamu menjadikan pelanggan sebagai pahlawan kampanye dan aset bagi merekmu.
Pemasaran yang berfokus pada pelanggan artinya kamu sangat memahami audiens, mengetahui minat mereka, kebutuhan paling besar, kegelisahan yang mereka rasakan, dan sebagainya.
Kamu perlu memposisikan pelanggan sebagai pahlawan, dan dirimu sendiri sebagai aset. Ini menciptakan efek bahwa produkmu adalah hal yang paling dibutuhkan oleh mereka. Misalnya, jika produkmu adalah aplikasi teknologi, maka kejarlah tujuan agar pelanggan merasa terbantu dengan aplikasimu, daripada menjelaskan semua hal hebat yang dapat dilakukan oleh produkmu.
Kemudian, untuk dapat mengkonversi iklan menjadi penjualan, tim pemasaran perlu terhubung dengan pelanggan. Ini artinya, keduanya harus memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi.
Kamu dapat mempraktikkannya lewat bercerita. Ciptakan cerita yang membuat pelanggan benar-benar terhubung dan membuat mereka menjadi pemeran penting dalam cerita tersebut. Pertimbangkanlah untuk berinvestasi pada pengumpulan data yang berhubungan dengan pemasaran, seperti mengelompokkan audiens berdasarkan minat, pendapatan, pekerjaan, hobi, dan lain-lain. Apabila merek memiliki keterbatasan biaya, maka kamu perlu ‘menyentil’ audiens dengan cerita hebat yang membuat mereka terkesan dan ‘hidup’ lewat cerita tersebut.
Rahasia berikutnya adalah, pelanggan pada umumnya cenderung tertarik pada merek yang berpikiran sama dengan mereka. Itu artinya kedua belah pihak memiliki visi dan misi yang sama. Ini meningkatkan peluang keterlibatan yang tinggi. Jika kamu memposisikan diri seperti pelanggan yang ingin kamu pikat, maka kamu punya kesempatan besar untuk menarik dan mempertahankan minat mereka.
Salah satu caranya dengan berbicara seperti layaknya pelangganmu berbicara. Kamu dapat memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan keterlibatan. Pasang telinga baik-baik dan dengarkan keluh kesah mereka. Kamu perlu memperhatikan, mencatat, dan mengevaluasi ide yang mereka ungkapkan, percakapan yang dianggap pelanggan paling menarik, hingga kekhawatiran yang mereka bagikan. Selanjutnya, tugas besarmu adalah menyesuaikan pesan dan respon tentang produk agar relevan dengan percakapan tersebut.
Banyak bisnis yang gagal karena tidak dapat berkomunikasi efektif dengan pelanggannya. Itu karena mereka tidak mampu membuat pelanggan merasa diakui, dianggap, merasa terhubung, dan menganggap bahwa mereka tidak diajak untuk terlibat. Untuk menghindari hal itu, kamu bisa mempraktikkan tips di atas, ya. Semoga berhasil hingga garis terdepan!
. . .
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah upaya bahu membahu penggerak ekosistem startup digital Indonesia untuk saling terkoneksi, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Diinisiasi sejak 2016, gerakan ini diharapkan mendorong terciptanya mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. #1000StartupDigital memberikan pembinaan bagi calon founder untuk membentuk tim, membuat MVP, hingga meluncurkan produknya ke pasar.
Karena Indonesia maju, #MulaiDariKamu!
Bagikan artikel ini